Home » , » Perkembangan Islam di Nusantara

Perkembangan Islam di Nusantara

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Kamis, 17 Januari 2013 | 05.37


Periode perkembangan Islam, di Nusantara yang mengambil waktu abad ke-13, sering dikacaukan sebagai periode masuknya agama Islam ke Nusantara. Masuknya terjadi pada abad ke-7 M, perkembangannya terjadi ditandai dengan danya kekuasaan politik yang menata masyarakat Islam. Hal ini dimulai pada abad ke-9 M, ditandai dengan berdirinya Perlak. Kemudian sejarah menjelaskan adanya Leran Gresik Jawa Timur di bawah pimpinan Fatimah binti Maimun Hibatullah pada bad ke- 11 M. [1] Dua abad sebelum didirikannya kekuasaaan Majapahit yang mengambil lokasi di Trowulan Mojikerto Jawa Timur pada 1292 M.
Masuk dan perkembangan Islam di Indonesia mempunyai ciri tersendiri. Tidak sebagaimanan yang digambarkan oleh sementara penulis sejarah. Sebaliknya dinyatakan oleh Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam, kedatangannya bukanlah bertindak sebagai penakluk seperti halnya Spanyol di abad ke-16 M. Juga tidak menggunakan pedang sebagai alat memaksa pemindahan agama, atau merebut kekuasaan politik pribumi yang telah ada sebelumnya. Melainkan sebagai pedagang yang mengerahkan segenap kemampuannya dan peradabannya untuk dibaktikan mengembangkan ajaran Islam.[2] Menurut istilah R.A. Kern dalam De Islam In Indonesia penyebaran Islam sebagai the penetration facifique - penetrasi secara damai.[3]

Selain sesuai dengan perkembangan Tarekat mulai mempunyai pengaruh besar di abad ke-6 dan 7 H, di Indonesia gaya perkembangan Islamnya menempuh cara yang sama. Oleh karena itu, Dr. Mukti Ali menyatakan keberhasilan pengembang Islam di Indonesia adalah melauli Tarekat dan Tasawuf. Sejak masuknya Islam bangsa Indonesia mengenal ahli fiqih (fuqoha), ahli theology (mutakallimun), namun yang sangat terkenal dalam sejarah adalah Syaikh al Thariqah :
            Hamzah Fansuri,
            Syamsyudin dari Pase,
Nur al Raniri, Abd al Rauf Singkel.

Kemudian menyusul nama Syaikh Tarekat antara lain ;
            Syaikh Yusuf Tajul Khalwati,
            Sayikh Abdus Shamad al Palimbangi,
Sayikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein al Banjari,

Pengembang Islam yang terkenal pula sebagai Wali Sanga, sangat dikenal oleh masyarakat Islam Indonesia. Bekerja secara kolektif dengan membagi wilayah dakwahnya atas tiga bagian, dengan pembagian rasionya 5;3;1.

Untuk pengembangan Islam di Indonesia Timur dari Jawa Timur dipimpin oleh lima orang Wali :
Maulana Malik Ibrahim di Gresik
Sunan Ampel atau Sunan Rahmat di Surabaya
Sunan Giri di Gresik
Sunan Bonong atau Mahdum Ibrahim di Tuban
Sunan Drajat di Sedayu dekat Gresik

Untuk wilayah Indonesia Tengah pengembangannya dipimpin dari Jawa Tengah oleh tiga Wali :
Sunan Kudus di Kudus
Sunan Kalijaga atau Sunan Lepen di Demak
Sunan Muria di Muria dekat Kudus.

Penembangan Islam di Indonesia Barat akibat Agama Islam dating dari barat maka cukup dipimpin oleh seorang Wali berkedudukan di Cirebon, Sunan Syarif Hidayatullah yang dikenal kemudian setelah wafat sebagai Sunan Gunung Jati.

Dari keterkenalan nama-nama Wali Sanga ini ditengan masyarakat Islam Indonesia, sebagai indicator bahwa penyebaran Islam di Indonesia dapat diterima oleh masyarakat Indonesia melalui Tarekat. Apalagi sikap hidup dari Syaikh Tarekat yang berpihak pada kepentingan rakyat, nama dan ajarannya sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan pemikiran islamnya rakyat serta para penguasa eksekutif.




[1] N.A. Baloch, The Advent of Islam in Indonesia, National Institute of Historical and Cultural Research, Islamabad, 1990, hal. 29.
[2] Dr. A. Mukti Ali, The Spread of Islam In Indonesia. Nida Jogyakarta, 1970, hal. 10.
[3] Ibid.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger