Latest Post

MAKNA KHULAFAAIR ROOSYIDIINA

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Minggu, 17 Maret 2019 | 18.55

MAKNA KHULAFAAIR-ROOSYIDIIN

Khulafa : Pemimpin Jama'
Khalifah : Pemimoin Tunggal (Mufrod).
Khilafah : Kepemimpinan (sistem).

Maka dengan demikian, makna hadits di bawah ini :

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Uushikum bit-taqwallohi was-sami'i wath-thoo'ati wain 'abdan Habsyiyyan fa innahu man ya'isy min kum ba'dii, fa sayaro ikhtilaafan katsiiron, *fa 'alaikum bi sunnati wa sunnatil khulafaa-il mahdiyyiina ar-roosyidiina.* Tamassakuu bihaa wa 'adh-dhuu 'alaihaa binnawaa jidzi iyyaakum wa muhdatsaatil umuri fa inna kulla muhdatsatin bi'atun kullu bi'atunn dholaalatun
Artinya, "Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun (ia) seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. *Maka wajib bagi kamu berpegang kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus.* Peganglah, dan giggitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat". (H.R Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi, 2676; ad-Darimi; Ahmad; dan lainnya dari al-‘Irbadh bin Sariyah).

Berdasarkan hadits tersebut maka, _khulafaqirroosyidiina_ itu bukan hanya Sahabat yang Empat (Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali) saja, melainkan Khalifah-khalifah yang Mursyid (Silsilah TQN PPS) berikut ini :

Mulai dari Khalifah yang Empat, yaitu :

4.   Sayyidunaa 'Aliy karomalloohu wajhah

5.   Sayyiduna Husain rodliyalloohu 'anhu

6.   Sayyidunaa Zainal 'Abidin rodliyalloohu 'anhu

7.   Sayyidunaa Muhammad Baaqir rodliyalloohu 'anhu

8.   Sayyidunaa Ja'far Shodhiq rodliyalloohu 'anhu

9.   Sayyidunaa Imam Musa al-Kaadhim rodliyalloohu 'anhu

10. Syekh Abul Hasan 'Ali bin Musa al-Ridho rodliyalloohu 'anhu

11. Syekh Ma'ruuf al-Karkhi rodliyalloohu 'anhu

12. Syekh Sirris Saqothi rodliyalloohu 'anhu

13. Syekh Abul Qosim Junaidil Baghdadiy rodliyallohu 'anhu

14. Syekh Abu Bakrin Dilfisy-Syibli rodliyalloohu 'anhu

15. Syekh Abul Fadl-li ao 'Abbdul Waahid at-Tamiimii rodliyalloohu 'anhu

16. Syekh Abdul Faroj at-Thurthuusi rodliyalloohu 'anhu

17. Syekh Abul Hasan Alii bin Yuusuf al- Qirsyi al Hakaarii rodliyalloohu 'anhu

18. Syekh Abuu Sa'iid al Mubarok bin Alii Makhzuumii rodliyalloohu 'anhu

19. *Syekh 'Abdul Qoodir Al Jaelani Qoddasalloohu sirrohu*

20. Syekh 'Abdul 'Aziiz rodliyalloohu 'anhu

21. Syekh Muhammad al-Hattaak rodliyalloohu 'anhu

22. Syekh Syamsuddin rodliyalloohu 'anhu

23. Syekh Syarofudiin rodliyalloohu 'anhu

24. Syekh Nuuruddiin rodliyalloohu 'anhu

25. Syekh Waliyuddiin rodliyalloohu 'anhu

26. Syekh Hisaamuddiin rodliyalloohu 'anhu

27. Syekh Yahya rodliyalloohu 'anhu

28. Syekh Abuu Bakar rodliyalloohu 'anhu

29. Syekh Abdurrohiim rodliyalloohu 'anhu

30. Syekh 'Ustman rodliyalloohu 'anhu

31. Syekh 'Abdul Fattah rodliyalloohu 'anhu

32. Syekh Muhammad Murood rodliyalloohu 'anhu

33. Syekh Syamsuddiin rodliyalloohu 'anhu

34. *Syekh Ahmad Khootib Syambaasi rodliyalloohu 'anhu*

35. *Syekh Tholhah rodliyalloohu 'anhu*

36. *Syekh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad rodliyalloohu 'anhu*

37. *Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin rodliyalloohu 'anhu*

38. *Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsabandi Al Kamil Mukammil Al Muwaffaq Qoddasalloohu Sirrohu*

Lima (5) Mursyid yg terakhir berasal dari *Nusantara;* _Sambas, Kalimantan, Cirebon, Tasikmalaya, dan Ciamis._

Walaupun dari Nusantara, bahkan Ciamis sekalipun, mereka itulah _Khulafaair-roosyidiin_ (Khalifah yang Mursyid).

Tidak ada keharusan khalifah yg mursyid itu harus dari orang Arab. Coba kita simak dari hadits berikut :

Sebelum Rasulullah wafat, beliau memberikan khutbah di saat haji wada’. Pesan ini sangat penting karena isinya universal. Saya kutip sebagian teksnya dari Musnad Ahmad (Hadts Nomor 22391):

‎وعن أبي نضرة قال: «حدثني من سمع خطبة النبي صلى الله عليه وسلم في وسط أيام التشريق فقال: ” يا أيها الناس، إن ربكم واحد وأباكم واحد، ألا لا فضل لعربي على عجمي، ولا لعجمي على عربي، ولا أسود على أحمر، ولا أحمر على أسود إلا بالتقوى، أبلغت؟ “. قالوا: بلغ رسول الله صلى الله عليه وسلم.
Dari Abu Nadhrah telah menceritakan kepadaku orang yang pernah mendengar khutbah Rasulullah SAW ditengah-tengah hari tasyriq, beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu, dan ayah kalian satu (maksudnya Nabi Adam). Ingatlah. *Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam (non-Arab) dan bagi orang ajam atas orang Arab,* tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apa aku sudah menyampaikan?” mereka menjawab: Iya, benar Rasulullah SAW telah menyampaikan.”

Demikianlah keterangan ini saya sampaikan, sehingga tidak ada lagi yang menyangsikan Ajaran TQN Suryalaya ini, sanadnya bersambung kepada Rosululloh Saw. dengan Silsilah-nya yang jelas.

Disampaikan oleh,
Mahmud J. Al Maghribaen

Ciputra Hospital, 18-03-2019

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Senin, 04 Maret 2019 | 17.51

GEJOLAK HATI KETIKA MENDENGAR SUARA

Di dalam Kitab Sirrul Asror, Tuan Syekh Abdul Qodir al Jailani, Qs. mengatakan :
Gejolak Qolbu (al wajdu) dan Gejolak Pendengaran (as simaa') adalah dua sarana yang melahirkan gerak jiwa; sebagaimana hal itu muncul di dalam qolbu para perindu Alloh Swt. dan para ahli ma'rifat. Keduanya adalah makanan para kekasih Alloh Swt. dan Vitamin bagi para pencari Alloh Swt.

Dari Nabi Saw. :
اَنَّ السِّمَاعَ لِقَوْمٍ فَرْضٌ وَلِقَوْمٍ سُنَّةٌ وَلِقَوْمٍ بِدْعَةٌ
An nassimaa'a liqaumin fardhun, wa liqaumin sunnatun, wa liqaumin bid'atun.
"Merasakan gejolak pendengaran (as Simaa') bagi sebagian kaum adalah fardhu, bagi sebagian lain sunnah, dan sebagian lainnya adalah bid'ah".

Fardhu bagi orang-orang yang khowas, sunnah bagi kekasih Alloh, dan bid'ah bagi orang-orang yang lalai.

Pengersa Abah Aos menyampaikan, "Perhatikan, jangan sepelekan suara, kalau saja setelah Nabi menerima wahyu "Iqro'" di Gua Hiro' beliau tidak bersuara, maka jangankan kepada kita di sini, kepada Khodijah saja Dzikir ini tidak akan sampai".

Suara terindah, terbaik, teragung adalah suara Laa Ilaaha Illalloh. Sebagaimana Firman Alloh Swt. Dalam Quran Surat Ibrohim ayat 24 :

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Kalimatan Thoyyibatan itu ialah Laa Ilaaha Illalloh yang telah diperintahkan Alloh untuk disuarakan sebagaimana Firman-Nya dalam Quran Surat Muhammad ayat 19 :

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah (Laa Ilaaha Illalloh) dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.

Dengan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallloh maka dapat menghapus dosa-dosa kita kepada Alloh walau sebanyak buih di lautan. Dan dengan kalimat Laa Ilaaha Illaloh pulalah diangkatnya amal sholeh kita kepada Alloh Swt. Sebagaimana Firman Alloh dalam Quran Surat al Fathir ayat 10 :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ ۚ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ وَمَكْرُ أُولَٰئِكَ هُوَ يَبُورُ
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.

Kalimatuththoyyibu itu adalah Laa Ilaaha Illalloh. Dengan kalimat itu amal sholeh kita dibawa naik ke hadhirat Alloh Swt.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ تَعَالَى مَا يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ
Innal 'abda laitakallam bil kalimati man ridhwaanilllaah ta'alaa maa yulqii lahaa baalan yarfa'uhullohu bihaa darojaatin
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari apa yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala yang dia tidak menganggapnya (bernilai) ternyata Allah  subhanahu wa ta’ala mengangkat derajatnya karenanya.” (HR. al-Bukhari no. 6092).

Itulah suara merdunya dzikir. Dzikir lisan (bersuara) untuk mengingatkan hati (menghidupkan dzikir qolbi) sehingga tumbuh rasa cinta di hati (gejolak qolbu) kepada yang diingatnya yaitu Alloh Swt.

Nabi bersabda :
كَمَا قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّی اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ لَاوَجْدَله
Wa qoola sholallohu'alihi wa sallam, "Man lam yataharrok bissimaa'i wa asy'aarihi warrobii'i wa azhaarihi wal 'audi wa autaarihi fa haadzaa faa sidul mizaahi. Laisa lahuu 'ilaajun.
"Orang yang tidak tergerak jiwanya karena mendengar syair-syair indah, melihat musim semi dan semerbak bunganya, kayu dengan suara merdu taluannya, adalah orang yang rusak kepekaan rasanya (mizaah). Tidak ada obat untuk orang seperti ini.

Hanya orang kafir dan orang yang mempunyai penyakit di hatinya yang tidak senang mendengar suara Dzikir kepada Alloh.
Firman Alloh dalam Al Qur'an Surat Al Fath : 26 :
إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَىٰ وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Artinya, "Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".

Suara dzikir itu irama, hanya seorang perundulah yang dapat menikmati iramanya.
Nabi bersabda :
مَنْ لَاوَجْدَالَهُ لَا دِيْنَ لَهُ
Man laa wajda lahuu laa diina lahuu
"Orang yang tidak merasakan gejolak qolbu maka kurang agamanya".

Pagi yang sejuk, 5 Maret 2019
Mahmud J. Al Maghribaen



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger