Home » » Secuil Kisah Bersama KH. Uci Turtusi

Secuil Kisah Bersama KH. Uci Turtusi

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Selasa, 07 Mei 2013 | 23.21

Pada malam itu, sehabis shalat Isya' berjamaah di Masjid, ketika keluar dari Masjid mau pulang, ada dua orang jamaah mengajak untuk pengajian, "Pengajian yuk, ada abah Uci dari Cilongok". Mendengar nama KH. Uci disebut, saya langsung tertarik, karena nama KH. Uci sudah sangat populer dikalangan umat Islam, khususnya di Tangerang dan sekitarnya.

Sebenarnya saya sudah sering mendengar nama beliau, baik dari ustadz maupun dari teman dan ikhwan, bahkan saya sering diajak agar mengikuti Majelis Beliau yang diadakan setiap hari Minggu pagi di Pesantren. Namun sampai dengan saat ini saya masih belum pernah dapat hadir dalam majelis beliau, akan tetapi meskipun saya belum sempat bersilaturahmi, saya merasa tidak asing dengan beliau, karena secara pemahaman saya memiliki banyak persamaan dengan ajaran beliau, sehingga mendengar ajakan tersebut saya langsung bersedia untuk datang ke pengajian.

Kamipun akhirnya berangkat menuju tempat pengajian yang letaknya lebih kurang empat kilometer dari kediaman saya. Setelah sampai di lokasi, ternyata lokasinya di sebuah Pondok Pesentren, di dalamnya sudah terdapat banyak jamaah, rupanya tuan rumah sedang mengadakan resepsi (hajatan). Kemudian kami dipersilahkan masuk dan menempati tempat yang telah disediakan. Tak berapa lama acara pun dimulai, dimulai dengan pembukaan oleh pembawa acara, pembawa acaranya sepertinya seorang ustadz yang sangat 'faseh' dalam membawa acara, setelah pembukaan dilanjutkan dengan ceramah pendahuluan oleh seorang Ustadz. Kemudian acara utamapun dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh tiga orang Qori secara duet dan tunggal. Bacaannya sangat indah dan enak sekali didengar, sehingga saya membatin, "subhanallah, saya sangat beruntung malam ini bisa hadir disini".

Waktu berjalan semakin larut, namun sang Kyai masih belum terlihat. Sampai kemudian, pembawa acara menyampaikan kalau KH. Uci sudah sampai di lokasi, namun masih kesulitan masuk ke area Pesantren karena jamaah yang berdesak-desakan. Tak berapa lama kemudian, mulailah terlihat rombongan memasuki area pesantren yang didahului masuknya para Santri yang cukup banyak, dan mengambil tempat (duduk) di depan. Sejenak kemudian terlihatlah KH. Uci Turtusi memasuki ruangan, memakai jubah putih, kudung putih, beliau terlihat agung berjalan dengan kawalan yang cukup ketat. Saya memutar pandangan ke sekeliling, terlihat jamaah 'bergejolak' berebut untuk dapat mendekati beliau untuk bersalaman.

Beliau langsung 'diamankan' ke dalam, sementara sang pembawa acara terus melantunkan shalawat kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW. Setelah suasana kondusif, barulah pembawa acara mempersilahkan KH. Uci untuk naik ke mimbar yang disana sudah tersedia kursi ukuran panjang, rupanya demikianlah gaya KH. Uci, ternyata setiap ceramah beliau lebih sering duduk bersila di atas kursi. Disaat beliau duduk, beliau menyibak-nyibakkan jubahnya dan membetulkan posisi kudungnya, terlihat oleh saya kulit lengan beliau yang putih mulus, seakan bercahaya. Saya membatin, "itulah kebersihan beliau yang senantiasa menjaga wudlu".

Terdengar suara yang berat dari beliau saat memulai ceramah, beliau memulai ceramah dengan membaca shalawat kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW., yaitu shalawat Ibrahimiyah. Cukup lama shalawat dilantunkan yang diikuti oleh para jamaah, lantunan suara shalawat terdengar seakan mengelegar dimalam itu. Kemudian beliau melanjutkan ceramahnya, yang inti dari ceramah beliau adalah "Allah itu tergantung pada prasangka hamba-Nya". Dalam meyampaikan ceramahnya, beliau menyampaikannya dengan bercerita, suara beliau pun berubah-ubah menirukan lakon dalam cerita. Disini saya membatin kembali, "Beginilah kalau kakasih Allah berceramah, yang selalu sejuk untuk didengarkan". Dalam ceramah tersebut, beliau memakai bahasa Sunda khas beliau dalam berceramah. Anehnya saya dapat mengerti isi ceramahnya, meskipun saya tidak pandai dalam bahasa Sunda.

Selesai ceramah, beliau turun dari mimbar. Pada sat beliau turun terjadi lagi jamaah yang merangsek mendekati beliau untuk bersalaman, karena banyaknya jamaah, kemuadian beliau berkata, "Cukup, cukup, cukup ya..". Saya pun sedikit kecewa karena tidak sempat bersalaman dengan beliau. Kemudian beliau langsung meninggalkan lokasi untuk pulang beserta rombongan. Kami pun bersama jamaah lainnya secara  berangsur-angsur bubar pulang ke rumah masing-masing. Diperjalanan, saya mendengar para ibu-ibu menirukan ucapan ceramah KH. Uci dengan maksud mengingatkan temannya. Saya melihat jamaah banyak sekali,  membaur, baik anak-anak, remaja, bahkan ibu-ibu yang awam.

Dari pengalaman ini, saya teringat beberapa tahun yang lalu saya pernah berjumpa dengan dua orang Ulama, ketika itu saya merasakan 'sesuatu' seperti yang saya rasakan saat berjumpa dengan KH. Uci Turtusi dari Cilongok.
Share this article :

+ komentar + 20 komentar

1 Juli 2013 pukul 01.22

alhamdulillah,,,beliau adalah ulama yang termasyhur di banten,, pengajian setiap minggu ada pengajian khusus,, dan yang ngajinya kyai2 seindonesia

4 Juli 2013 pukul 05.48

jadi Kangen oeyyy sama abah uci ... udah lama ga ikut ngaji mingguan di cilongok ... pesantren alistiqlaliyah...

25 September 2013 pukul 13.41

di pasar kamis bnr da radio yg ska siarkan pengajian abh uci .brapa stasiun ea

14 Desember 2013 pukul 22.29

ada radionyadi103.2, cuma siarannya hanya bisa didapat disekitar pengajian aja (lokal) tidak seluruh tangerang dan pada jam waktu itu saja selanjutnya tak ada siaran lg

2 April 2014 pukul 18.53

radio pengajian tiap hari minggu 103,2 fm

24 Mei 2014 pukul 20.41

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين walaupun ga rutin setiap minggu ga hadir di setiap minggu namun dengan kadang datang di pengajian mbah UCI saya sangat tentram dan الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين minggu ini tgl 25-05-2014 hadir

24 Mei 2014 pukul 20.45

آمِيّنْ... آمِيّنْ.. آمِيّنْ... يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْ bisa hadir di pengajian abah hj uci minggu tgl 25-05-2014

20 Juni 2016 pukul 07.19

Pengen sekali datang ke mingguabnya.nn

20 November 2016 pukul 10.14

Minta jadwal pengajian nya dong... Minggu itu, malam minggu apah minggu pagi ? Jam berapa terima kasih..

Salam Saya Suherman - Karawang

11 Januari 2017 pukul 09.29

Setiap hari minggu pagi sekitar jam 07:00

Anonim
15 Maret 2017 pukul 00.00

Pengajian khusus kajian kitab abah kyai Uci biasa di adakan malam selasa dan malam jumat pada pukul 22.00 sd 00.00

27 Juni 2017 pukul 07.50

Sy pernah ikut 2x, sy juga tertarik dgn gaya ceramah ki uci. Luar.biasa respon masyarakat

27 Juni 2017 pukul 07.51

Sy pernah ikut 2x, sy juga tertarik dgn gaya ceramah ki uci. Luar.biasa respon masyarakat

28 Agustus 2018 pukul 18.54

Subhanalloh

29 Oktober 2018 pukul 01.12

Saya pengen bngt ikut hadir

17 November 2018 pukul 18.21

Jam 08"00 pagi s/d 13:20 WIB(waktu dzuhur jamama'ah sholat)

12 Juli 2019 pukul 23.17

Saya dari bandung pingin skali ke ponpes abah uci dan bertemu sama belieu

29 Agustus 2020 pukul 17.07

Rindu tanggerang rindu beliau, Smoga mnggu dpan sy bisa ikut lgi ksana. Smoga beliau slallu dberikan ksehatan aamiin

5 April 2021 pukul 18.58

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun. Kini beliau telah berpulang ke rahmatulloh, Abuya Uci Turtusi, 23 Sya'ban 1442 H / 6 April 2021, ba'da Shubuh, di Ponpes Al Istiglaliyah, Cilongok, Tangerang, Banten.
Lahul faatihah...aamiin.

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger