Latest Post

MAKNA "HALAL BI HALAL"

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 03 Agustus 2016 | 03.27

Halal Bihalal adalah budaya di Indonesia, khususnya umat Islam setelah melaksanakan Puasa Romadhan, sebagian umat Islam melaksanakan acara Halal Bihalal, baik di lingkungan perumahan, di Instansi dan tempat kerja masing-masing.

Menurut M. Quraish Shihab di dalam bukunya yang berjudul Membumikan Al Qur'an (lihat : http://www.islamnyamuslim.com/2013/07/pengertian-dan-makna-halalbihalal.html), setidaknya ada tiga pengertian Halal Bihalal, yaitu :
  1. Kata Halal Bihalal berasal dari kata 'halla' atau halal yang bisa berarti menyelesaikan persoalan atau problem, meluruskan benang kusut, mencairkan air yang keruh, dan melepaskan ikatan yang membelenggu.
  2. Kata Halal digunakan sebagai lawan dari kata haram dan makruh. Dengan pengertian ini maka Halal Bihalal mengandung arti kekinian setiap orang yang berhalalbihalal untuk membebaskan diri dari perbuatan yang haram dan makruh, atau membebaskan diri dari perbuatan dosa.
  3. Kata Halal Bihalal bisa digunakan untuk menjelaskan pesan yang dikandung oleh tradisi tersebut. Dalam konteks ini halalbihalal merupakan media yang paling efektif untuk merajut kembali hubungan yang membeku dengan cara saling memaafkan dan menyadari kekhilafan masing-masing.
Setelah bulan Romadhan berlalu, memasuki bulan Syawal, khususnya tanggal 1-2 Syawal ('Idul Fitri), umat Islam di saling kunjung-mengunjungi untuk saling maaf-memaafkan (Halal Bihalal). Dalam berhalal bihalal, sebagai ungkapan rasa, masyarakat Islam terbiasa mengucapkan "Minal 'Aidin wal Faaizin, mohon maaf lahir dan batin".

Tentang Maaf-Memaafkan
Di kalangan umat Islam, masih banyak yang memahami, bahwa kewajiban kita adalah meminta maaf, bukan memaafkan kesalahan orang lain. Pemahaman yang benar adalah, kita harus memaafkan kesalahan orang lain, bahkan sebelum orang tersebut meminta maaf kepada kita.

Firman Alloh Swt., "... Fa'fu'anhum wastghfirlahum..." Artinya, "Karena itu maafkanlah mereka, dan mohonkanlah ampun bagi mereka". (QS. Ali Imron (3) : 159).

Sangat jelas dalam ayat tersebut bahwa, kita selaku umat Islam, diperintahkan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebagaimana Firman Alloh Swt. "Khudzil afwa wa'mur bil 'urfi wa a'ridh 'aanil jaahiliina". Artinya, "Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh".

Juga Firman Alloh Swt., "...Wal ya'fuu wal yashfahuu alaa tuhibbuuna ayyaghfirollohu lakum..". Artinya, ".. Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?".

Namun demikian, bahaya dosa kepada sesama manusia sangatlah besar. Bahkan Alloh tidak akan mengampuni dosa hamba sesama manusia, sebelum manusia tersebut saling maaf-memaafkan, sebagaimana Hadits Rasululloh Saw. dari Anas bin Malik r.a. : "Kezaliman itu terbahagi kepada tiga. Pertama kezaliman tidak diampunkan Allah. Kedua kezaliman diampunkan Allah dan ketiga kezaliman yang Allah tidak ikut campur dalam hal itu. Kezaliman tidak diampunkan Allah adalah syirik. Kezaliman diampunkan Allah adalah dosa manusia ke atas dirinya dan tuhannya. Kezaliman yang Allah tidak ikut campur adalah dosa di antara manusia dengan manusia, sehingga mereka menyelesaikannya terlebih dulu".

Hadits Rosululloh Saw. "Barangsiapa yang mempunyai kezhaliman kepada saudaranya mengenai hartanya atau kehormatannya, maka diminta dihalalkanlah kepadanya dari dosanya itu sebelum datang hari di mana nanti tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), di mana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada lagi amal kebaikannya, maka akan diambil dari dosa orang yang teraniaya itu, lalu dipikulkan kepada orang yang menganiaya itu” (HR. Bukhari).

Berkata Sayyid Abah Aos, "Ada dosa yang tidak diampuni oleh Alloh, tapi bisa hilang karena diambil oleh orang lain, manakala ia dighibah maka dosanya dipikul oleh orang yang mengghibahnya".

Terkait dengan hal ini, ada orang yang berkata, "Yang penting kan saya sudah minta maaf, kalau dia tidak memaafkan, itu urusan dia". Ungkapan ini, kalau ditelaah tidaklah sesederhana itu, justru kita harus khawatir kalau-kalau kesalahan kita tidak dimaafkan olehnya. Maka dari itu, berhati-hatilah kita dalam bertindak, jangan sampai kita zholim terhadap orang lain.

Tentang Minal 'Aidin wal Faaizin
Secara bahasa, minal 'aidin artinya adalah 'orang-orang yang kembali', sedangkan wal faaizin, adalah 'menang/beruntung'.

Tentang ucapan ini, sebagian umat Islam mempermasalahkan ucapan ini, bahkan ada yang menuduh bahwa ucapan tersebut adalah termasuk perkara yang Bid'ah. Mengingat tidak ada satu riwayat pun dari Nabi Muhammad Saw. tentang bagaimana ucapan beliau ketika bersalaman di Hari Raya 'Idul Fitri. Namun ada riwayat dari para Sahabat, bahwa mereka mengucapkan, "Taqobbalallohu Minna wa Minkum". Artinya, "Semoga Alloh menerima amalku dan amal kalian".

Sebenarnya tidaklah salah kalau kita mengucapkan Minal 'Aidin Wal Faazin, kalau hal tersebut kita yakini sebagai Do'a kita kepada orang yang kita ajak bersalaman. Yang salah adalah, jika ucapan tersebut kita yakini sebagai aturan Syar'i yang dicontoh oleh Rosululloh Saw. Sepanjang hal tersebut kita yakini sebagai doa, maka ucapan tersebut bukanlah termasuk perkara yang Bid'ah. Jadi kita, umat Islam khususnya di Indonesia tidak perlu ragu untuk mengucapkan Minal 'Aidin Wal Faaizin ketika kita berlebaran. Ucapan Minal 'Aidin Wal Faaizin, kita yakini sebagai doa kepada saudara kita bahwa kita berprasangka baik kepadanya karena telah melaksanakan Ibadah Puasa di Bulan Romadhan.

Pertanyaannya adalah, siapa yang sudah kembali? dan bagaimana orang yang menang/beruntung?

Orang-orang yang kembali :
Orang yang sudah kembali adalah orang-orang yang telah mampu mengendalikan Hawa Nafsunya. Coba kita perhatikan Firman Alloh sbb:
"Yaaa ayyatuhan-nafsul muthma-innatu irji'ii ilaa rabbiki raadiyatan mardhiyyatan fadkhulii fii 'ibaadii wadkhulli jannati". Artinya, "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di Ridhoi-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syuga-Ku". (QS. Al Fajr (89) : 27-30).

Jiwa yang tenang adalah jiwa yang senantiasa berdzikir kepada Alloh, sebagaimana Firman-Nya, "Alladziina aamanuu watathma-innu quluubuhum bidzikrillaahi alaa bidzikrillaahi tathma-innu alquluubu". Artinya, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". (QS. Ar Ra'du (13) : 28).

Orang yang senantiasa berdzikir kepada Alloh adalah orang yang beruntung, sebagaimana Firman-Nya, "Qod aflaha man tazakkaa wadzakarosma Robbihii fashollaa". Artinya, "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sholat". Dan Firman-Nya, "Qad aflaha man zakkaahaa". Artinya, "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu". (QS. Asy Syamsi (91) : 9).

Untuk membersihkan diri/jiwa adalah dengan cara selalu mengingat Alloh Swt. (Dzikrulloh), sebagaimana Firman-Nya, "Wadzkur Robbaka fii nafsika tadharru'an wakhiifatan waduunaal jahri minalqauli bil ghuduwwi waal-ashooli walaa takun minal ghaafiliina". Artinya, "Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termask orang-orang yang lalai". (QS. Al A'raaf (7) : 205).

Bagaimana caranya berdzikir?
Berdzikir harus melalui Talqin Dzikir, sebagaimana Sabda Rosululloh Saw., "Laqqinuu mautakum bi LAA ILAAHA ILLALLOH".  Artinya, "Talkinkan (ajarkan) oleh kamu kepada orang yang akan mati, dengan LAA ILAAHA ILLALOH". (Al Hadits).

Jadi kesimpulannya, orang yang kembali adalah orang yang sudah di talqin dzikir dan sudah mampu mengendalikan dirinya (nafsunya) dengan selalu berdzikir, lalu ia mengenal Tuhannya dengan cara senantiasa berdzikir kepada Alloh.

Bagaimana agar kita bisa menang?
  • Kita harus beriman yang benar, percaya kepada Alloh (LAA ILAAHA ILLALLOH), Sebagaimana Hadits, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillalloh’, sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu cabang keimanan” (HR. Bukhari dan Muslim). Iman yang benar adalah, meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan melaksanakan dengan perbuatan. Beriman kepada Alloh, kosekuensinya adalah mentaati perintah-Nya yaitu percaya kepada malaikat, percaya kepada kitabulloh, percaya kepada rosululloh, percaya kepada hari kiamat, dan percaya kepada ketetpan baik dan buruk (enam rukun iman).
  • Senantiasa berhijrah dari keburukan menuju kepada kebaikan.
  • Senantiasa berjihad, yaitu berjuang dengan harta, benda, dan jiwa.
Sebaimana Firman-Nya :
"Alladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu fii sabiilillaahi bi-amwaalihim wa-anfusihim a'zhamu darajatan 'indallaahi wa ulaa-ika humul faa-izuuna". Artinya, "Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan". (QS. At Taubah (9) : 20).


Jadi kesimpulannya, orang yang menang atau beruntung adalah orang yang telah selamat dari Neraka dan telah masuk ke Syurga. Sebagaimana Firman-Nya, "Laa yastawii ash-haabun-naari wa-ash-haabul jannati ash-haabul jannati humul faa-izuuna" Artinya, "Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung". (QS. Al Hasyr (59) : 20).

Hadist Rosululloh Saw., "Man Qoola LAA ILAAHA ILLALLOH dakholatul jannah". Artinya, "Barang siapa mengucapkan LAA ILAAHA ILLALOH pasti masuk Syurga".

Kuncinya Syurga adalah LAA ILAAHA ILLALOOH.

Itulah Makna Halal Bi Halal.

Permainan Abah Anom : Hanya 5 Menit Abah Aos Membungkam 83 Ulama

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 20 Juli 2016 | 02.10


"Permainan" Abah Anom
Hanya 5 Menit Abah Aos "Membungkam" 83 Ulama
Di Malaysia, hanya 6 keterangan. Profesor menghadapi Kiyai di sana sudah sampai 1 jam, sudah sampai jam satu (dini hari). Satu jam debat alot, debat kusir namanya. Masalahnya adalah, “Laa Ilaaha Illalloh” tidak sempurna kalau tidak diteruskan Muhammadur Rosululloh”, hanya segitu. Jadi kesempurnaan dzikir Laa Ilaaha Illalloh itu kalau diteruskan Muhammadur Rosululloh, itu kata Ulama wakil dari 83 Ulama dari 83 Desa, di Sabah.
Dari Suryalaya, Profesor DR. Juhaya S. Praja, beliau ini masih ada sekarang, bisa ditanyakan, apakah betul 1 Jam, sudah sampai demplek? Kalau sudah pada loyo, dia lupa kesepakatan awal, bahwa Tim harus hadir semua, jika dibuka tanya jawab, kalau tidak terjawab, kita jawab ramai-ramai. Beliau lupa, dihadapi terus.
Akhirnya Abah memaksakan diri, mencolek betisnya Profesor. Sontak Profesor berdiri, “Oh ya, ini ada Ajengan ‘daripada’ Gaos ingin menambahkan”. Coba perhatikan bahasanya, “Ajengan daripada Gaos”, itu saking gugupnya ketika dicolek itu.
“Oh tidak, tidak ingin menambahkan”, kata Abah. Sudah satu jam, sudah banyak, saya cuma mau pinjam ‘mic’ nya saja. Lalu diambil spidolnya dan menulis di papan, sebagai berikut :
1 “Fa’lam annahu Laa Ilaaha Illalohu wastaghfir lidzambika wa lilmu’miniina wal mu’minaat..”. (QS. Muhammad (47) : 19).
2 “Innahum kaanuu idzaa qiilalahum Laa Ilaaha Illalohu yastakbiruuna”. (QS. Ash Shooffaat (37) : 35).
3 “Jaddiduu Imanakum, bi katsrotin Laa Ilaaha Illaloh”. (Al Hadits).
4 “Afdholu ma qultu ana wan nabiyyuuna min qabli Laa Ilaaha Illaloh”. (Al Hadits).
5 “Laqqinuu mautakum Laa Ilaaha Illaloh”. (Al Hadits).
6 “Man kana akhiru kalamihi Laa Ilaaha Illaloh, dakholatul jannah”. (Al Hadits).
Lalu, kata Abah, “Kiyai kesini, ini spidolnya, silahkan ditambahkan disini “Muhammadur Rosululloh”, ini Surat Muhammad kekurangan, ada yang menjarah ini, ternyata Qur’an Shugro itu bohong, ini terlihat nomornya, tapi gak ada.., katanya Alloh Sempurna, ternyata Alloh kekurangan ini,? Spontan Kiyai itu menjawab, “Oh tidak-tidak”, sambil mengangkat tangan. Kata Abah, katanya kurang sempurna, ini kurang ini, silahkan ditambahkan. “Oh, tidak-tidak”, katanya. Lalu bagaimana?, kata Abah. Toleh kanan, toleh kiri, akhirnya Talqin semuanya.
Hanya 5 menit bapak..., ini permainan Abah Anom. Yang ini mah hanya gerak lidah saja. Sejak tahun ’83 lidah ini sudah lidah Abah Anom, mulut ini sudah mulut suci Abah Anom, suara keluar dari sini, suara suci Abah Anom, yang wajib didengar oleh telinga ini, orang lain mau dengar silahkan, tidak mau dengan terserah, itu telinganya sendiri-sendiri, Tapi yang wajib mendengar adalah telinga yang ini, telinga kanan dan telinga kiri. Sampai hari ini pun, tidak pernah mendengar suara siapa pun, kecuali suara Abah Anom.

TIDAK PUNYA APA-APA, TIDAK TAHU APA-APA, TIDAK MAU APA-APA

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 22 Juni 2016 | 23.44

Rahasia 2 Maghrib

Sabda Abah Aos: "Alhamdulillaah pada bulan ini, dinaikkan Manaqib, Abah memohon kepada Alloh agar Ki Jonsen, Mahmud Jonsen Al Maghribain, pada hari ini, mohon bantu Abah untuk mengembangkan TQN Pondok Pesantren Suryalaya kepada siapa saja yang MAU dan MINTA. Jadi Abah tugaskan BERAT TAPI MULIA, mudah-mudahan diterima oleh Alloh Ta'ala. 

Hari ini 6 Romadhon 1437 H, Abah mengangkat PETANI POHON ANTI GEMPA, semoga Alloh berkahi, al Faatihah"..... Aamiin.




HIKMAH BUKA PUASA BERSAMA

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 08 Juni 2016 | 00.04

HIKMAH BUKA PUASA BERSAMA

By: Achmad Fathir
Kutipan ceramah saat melaksanakan amanah sebagai badal dari Almukarrom al Ustadz Kiyai Muhammad Bakri Alwi (Tuan Guru ) di Majelis Ta’lim Jembo Cable, 07 Juni 2016.

Alhamdulillah puji syukur ke Hadirot Alloh SWT. karena pada tahun ini, bulan ini, jam ini, detik ini, kita masih diberikan kesempatan oleh Alloh untuk beribadah puasa di bulan Suci Romadhon. Diharapkan dengan beribadah puasa di bulan Romadhon, kita menjadi hamba yang bertaqwa kepada Alloh SWT. Taqwa ialah menjalankan segala perintah Alloh dan menjauhi segala larangan Alloh. Kalau di bulan yang lain kita mampu menjalankan ‘sepuluh’ perintah Alloh, setelah Romadhon menjadi ‘limabelas’, kalau di bulan yang lain kita mampu menjauhi larangan Alloh ‘sepuluh’, setelah Romadhon menjadi ‘duapuluh’? atau ‘duabelas’?

Ternyata menjauhi larangan itu sepertinya lebih sulit daripada melaksanakan perintah, maka dahulu saya diijazahkan oleh Guru kita Kyai Muhammad Bakri Alwi, ketika itu saya minta saran beliau bagaimana caranya agar kita selalu dapat taat kepada Alloh. Beliau menjawab, “Beribadah jangan sendiri, tapi libatkan Alloh bersama kita’. Kemudian beliau mengajar sebuah doa, “Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tiba’ah, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinabah” (Ya Allah Tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya, dan tunjukanlah kami kebatilan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya).

Kita semua yang hadir disini tentu masih banyak bermaksiat kepada Alloh, hanya saja Alloh menutupi aib kita sehingga kita terlihat sebagai orang yang sholeh. Untuk itu maka, janganlah suka menceritakan aib orang lain, kalau aib kita ingin ditutupi oleh Alloh. Sebagaimana Rosululloh SAW. bersabda, “Man sattaro musliman, sattarohu Alloh” (Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya).

Memang terkadang godaannya luar biasa agar kita menceritakan aibnya orang lain, ada orang yang senang sekali menceritakan aib orang lain, seolah-olah semua orang tidak ada benarnya di mata dia. Untuk itu, di bulan Romadhon ini kita di didik agar terhindah dari hal-hal yang bersifat ghibah. Sabda Rosululloh SAW. “Atadruuna maalghiibatu, qooluu, "Allohu wa rosuuluhu a'lamu, qoola, "Dzikruka akhooka bimaa yakrohu, qoola, "Afaro aita inkaana fii akhii maa aquulu? Qoola, "Inkaana fiihii maa taquulu faqod aghtabtahu wa illam yakun fiihi faqod bahattahu” (Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab: “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahuinya.” Nabi berkata: “Engkau membicarakan saudaramu dengan sesuatu yang dia benci.” Ada yang bertanya: “Bagaimana pendapat anda jika padanya ada apa saya bicarakan?” Beliau menjawab: “Jika ada padanya apa yang engkau bicarakan maka engkau telah mengghibahnya, dan jika tidak ada padanya apa yang engkau bicarakan maka engkau berbuat fitnah terhadapnya).

Jelas sekali, meskipun yang diceritakan adalah benar adanya, itu adalah ghibah, apa lagi tidak benar adanya, maka itu adalah fitnah. Hati-hati, fitnah lebih kejam daripada ‘pembunuhan’. Bisa jadi engkau bertobat dan meminta maaf atas fitnah yang telah kamu lakukan, namun engkau tidak mampu untuk mengendalikan kabar yang telah engkau hembuskan, ia seperti bulu-bulu yang sudah terbang ditiup angin, niscaya engkau tak kan mampu untuk memungutnya kembali.

Alloh SWT. telah berfirman, “Walaa tajassasuu walaa yaghtab ba'dhukum ba'dhan ayuhibbu ahadukum an ya’kula lahma akhiihi maytan fakarihtumuuhu waittaquu allaaha inna allaaha tawwaabun rahiimun” (Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang).

Itulah diantara hikmah puasa di bulan Romadhon. Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, namun ia juga harus memelihara mulut, mata, dan telinga. Bisa jadi ia berpuasa, yaitu mulai dari terbit fajar hinggga terbenamnya matahari, namun ia tidak mendapatkan pahala dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan haus. Sabda Rosululloh SAW. “Kam min shoimin laisa lahuu min shiyaamihi illaljuu’ wal athos” (Banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan pahala berpuasa, yang ia dapatkan hanya lapar dan dahaga).

Makan sahur disunnahkan dalam puasa, namun jika seseorang tidak sempat sahur, maka puasanya tetaplah syah asalkan sudah ada niat untuk berpuasa keesokan harinya sebelum terbit fajar. Kalau tidak ada niat untuk berpuasa sebelumnya, kemudian ia kesiangan, maka puasanya tidaklah syah. Berbeda dengan puasa sunnah, meskipun tidak ada niat sebelumnya untuk berpuasa, kemudian keesokan harinya dia ingin berpuasa maka syah puasanya.

Sebagai upaya agar puasa kita berhasil, setidaknya ada beberapa persiapan yang harus kita lakukan :
  1. Persiapan Ruh atau jiwa atau hati. Menyambut bulan romadhon ini hati kita harus merasa gembira. Sabda Rosululloh SAW. “Man fariha bidukhuuli romadhoona, harromallohu jasadahu ‘alanniiron” (Barangsiapa merasa gembira dengan masuknya bulan romadhon, Alloh mengharamkan jasadnya masuk api neraka). Dan juga sabda Nabi SAW. “Man shouma romadhoona imaanan wahti sya’ban, ghufirolahu maa taqoddama min dzambik” (Barangsiapa puasa di bulan romadhon karena iman dan mengharapkan perhitungan (pahala) dari Alloh, maka Alloh akan mengampuni dosanya yang telah lalu).
  2. Persiapan ilmu. Agar puasa kita sempurna, tentu kita harus memiliki ilmu tentang puasa romadhon. Firman Alloh SWT. QS. Al Baqoroh : 183-184 : “Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba 'alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba 'alaa alladziina min qablikum la'allakum tattaquuna, ayyaaman ma'duudaatin faman kaana minkum mariidhan aw 'alaa safarin fa'iddatun min ayyaamin ukhara wa'alaa alladziina yuthiiquunahu fidyatun tha'aamu miskiinin faman tathawwa'a khayran fahuwa khayrun lahu wa-an tashuumuu khayrun lakum in kuntum ta'lamuuna” (Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui).
  3. Persiapan fisik. Fisik kita harus jaga, jangan sering ‘begadang’ perbanyaklah ibadah-ibadah sunnah, terutama sholat sunnah rawatib, disamping sholat-sholat sunnah lainnya. Sholat sunnah rawatib yang mu’akkadah ada sepuluh rakaat, yaitu; 2 rakaat sebelum sholat shubuh, 2 rakaat sebelum sholat dhuhur, 2 rakaat setelah sholat dhuhur, 2 rakaat setelah sholat maghrib, dan 2 rakaat setelah sholat isya’. Makanlah makanan yang bergizi, tidak harus mahal tetapi memenuhi kebutuhan gizi, daging bisa diganti dengan tempe atau telur.
  4. Persiapan Harta. Maksudnya, janganlah hidup berpoya-poya, belanjakan harta sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebih-lebihan.

By; Achmad Fathir

Amalkan, Amankan, Lestarikan : Mengikuti Rosululloh SAW.

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Senin, 16 Mei 2016 | 03.49

Khidmat Manaqib

MENGIKUTI RASULULLAH SAW.
KH. Abdul Gaos SM.

Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan oleh Allah Swt. untuk mengikuti Manaqib di Suryalaya ini. Kita tidak tahu apakah besok atau lusa masih diberi kesempatan lagi oleh-Nya untuk hidup. Sabda Nabi Muhammad Saw. "Sesungguhnya kehidupan hari ini adalah hari Akhir, bagi siapa saja yang tidak tidak tahu apakah masih hidup sampai esok". Kalau kita tidak kembali kepada Allah hari ini, kapan lagi? Oleh karena itu kita harus bisa menjaga diri supaya tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri kita sendiri. Allah Swt. berfirman :"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang".(QS. an-Nisaa' : 64).
Alhamdulillah, kita sudah dipertemukan dengan Tuan Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin, seorang ulama pewaris para Nabi. Dengan mengamalkan Thoriqoh Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah kita berharap semoga Allah Swt. memberikan ampunan kepada kita. Kita taat kepada semua perintah guru kita pada hakikatnya kita mentaati Rasulullah Saw. Inilah salah satu tugas seorang Guru Mursyid untuk mengajak manusia mengikuti seorang utusan Allah. "Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. Yaasiin : 20-21). Pernahkah kita diminta uang oleh Pangersa Abah ketika ikut Manaqiban di Suryalaya? Apakah untuk mendapatkan Talqin Dzikir TQN ini diharuskan membayar sekian rupiah? Tidak!. Jangankan meminta balasan jasa atau upah dari manusia, orang-orang seperti ini, kepada Allah pun tidak pernah meminta upah atau pahala atau ganjaran. Siapapun yang datang dengan membawa dosa dan kesalahan kemudian menemui Abah, maka beliau akan menunjukkan jalan kepada Allah supaya Dia memberikan ampunan-Nya. Thoriqoh inilah jalannya, jalan yang paling dekat kepada Allah, paling mudah dilaksanakan tetapi paling utama menurut Allah Swt. Dengan dzikir ini kita mengharapkan pengampunan dari Allah, kita ingin dibersihkan dari dosa-dosa sehingga kembali suci dan bersih seperti seorang bayi yang baru lahir. Kita tidak ingin dibersihkan oleh Allah Swt. dari dosa dan kesalahan di alam barzah atau di neraka nanti. Tiada lain jalan yang harus kita tempuh adalah mendatangi pengganti Rasulullah Saw. seperti tertulis pada surat an-Nisaa' ayat 64 di atas. Salah satu do'a yang dibaca oleh Tuan Syeikh Abdul Qodir al-Jailani ketika berada di atas sungai Tigris (di atas sungai menghamparkan sajadahnya), "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu dengan hak Nabimu Muhammad Saw., janganlah Engkau mencabut nyawa murid-muridku kecuali dalam keadaan taubat". Amalkanlah dzikir ini sesuai dengan tuntunan dan contoh dari Guru Mursyid kemudian sebarluaskan kepada yang lain; "amalkan, amankan, lestarikan", sehingga ketika ajal datang menjemput, mudah-mudahan kita ada dalam keselamatan.

Sumber : http://www.suryalaya.org/manakib-buletin-isi.php?ID=93

Amalkan, Amankan, Lestarikan : Alat Pembaharu Iman

ALAT PEMBAHARU IMAN
KH. ABDUL GAOS SM.

27 tahun yang lalu di Serawak Malaysia, kami pernah diundang oleh para ulama. Dalam salah satu acara tersebut ada seorang ulama yang hanya akan berdzikir dengan kalimat Laa ilaha illallah Muhammadurrosulullah...Laa ilaha illallah Muhammadurrosulullah dst. Kemudian saya memberikan penjelasan bahwa kalimat tersebut ada didalam al-Quran dan al-Hadits tetapi tidak menggunakan Muhammadurrosulullah, diantaranya : surat Muhammad : 19, surat as-saaffaat : 35, serta beberapa hadits Nabi.



"Yang paling utama apa yang aku ucapkan dan apa yang diucapkan oleh nabi-nabi sebelumku yaitu : Laa ilaaha illallaah. "Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah dengan ikhlas, pasti masuk surga". "Jaddiduu iimaanakum aktsiru min qouli Laa ilaaha illallaah". "Talqinkan kepada orang-orang yang akan mati, kalimat Laa ilaaha illallaah". dll. "Jadi tidak ada muhammadurrosulullah. Kalau tuan mau menambahkannya silahkan saja, berarti tuan telah menambah al-quran dan hadits". Kata saya. Akhirnya ulama tersebut meminta talqin dzikir TQN diikuti oleh ulama yang lainnya.
Tidak ada kalimat lain yang dapat memperbaharui iman kecuali Laa ilaaha illallaah. Alhamdulillah kita telah mendapatkan kalimat ini langsung dari Pangersa Abah Anom yang merupakan silsilah ke-37 TQN pontren Suryalaya. Dalam sebuah hadits diterangkan : "Sesungguhnya Allah akan membangkitkan atau mengutus untuk umat ini setiap 100 tahun seorang peneguh iman umat (pembaharu iman mereka)". (HR. Abu Dawud, al-Hakim, dan al-Baihaqi dari Abi Hurairah). Bagi kita Pangersa Abah itulah pembaharu iman kita dengan memberikan kalimat Laa ilaaha illallaah. Laksanakan dzikir tersebut seperti apa yang diajarkannya.
Nabi Muhammad Saw. telah dipilih oleh Allah untuk dijadikan suri tauladan bagi kita umatnya. Beliau sudah meninggalkan kita. Tetapi ada penggantinya. "Ulama adalah pewaris para nabi". Oleh karena itu mari kita contoh Nabi Muhammad, mari kita contoh Guru Mursyid kita, pangersa Abah Anom baik dalam sikap, tutur kata dan perbuatannya.





"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS. al-Ahzab : 21). "Sesungguhnya pada diri mereka itu ada teladan yang baik bagimu..." (QS. al-Mumtahanah : 6).

Sumber : http://www.suryalaya.org/manakib-buletin-isi.php?ID=103

ABAH AOS DI MASJID AGUNG AL BANTANI - BANTEN

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Selasa, 19 April 2016 | 01.13


DI BAWAH BENDERA TIGA DELAPAN, TQN SURYALAYA SEMAKIN BERKIBAR

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 06 Januari 2016 | 04.14

Di bawah bimbingan Mursyid ke 38, bendera TQN Suryalaya semakin berkibar. Manaqib dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW., Ketahanan NKRI, Kejayaan Agama dan Negara, dan Peradaban Dunia, semakin ramai dilaksanakan di seantero negeri, bak jamur merang yang tumbuh di musim hujan.

Dalam Mengamalkan, Mengamankan, dan Melestarikan Ajaran TQN Suryalaya, Mursyid Silsilah ke 38, Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul r.a. kini telah mengangkat 96 Wakil Talkin untuk membantu beliau dalam memberikan Talkin Dzikir, mereka berasal dari bebragai kalangan, ada yang berlatar berlakang Kyai, Ustadz, Pedagang, Petani, Pendidik, Pengusaha, Pegawai Negeri, sampai kalangan Cendikiawan yang bergelar Profesor, Doktor.

Sabda Abah Aos, "Sebagaimana doa Nabi Musa a.s., memohon agar dibantu oleh saudaranya Nabi Harun a.s.", demikian juga Abah juga minta dibantu dalam mengamalkan, mengamankan, melestarikan ajaran TQN Suryalaya".

Firman Alloh SWT. :
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.” (QS. Thaahaa (20) : 25-35).

Sabda Rasulullah SAW. beliau berkata kepada ‘Ali, “Hubunganmu denganku ialah seperti hubungan Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab Fada’il as-Sahaba).

Sehingga dengan bantuan para "Harun-Harun" inilah TQN Suryalaya semakin Mencuat bukan Menciut. Sabda Abah Aos, "Semakin jelas, semakin tegas, semakin lugas. Semakin mudah dimengerti, bahwa kita disini, bukan milik kita. Tidak ada yang bukan dari Alloh, semuanya adalah perbuatan-Nya. Kita tidak bisa apa-apa, Alloh lah yang menentukan. Sebelum ada kata menentukan, Alloh sudah menentukan kita mesti berkumpul disini, dan semakin banyak, tidak semakin menciut, tetapi semakin mencuat".

Wakil Talkin Adalah Murid Pembantu Mursyid
Para Wakil Talkin adalah Pembantu Abah Aos dalam memberikan Talkin. Ditunjuk sebagai wakil talkin oleh Mursyid tidaklah serta merta menunjukkan posisi maqom seseorang, atau maqomnya lebih tinggi dari para Ikhwan umumnya. Berkata KH. Dadang Muliawan kepada KH. Jujun Djunaidi, "Ak, kata Abah, jadi wakil talkin teh Riyadhoh". 

Sabda Abah Aos pada saat mengangkat wakil talkin, "Hari ini, tepatnya kemaren Abah mengangkat Pembantu, jadi Petani Pohon Anti Gempa istilah Abah, para wakil talkin istilah Abah Anom".

Berkaca dari kloter sebelumnya, ternyata tidak semua wakil talkin Abah Anom berada di Gerbong Kloter 38. Sabda Abah Aos, "Dari sekian jumlah wakil talkin Abah Anom, hanya satu wakil talkin yang lulus, yakni KH. Muhammad Sholeh Hujatul Arifin". Nah ini menandakan bahwa kedudukan seseorang sebagai wakil talkin, ternyata tidak berbanding lurus dengan maqom seseorang.

Sehingga dengan demikian, kuranglah bijak kalau seandainya para ikhwan menuntut berlebihan kepada para wakil talkin, sebab mereka bukanlah Mursyid, bahkan wakil mursyid pun bukan, mereka tidak lebih hanya sebagai murid yang diberikan tugas oleh Mursyid untuk membantu perjuangan dakwahnya. Sebagaimana juga para Da'i / Da'iyah, Pemangku dan Penyangga Manaqib, serta para ikhwan-akhwat pada umumnya, yang juga ikut berjuang bersama-sama dengan Mursyid. 

Sabda Abah Aos, "Kita doakan semua, karena disini, ngetem dua hari itu tidak cukup, sudah semakin banyak, yang tidak diduga-duga, karena Internet dan Pacebok pun ikut dakwah".

Maka dari itu, kepada seluruh ikhwan marilah kita luruskan niat dan tujuan kita, bahwa kita hanya ingin mendapatkan Ridho Alloh dengan cara meraih cinta-Nya agar mengenal diri-Nya semata. Sabda Abah Aos, "Sudah sama.. kita, tidak ada yang beda. Profesor, ini! Doktor, ini!, Kopral, ini!, Jenderal, ini!, semua sama! Jauh bukan kilometer, dekat bukan milimeter".

"Inna akromakum indalloohi atqookum"
(Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu).

Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa

WALI YANG TERTUKAR

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Minggu, 03 Januari 2016 | 19.53

Seperti biasa aku menghadiri Majelis Agung Tuan Syekh. Sesampainya di Madrosah, terlihat kesibukan yang tidak seperti biasanya, di depan pintu gerbang aku melihat beberapa orang yang terlihat sedikit gelisah, seperti menanti seseorang.
Sejenak kemudian aku melihat kedatangan seseorang yang terlihat sederhana memasuki area majelis. Kemudian, orang tersebut menghampiri petugas yang sedang gelisah, terjadilah sedikit perbincangan, sepertinya hanya sekedar tegur sapa. Tampak jelas bahasa tubuh dari petugas tersebut, agaknya ia sedikit terganggu dengan kehadiran orang tersebut, dan ingin segera mengakhiri percakapan.
Selanjutnya orang yang terlihat sederhana itu kemudian memasuki majelis, ia langsung menyibukkan dirinya dengan berbagai amaliyah. Setelah rangkaian amaliyah telah selesai dikerjakan, di penghujung acara, terlihat rombongan beberapa orang diiringi oleh petugas datang memasuki majelis, yang ternyata adalah seorang yang terkenal...
Oh, ternyata inilah kiranya penyebab mengapa tadi beberapa petugas yang terlihat gelisah, ternyata sedang menunggu seseorang.. hatiku berbisik, "Allohu Asy- Syaahid! Andaikan Alloh menyingkapkan Hijab-Nya, maka tentu petugas itu akan mengetahui hakekat siapa sesungguhnya yang layak ditunggu-tunggu kehadirannya".
'Abasa watawallaa an jaa-ahul a'maa wamaa yudrika la'allahuu yazzakkaa auyadzakkaru fatan fa'ahudzdzikroo ammaa manistaghnaa fa-anta lahuu tashoddaa wamaa alaika allaa yazzakkaa wa ammaa man jaa-aka yas'aa wahuwa yaghsyaa fa-anta 'anhu talahhaa kallaa innahaa tadzkirotun.
Bikaromati pengersa Abah Aos, Al Faatihah...
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger