SHALAWAT NARIYAH DAN KEUTAMAAN SHALAWAT
Written By Belajar Memahami Diri Sendiri on Jumat, 06 Juli 2012 | 7/06/2012 06:36:00 PM
(Shalawat Nariyah) |
Salah satu sholawat yangg mustajab yakni Sholawat Tafrijiyah
Qurthubiyah/Sholawat Nariyah (Shalawat ini juga dibaca pada Rangkaian Bacaan
Tawassul TQN PP Suryalaya)
Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179)
dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah
Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika
mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak
yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat
nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat
(bi idznillah).”
“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci
gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca
shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka
rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan
tingkatan orang kaya.”
Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh
yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu
sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu
melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang
Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada
Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang
menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu
penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah
membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau
mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi.
Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta
didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa
karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para
sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh
syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang
mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri
karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada
si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang
bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak
orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya?
untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu
bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak
berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang
mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah.
Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh
karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’
(mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu
berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif
agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran
negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.
Inilah bacaan sholawat nariyah yang terkenal itu :
“أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ
الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ
الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ”
Artinya :
“Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna
atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala
macam buhulan/ikatan, dilepaskan/ lenyap dari segala kesusahan, ditunaikan/
dikabulkan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah,
dicurahkan hujan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia/yang pemurah.
Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu, semoga Engkau limpahkan juga
kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas,
bahkan sebanyak pengetahuan/ ilmu Engkau, Ya Alloh Tuhan semesta alam”
Dalam kitab terjemahan Afdhal al Salawat ‘ala Sayyid as Sadat karangan
Yusuf bin Ismail an Nabhani (diterjemahkan oleh Muzammal Noer dengan judul
Bershalawat untuk mendapat keberkahan hidup, dengan penerbit Mitra Pustaka,
Cetakan I Desember 2003 hal 302), Imam Ad Dinawari berkata : Siapa saja membaca
shalawat setiap selesai sholat sebanyak 11 kali dan ia menjadikannya sebagai
bacaan rutin maka rizkinya tidak akan pernah putus dan ia mendapatkan derajat
yang tinggi.
Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan
salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan
shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga
matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amalamal
kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah,
tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh
Ismail alQadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan
dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh.
Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits
lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku
kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam
itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya
shahih).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan
membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya
Keutamaan Membaca Sholawat
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang
yang beriman bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)
Shalawat dari Allah berarti rahmat. Bila shalawat itu dari Malaikat atau
manusia maka yang dimaksud adalah doa.
Sementara salam adalah keselamatan dari marabahaya dan kekurangan.
Tidak ada keraguan bahwa membaca shalawat dan salam adalah bagian dari
pernghormatan (tahiyyah), maka ketika kita diperintah oleh Allah untuk membaca
shalawat -yang artinya mendoakan Nabi Muhammad- maka wajib atas Nabi Muhammad
melakukan hal yang sama yaitu mendoakan kepada orang yang membaca shalawat
kepadanya. Karena hal ini merupakan ketetapan dari ayat:
Maka lakukanlah penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau
kembalikanlah penghormatan itu. (QS. An Nisa’: 86)
Doa dari Nabi inilah yang dinamakan dengan syafaat. Semua ulama telah sepakat
bahwa doa nabi itu tidak akan ditolak oleh Allah. Maka tentunya Allah akan
menerima Syafaat beliau kepada setiap orang yang membaca shalawat kepadanya.
Banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi.
Diantaranya:
Barangsiapa berdoa (menulis) shalawat kepadaku dalam sebuah buku maka para
malaikat selalu memohonkan ampun kepada Allah pada orang itu selama namaku
masih tertulis dalam buku itu.
Barangsiapa yang ingin merasa bahagia ketika berjumpa dengan Allah dan Allah
ridlo kepadanya, maka hendaknya ia banyak membaca shalawat kepadaku (Nabi).
Barangsipa membaca shalawat kepadaku di waktu hidupnya maka Allah memerintahkan
semua makhluk-Nya memohonkan maaf kepadanya setelah wafatnya.
Mereka yang berkumpul (di suatu majlis) lalu berpisah dengan tanpa dzikir
kepada Allah dan membaca shalawat kepada nabi, maka mereka seperti membawa
sesuatu yang lebih buruk dari bangkai.
Para ulama sepakat (ittifaq) diperbolehkannya menambahkan lafadz 'sayyidina'
yang artinya tuan kita, sebelum lafadz Muhammad. Namun mengenai yang lebih
afdhol antara menambahkan lafadz sayyidina dan tidak menambahkannya para ulama
berbeda pendapat.
Syeikh Ibrahim Al-Bajuri dan Syeik Ibnu Abdis Salam lebih memilih bahwa
menambahkan lafadz sayyidina itu hukumnya lebih utama, dan beliau menyebutkan
bagian ini melakukan adab atau etika kepada Nabi. Beliau berpijak bahwa
melakukan adab itu hukumnya lebih utama dari pada melakukan perintah (muruatul
adab afdholu minal imtitsal) dan ada dua hadits yang menguatkan ini.
Yaitu hadits yang menceritakan sahabat Abu Bakar ketika diperintah oleh
Rasulullah mengganti tempatnya menjadi imam shalat subuh, dan ia tidak
mematuhinya. Abu bakar berkata:
Tidak sepantasnya bagi Abu Quhafah (nama lain dari Abu Bakar) untuk maju di
depan Rasulullah.
Yang kedua, yaitu hadits yang menceritakan bahwa sahabat Ali tidak mau
menghapus nama Rasulullah dari lembara Perjanjian Hudaibiyah. Setelah hal itu
diperintahkan Nabi, Ali berkata
Saya tidak akan menghapus namamu selamanya.
Kedua hadits ini disebutkan dalam kitab Shahih Bukhori dan Muslim.Taqrir
(penetapan) yang dilakukan oleh Nabi pada ketidakpatuhan sahabat Abu Bakar dan
ali yang dilakukan karena melakukan adab dan tatakrama ini menunjukkan atas
keunggulan hal itu.
Rasulullah SAW bersabda:
Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa
membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali
hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan
hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat
memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam
kitab an-Nuzhah.
Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan
menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti
tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih
baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian
disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi
kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail
Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).
Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah
shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di
alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti
bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam
kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa
menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam
an-Nawawi, dan sanadnya shahih)
Wallohu'alam
(dari dokumen no.251 di Facebook Pemuda TQN Suryalaya)
Read more: http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/07/shalawat-nariyah-dan-keutamaan-shalawat.html#ixzz2HfjQMlkD
+ komentar + 1 komentar
Assalamu'alaikum ustad, apakah tidak masalah untuk mengamalkan sholawat selain sholawat Bani Hasyimi ?
Posting Komentar