Latest Post

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Jumat, 11 Oktober 2019 | 03.52


KHUTBAH SHOLAT SUNNAH IDUL ADHA 1440 H
GABUNGAN se-GMC - PANONGAN
Oleh : Ust. Mahmud J. Al Maghribi, S.H., M.Si.

MENELADANI KETINGGIAN MAQAM 
SAYYIDINA ABU BAKAR SHIDDIQ, RA.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اللهُ اَكْبَرْ- اللهُ اَكْبَرْ -اللهُ اَكبَرْ
للهُ اَكْبَرْ- اللهُ اَكْبَرْ -اللهُ اَكبَرْ
للهُ اَكْبَرْ- اللهُ اَكْبَرْ -اللهُ اَكبَرْ

اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً
لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ، واللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ 
وَلِلَّهِ الحَمْدُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى :
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ
Alhajju asy-hurum ma'luumaatun. Fa mang farodho fii hinnal hajja, falaa rofatsa walaa fusuuqo walaa jidaala fiil haji. Ilaa akhir aayah ..

    : وَقَالَ انَّبِيُّ صَلَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ
'Alaikum bi sunnati wa sunnatil khulafaair rosyidiin

صَدَقَ اللَّهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَی اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَنَحْنُ عَلَی ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِينَ، وَالْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga dengan rahmat dan karunia itu, hari ini kita seluruh umat Islam se Graha Mitra Citra secara bersama-sama dapat melaksanakan sholat sunnah Idul Adha 1440 H. 

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarganya, sahabatnya, dan semua orang yang mengikutnya hingga akhir zaman.

Selanjutnya, marilah kita meningkatkan Taqwa kita kepada Alloh subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR
Hadirin kaum Muslimin wal Mu'minat Rohimakumulloh,
Pada bulan Dzulhijjah yang penuh keagungan ini, ada dua ibadah yang menjadi ritual umat Islam, yaitu ibadah haji dan ibadah qurban. Di antara kisah pelaksanaan ibadah haji dan qurban, terdapat banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran yang baik bagi kita orang-orang yang mau berpikir.

Haji menurut bahasa adalah berkunjung, yaitu berkunjung ke Baitulloh di Mekkah dan Madinah. Sedang Qurban menurut bahasa adalah mendekat, yaitu mendekatkan diri kepada Alloh dengan melaksanakan Qurban. Secara istilah terdapat korelasi antara ibadah haji dan qurban, yakni keduanya merupakan sarana ibadah yang bertujuan untuk datang dan mendekat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala. Tuhan Semesta Alam.

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima, oleh karena itu pergi haji hukumnya wajib bagi yang mampu, sebaliknya bagi yang tidak mampu maka hukumnya tidak wajib. Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah menegaskannya dalam Al Quran :

وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًۭا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Wa lillaahi 'alannaas hijjul baiti manis tathoo'a ilaihi sabiila. Wa man kafaro, fa innalloha ghoniyyun 'anil 'aalamiin
Artinya :
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Alloh, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitulloh. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Alloh Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. [QS. Ali Imron ; 97].

Rosululloh Sholallohu 'alaihi wa sallam juga bersabda :

بُنِىَ الاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ اَنْ لآ اِلَهَ اِلاَّ اﷲُ٬ وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اﷲِ٬ وَاِقَامِ الصَّلاَةِ وَاِيْتَاءِ الزَّكاَةِ ٬ وصَوْمِ رَمَضَانَ ٬ وَحِجِّ الْبَيْتِ لِمَنْ اِسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً
Buniyal Islaamu khomsin; syahaadati an Laa Ilaaha Illalloh, wa anna Muhammadar Rosululloh, wa iqoomish sholaati, wa iita -izzakaati, wa shaumi romadhona, wa hijjul baiti li manis-tatho'a ilaihi sabiila
Artinya :
Islam didirikan atas lima perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan melakukan haji ke Baitullah bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana. [HR. Bukhori].

Sebaliknya jika seseorang mengingkari kewajiban haji maka hukumnya ia telah murtad, sebagaimana Sabda Sayyidina Umar Ibnu Khothob, ra. :

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: مَنْ أَطَاقَ الْحَجَّ فَلَمْ يَحُجَّ، فَسَوَاءٌ عَلَيْهِ يَهُودِيًّا مَاتَ أَوْ نَصْرَانِيًّا
An 'Umar ra. yaqulu : Man athoqol hajja falam yahujja, fasawaa-un 'alaihi yahuudiyya maata au nashrooniyyaa
Artinya :
Bahwa Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu mengatakan, ‘Siapa yang mampu haji dan dia tidak berangkat haji, sama saja, dia mau mati yahudi atau mati nasrani. [Al Hadits].

Demikian pula halnya dengan Qurban, ibadah qurban juga disyariatkan di dalam Islam, karena diperintahkan oleh Alloh dalam Firman-Nya :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya : 
Sesungguhnya kami telah memberi engkau (Ya Muhammad) akan kebajikan yang banyak. Sebab itu, sembahyanglah engkau pada hari raya haji karena Alloh dan sembelihlah qurbanmu. (QS. Al – Kautsar : 1 – 2).

ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR
Hadirin sauadara kaum muslimin,
Sejarah haji dalam Islam bermula dari ribuan tahun yang lalu, yaitu pada masa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,  abad ke18 sebelum masehi. Singkat cerita, setelah bangunan Ka’bah selesai, Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail kemudian diperintah oleh Alloh untuk melaksanakan ritual ibadah Haji dan qurban. Maka sejak saat itulah, kemudian kaum Muslimin melaksanakan ritual ibadah Haji untuk mengikuti risalah Nabi Ibrahim 'alaiahissalam dan juga risalah Nabi-Nabi setelahnya.

Kemudian, risalah haji dilanjutkan oleh Nabi Besar Muhammad Shalallohu 'alaihi wa sallam dengan memurnikan ibadah haji sesuai tuntunan Alloh semula sejak zaman Nabi Ibrahim alaihissalam. 
Sebagaimana diperintahkan Alloh Swt. dalam Firman-Nya :
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ
Alhajju asy-hurum ma'luumaatun. Fa mang farodho fii hinnal hajja, falaa rofatsa walaa fusuuqo walaa jidaala fil haji. Ilaa akhir aayah ..
Artinya :
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (bicara tidak senonoh), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. (QS Al Baqarah : 197).

Rosululloh Saw. mencontohkan pelaksanaan ibadah haji ketika itu bersama dengan 100.000 kaum muslimin dari berbagai pelosok jazirah Arab pada tahun ke 10 Hijriyah. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Haji Wada' atau Haji Perpisahan.

Saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Alloh,
Kalau kita perhatikan, ada hal penting ketika Nabi Shalalohu 'alaihi wa sallam berkhutbah di haji wada'. Sesaat setelah menyampaikan khutbah, turunlah Firman Alloh Subhanahu wa ta'ala :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Al yauma akmaltu lakum diinukum, wa atmamtu 'alaikum ni'matii, wa rodhiitu lakumul islaama diinan
Artinya :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah: 3).

Pada saat itu di padang Arofah. Rosululloh Saw., tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rosululloh Saw. bersandar kepada unta beliau, dan unta tersebut kemudian perlahan-lahan duduk, saat itulah datang malaikat Jibril as. "Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Alloh Swt. demikian pula terputuslah apa yang terlarang oleh-Nya. Oleh karena itu, kumpulkanlah para sahabatmu, beritahukan kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu denganmu".

Setelah Rosululloh Saw. kembali ke Madinah, kemudian beliau mengumpulkan para sahabat dan menceritakan apa yang disampaikan oleh Jibril as.
Para sahabat pun bergembira mendengarnya sambil mereka berkata, "Agama kita telah sempurna, agama kita telah sempurna". Namun tidak dengan Abu Bakar ra., setelah mendengar itu beliau langsung pulang, masuk ke kamar  kemudian mengunci pintunya dan menangis sekuat-kuatnya. Beliau menangis tak henti-hentinya dari pagi hingga malam.
Sehingga berita ini kemudian terdengar oleh para sahabat beliau, lalu mereka berkumpul di depan rumah Abu Bakar. Mereka berkata, "Wahai Abu Bakar, apa gerangan yang terjadi sehingga begini keadaanmu, seharusnya kamu berbahagia karena agama kita telah sempurna".
Jawab Abu Bakar, "Wahai sahabatku, kalian tidak tahu tentang musibah yang menimpamu. Tidakkah kamu tahu apabila suatu perkara itu telah sempurna, maka akan keliahatanlah kekuarangannya. Dengan turunnya ayat tersebut, itu pertanda bahwa kita akan berpisah dengan Rosululloh Shalallohu 'alaihi wa sallam".

Benar saja dua - tiga bulan kemudian, Rosululloh Shalallohu 'alaihi wa sallam terkena demam panas, semakin hari semakin tinggi demamnya, setelah mengimami sholat dhuhur, dan itulah terakhir kali beliau mengimami para sahabat dalam sholat, beliau tak mampu lagi untuk bangkit dari tempat tidur beliau. Selanjutnya manakala beliau mendengar suara adzannya Bilal ra. Beliau menunjuk Abu Bakar ra. untuk menjadi Imam sholat menggantikan beliau. Selang beberapa lama kemudian Nabi Muhammad Shalallohu 'alaihi wa sallam pun wafat.

Ketika mendengar berita bahwa Rosululloh Saw. wafat, kaum muslimin ketika itu terpecah. Di antara mereka ada yang Murtad (kembali ke belakang), ada juga yang tidak percaya, termasuk Sayyidina Umar ibnu Khattab ra., mendengar kabar Rasululloh Shalalohu 'alaihi wa sallam wafat ia gusar. Beliau berdiri dengan suara yang lantang, “Laki-laki dari kaum munafik membuat isu bahwa Rasululloh Shalalohu 'alaihi wa sallam telah wafat. Rosululloh Shalalohu 'alaihi wa sallam sesungguhnya masih hidup. Ia hanya pergi menemui Robb-nya sebagaimana Musa bin Imran pergi meninggalkan kaumnya selama empat puluh hari, kemudian kembali lagi kepada mereka, dan itu setelah diisukan bahwa ia telah mati. Demi Allah, Rasululloh Shalalohu 'alaihi wa sallam akan kembali dan akan memotong tangan dan kaki laki-laki yang menyebarkan isu bahwa beliau telah wafat".

Ketika Sayyidina Umar tengah berbicara di depan banyak orang tersebut, maka keluarlah Sayyidina Abu Bakar dari kediaman Rasululloh Shalalohu 'alaihi wa sallam dan meminta Umar untuk duduk. “Wahai Umar, duduklah! ujar Abu Bakar. Namun Umar enggan menuruti suruhan itu, akan tetapi orang-orang yang tadinya bersama dengan Umar segera meninggalkanya dan menghadapkan wajah mereka ke arah Sayyidina Abu Bakar Shiddiq ra.

Pada saat inilah Abu Bakar tampil untuk menasihati kaum Muslimin. Beliau bersabda : “Amma Ba’du, maka barangsiapa di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Dan barang siapa di antara kalian yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan takkan pernah mati."
Lalu beliau mengutip Firman Alloh Swt. :

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِينْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
Wa maa muhammadun illaa rosuulun qod kholat min qoblihir rusulu. Afa-iimmaata auqutilan qolabtum 'alaa a'qoobikum? Wa man yanqolib 'alaa 'aqibayhi, falayyadhurrolloha syai-an. Wa sayaj zillaahusy-syaakiriina.
Artinya :
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imron : 144).

Ibnu Musayyab meriwayatkan bahwa Umar mengatakan, “Demi Allah, aku tidak ingat ayat itu kecuali setelah Abu Bakar membacanya. Saat itu aku tercengang sampai-sampai aku merasa kedua kakiku tidak membawaku lagi. Ketika itu aku limbung ke lantai setelah mendengar Abu Bakar membacakan ayat itu, aku baru yakin bahwa Nabi Saw. benar telah wafat”. (HR. Bukhari).

ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR, ALLOHU AKBAR
Ma'asyirol muslimina rohimakumulloh,
Itulah Sayyidina Abu Bakar Shiddiq ra. yang memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan para sahabat Nabi lainnya. Beliau selalu mengungguli para sahabatnya dalam segala hal. Bahkan ketika diminta untuk berkorban dalam mendukung perjuangan Rasululloh Shalallohu 'alaihi wa sallam.

Pernah diriwayatkan suatu ketika Nabi memerintahkan para sahabat untuk bersedekah. Ketika itu Sayyidina Umar bertekad kali ini beliau ingin mengalahkan Sayyidina Abu Bakar dalam bersedekah. Lalu beliau mendatangi Rasululloh dengan membawa separuh dari hartanya untuk disedekahkan. Melihat jumlah harta yang dibawa Umar, kemudian Nabi bertanya, "Tidakkah kau sisakan untuk keluargamu wahai Umar?" Umar ra. menjawab: "Aku telah menyisakan sebanyak ini juga ya Rasululloh".
Kemudian datanglah Sayyidina Abu Bakar ra., ia datang dengan membawa harta kekayaannya. Kemudian Rasululloh  shalallohu 'alaihi wa sallam bertanya: "Apakah kamu sudah menyisakan untuk keluargamu wahai Abu Bakar?" Abu Bakar menjawab: "Saya telah menyisakan Alloh dan Rosul-Nya  bagi mereka". (Itu artinya Sayyidina Abu Bakar ternyata telah menginfaqkan seluruh hartanya untuk perjuangan Rasululloh Shalallohu 'alaihi wa sallam, sehingga tidak menyisakan sedikitpun harta untuk keluarganya kecuali Alloh dan Rasul-Nya). Melihat itu, kemudian Umar berkata: “Demi Alloh, aku tidak akan bisa mengungguli Abu Bakar dalam segi apapun“.
.
Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي مَالِهِ وَصُحْبَتِهِ أَبُوبَكْر
Inna aamanannaas 'alaiya fii maalihi wa shuhbati Abu Bakar
Artinya :
Sungguh orang yang paling banyak berkorban untukku dalam harta maupun persahabatan adalah Abu Bakar [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Ma'asyirol muslimina rohimakumulloh,
Apa yang bisa kita petik hikmahnya dari peristiwa di atas?
Hikmahnya adalah, ternyata ada perbedaan kekhususan di antara para sahabat, kalau di antara sahabat yang 4 (khulafair rosyidin) saja ada perbedaan maqomnya, apalagi pada sahabat yang 10, yang telah dijamin surga itu, apalagi sahabat yang 70 Ahli Shuffah itu, apalagi 313 sahabat syuhada perang Badar, 700 tentara perang Uhud, 3000 tentara perang Badar, terlebih lagi 100.000 sahabat jamaah haji wada'?
Apalagi milyaran kaum muslimin dan muslimat di seluruh penjuru dunia saat ini? Tentu tidaklah sama tingkatan kadar keimanan antara satu dengan yang lainnya.

Sabda Nabi Shalalallohu 'alaihi wa sallam :

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ
Fa'alaikum bi sunnati wa sunnatil khulafaair rosyidiin
Artinya :
Maka ikutilah oleh kalian sunnahku dan sunnahnya khalifahku yang mendapat petunjuk (Mursyid).

Lalu, apa yang menjadikan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq ra. sahabat yang paling utama di antara para sahabat Nabi?
Nabi shlallohu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَا فَضَلَكُمْ اَبُوْ بَكْرٍ بِكَثْرَةِ صَوْمٍ وَلَا صَلَاةٍ بَل بِشَيْءٍ وَقَرَفِی قَلْبِهِ
Maa fadholakum Abu Bakrin bi katsroti shoumin wa laa sholaatin, bal bi syai-in wa qoro fil qolbi
Artinya :
Kelebihan Abu Bakar atas kalian bukanlah dengan banyaknya puasa, bukan pula karena banyak sholat. Tetapi karena sesuatu yang kokoh menghunjam dalam hatinya. (Al Hadits).

Sesuatu yang kokoh itu tidak lain adalah Iman, yakni keimanan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq ra. melebihi keimanan para sahabat. Sampai-sampai Sayyidina ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu memuji beliau dengan mengatakan :

ًلَوْ وَزَنَّ إِيْمَانَ أبِي بَكْرٍ بِإِيْمَانِ أهْلُ الْأَرْضِ لِرَجِحَتْ كَفَة أبِي بَكْر
Artinya :
Seandainya keimanan Abu Bakar radliallahu ‘anhu ditimbang dengan keimanan penduduk bumi (selain para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka sungguh keimanan beliau radliallahu ‘anhu  lebih berat dibandingkan keimanan penduduk bumi”. [HR. Ishaq dan al-Baihaqi].

Hadirin,
Keimanan yang kokoh itu tidak lain adalah karena banyaknya beliau berdzikir kepada Alloh. Dzikir yang dibimbingkan oleh Nabi kepadanya secara batin. Hal itu bisa beliau capai karena kedekatan beliau Nabi Muhammad Shalalohu 'alaihi wa sallam. Hal itu ditegaskan dalam hadits yang sangat populer dikalangan kaum Muslimin:

لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَابَكْرٍ خَلِيلًا، وَلَكِنَّهُ أَخِي وَصَاحِبِي، وَقَدِ اتَّخَذَاللَّهُ ﻷَصَاحِبَكُمْ خَلِيلًا
Lau kuntu muttakhidzan kholiilan, lattakhodztu Abaa Bakrin kholiilan, wa laakinnahu akhii wa shoohibii. Wa qottakhodzallohu la ashoobikum kholiilan
Artinya :
Sekiranya aku diizinkan oleh Alloh untuk menjadikan seseorang sebagai khalil (kekasih), niscaya aku jadikan Abu Bakar sebagai khalilku, akan tetapi ia adalah saudara dan sahabatku, sedangkan Alloh Azza wa Jalla telah menjadikan sahabat kalian ini (diriku kata Nabi) sebagai khalilnya (kekasih-Nya). [HR. Bukhori dan Muslim].

وَلِقَوْلِهِ عَلَيْهِ صَلَی اللَّهُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، لِعَلِيِّ كَرَمَ اللَّهُ وَجْهَهُ: يَا عَلِيُّو اِغْمِضْ عَنَيْكَ وَالْصَكْ شَفَيْكَ وَاَعْلِ لِسَانَكّ وَقُلْ اللَّهُ اللَّهُ
وَهَذِهِ نِسْبَةُ الصَدِّيْقِ الْاَعْظَمِ الَّتِيْ اَخَذَهَا بَاطِنًاعَنِ النَّبِيِّ
Wa liqaulihi Shalallohu 'alaihissalaamu li'aliyyi karomallohu wajhah : Yaa Aliyyu ighmidh 'anaika wal shok syafaika wa a'li lisaanaka wa qul Allohu Alloh.
Wa hadzihi nisbahush shiddiiqil a'zhomil latii akho dzaha baathinan 'aninnbiyyi
Artinya :
Juga berdasarkan sabda Rosululloh kepada Ali, semoga Alloh memuliakan wajahnya : Wahai Ali, pejamkan matamu, lekatkan kedua bubirmu, dan lipatkan lidah pada langit-langit mulut dan katakan Allohu Alloh.
Inilah asal usul dzikir yang diambil oleh Abu Bakar ash Shiddiq secara batin dari Nabi Muhammad Shalallohu 'alaihi wa sallam.

Dalam sebuah hadits Mu’adz bin Anas al-Juhani Radhiyallahu anhu dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَهُ فَقَالَ أَيُّ الْمُجَاهِدِينَ أَعْظَمُ أَجْرًا يَا رَسُولُ اللَّه ؟ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ تَعَالَى ذِكْرًا ، قَالَ فَأَيُّ الصَّائِمِينَ أَعْظَمُ أَجْرًا ؟ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا ، ثُمَّ ذَكَرَ لَهُ الصَّلَاةَ وَالزَّكَاةَ وَالْحَجَّ وَالصَّدَقَةَ كُلُّ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : أَكْثَرُهُمْ لِلَّهِ ذِكْرًا ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لِعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : ذَهَبَ الذَّاكِرُونَ بِكُلِّ خَيْرٍ !! ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَجَلْ
Artinya :
Seorang bertanya kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata : "Mujahidin mana yang paling besar pahalanya wahai Rasûlullâh?" Beliau menjawab: "Yang paling banyak dzikirnya". Ia bertanya lagi: "Orang yang berpuasa yang paling banyak pahalanya?" Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Yang paling banyak dzikirnya". Kemudian  orang tersebut menyebutkan shalat, zakat, haji dan sedekah kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab semuanya dengan sabdanya: "Yang paling banyak dzikirnya". Maka Abu Bakar Shiddiq, ra. berkata kepada Umar Radhiyallahu anhu : "Orang-orang yang selalu mengingat Allâh Azza wa Jalla membawa semua kebaikan!!" Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Iya". [HR. Ahmad].

Itulah sayyidina Abu Bakar, hatinya senantiasa berdzikir kepada Alloh. Hati yang senantiasa wukuf dengan mengingat Alloh Subhanahu wa Ta'alaa. Sehingga kapanpun, dimanapun sedang apapun, ia selalu ingat kepada Alloh, dan itulah hakikat haji. Firman Alloh Subhanahu wa Ta'alaa :

فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنسِكَكُمْ فَاذْكُرُواللهَ
Fa idzaa qodhoitum manaasikakum fadzkurulloh
Artinya :
Apabila kalian telah menyelesaikan ibadah haji kalian, maka berzikirlah dengan menyebut Allah. [QS. Al Baqoroh : 200].

Demikian pula dengan hakikat qurban. Firman Alloh Subhanahu wa ta'ala :

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا ۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
Wa likulli ummatin ja'alnaa mansakal liyadz-kurusmallohi, 'alaa maa razaqohum mim bahiimatil an'aami. Fa ilaahukum ilaahuw-waahidung falahuu aslimuu. Wa basysyiril mukhbitiina
Artinya :
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syari'atkan penyembelihan (qurban), supaya mereka mengingat (menyebut) nama Alloh terhadap binatang ternak yang telah direzekikan oleh Alloh kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Alloh). [QS. Al hajj : 34].

Ma'asyirol muslimina rohimakumulloh,
Demikianlah khutbah singkat ini, sebagai perenungan bagi kita semua, bahwa beragama itu memang pilihan. Laa ikroha fiddiin (Tidak ada paksaan dalam beragama). Kita memilih Islam sebagai agama kita, itu sudah pilihan yang tepat. Sebab agama Islam satu-satunya agama yang telah di ridhoi oleh Alloh Subahanahu wa ta'alaa. Namun demikian, agama bukanlah hanya sekedar status sosial, kita boleh mengaku sebagai umat yang terbaik, akan tetapi menjadi perenungan bagi kita semua, "Apakah benar kita sudah beragama Islam dengan baik?". Wallohu'alam Bishshowab.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

KHUTBAH KEDUA :

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4
اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ لله وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ، أَمَّا بَعْدُ
فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْرًا

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُوَ
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger