Segi
eksistensi/perwujudan amalan thoriqot bertujuan melaksanakan Syari’at Islam
secara keseluruhan, tertib dan teratur serta teguh di atas norma-norma yang
dikehendaki Allah serta Rasul-Nya.
Kita singkap thoriqot
berlandaskan pada Firman Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi sebagai berikut :
wa-allawi
istaqaamuu 'alaa alththhariiqati la-asqaynaahum
maa-an ghadaqaan
|
|||||
Artinya : Dan
bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar
(rezki yang banyak). (QS. Al-Jin : 16).
|
|||||
wa-annaa minnaa alshshaalihuuna waminnaa duuna dzaalika
kunnaa tharaa-iqa qidadaan
|
|||||
Artinya : Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang
yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah
kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. Al-Jin : 11).
|
Ayat tersebut di atas
oleh para Ulama Tasawuf dijadikan pegangan hokum dalam melaksanakan pengamalan
ajaran thoriqot. Karena dengan mengamalkan thoriqot akan dapat diperoleh tujuan
melaksanakan Syari’at Islam yang sebenarnya (terpadu ibadat jasad, nyawa dan
rasa) yang dimaksud untuk tetap senatiasa berdzikir dan bertasbih dengan
menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya baik pada waktu pagi dan petang. Dari
segi materi pokok amalan thoriqot yang berupa wirid dzikir, baik yang dilakukan
secara mula-zamah yakni secara terus menerus, ataupun yang dilakukan secara mukhalafah
maksudnya menhindarakan diri dari segala sesuatu yang dapat membawa lupa kepada
Allah swt.
Hal ini dinyatakan
Allah melalui salah satu Firman-Nya :
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu
udzkuruu allaaha dzikran katsiiraan
|
Artinya : Hai
orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab : 41)
|
wasabbihuuhu
bukratan wa-ashiilaan
|
Artinya : Dan
bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al-Ahzab :42)
|
Berdasarkan bunyi
ayat ini maka jelas bahwa Allah telah memerintahkan kepada sekalian manusia
yang beriman untuk tetap senatiasa “Berdzikir dan Bertasbih” dengan menyebut
nama Allah sebanyak-banyaknya baik waktu pagi dan petang, siang ataupun
malam, selama hayat masih dikandung badan, guna memohon ampun kepada-Nya.
Sebab manusia tidak bisa terlepas dari dosa dan noda, baik ucapan maupun
perbuatan sering melangar larangan Allah. Dijelaskan dalam Firman-Nya :
|
waalladziina
idzaa fa'aluu faahisyatan aw zhalamuu
anfusahum dzakaruu allaaha faistaghfaruu
lidzunuubihim waman yaghfiru aldzdzunuuba illaa allaahu
walam yushirruu 'alaa maa fa'aluu wahum
ya'lamuuna
|
Artinya : Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri229, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali-Imron : 135).
|
Berdzikir itu
mengharapka ridho serta ampunan Allah swt. Segala kesalahannya akan
diampuni-Nya apabila cepat-cepat mohon ampun dan bertaubat. Karena orang yang
baik, bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah, tetapi orang yang baik
adalah yang sanggup memperbaiki dirinya dari segala kesalahan yang pernah
dilakukannya.
Posting Komentar