Dalam ilmu tasawuf
diterangkan, bahwa Thoriqot, atau yang lebih dikenal Tarekat ialah jalan atau
petunjuk, atau perbuatan untuk melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran
yang dicontohkan oleh Rosullullah saw. serta dikerjakan oleh para Sahabat, para
Tabi’in, para Tabi’it Tabi’in, dan seterusnya turun temurun sampai kepada Guru
Mursyid, para Ulama secara bersambung dan berantai hingga pada masa kini.
Dalam ilmu tasawuf, bahwa Sunnah Nabi itu harus dilakukan dengan Thoriqot. Sesuai dengan maksud
tersebut Rasullullah saw. bersabda :
“Syariat
itu ucapanku. Thoriqot itu perbuatanku. Hakikat itu merupakan tingkah laku
daripadaku, dan Ma’rifat itu pokok dasar (modal) atau pangkal kekayaan (baik
lahir maupun batin).’ (HR. Anas bin Malik).
Dengan demikian dapatlah
dimengerti bahwa semua bimbingan peunjuk guru itu dinamakan Thoriqot. Dan Guru
pertama umat Islam ialah Nabi Muhammad saw. Setelah Nabi wafat diteruskan oleh
pewarisnya, yakni para Sahabat/Ulama. Para Ulama itu penerima/pemegang amanat
para Rasul Allah. Dan mempunyai kedudukan tersendiri, kedudukan yang tidak
mudah dicapai oleh sembarang orang. Kelanjutan hadist menerangkan bahwa :
“Para
Ulama itu adalah pewaris para Nabi”. (HR. Turmudzi).
Thoriqot itu merupakan
saluran dari pada Tasawuf. Prof. Dr. Aboebakar Aceh mengartikan Thoriqot itu
sebagai berikut, “Thoriqot yaitu jalan menuju Tuhan, yang dapat membawa manusia
itu kepada kebahagiaan dunia dan akhirat”. Sedangkan Prof. Buya Hamka,
mengatakan , “Maka diantara makhluk dan Khaliq itu ada perjalanan yang harus
kita tempuh. Inilah yang kita katakan Thoriqot”.
Dengan beberapa pengertian para Ulama di atas, jelas bagi kita bahwa Thoriqot itu suatu jalan atau cara yang ditempuh oleh seseorang penganutnya guna mendekatkan dirinya kepada Allah swt., serta mencari keridhaan-Nya dalam bentuk beribadat secara khusu’ baik lahir maupun batin. Demikianlah Thoriqot itu merupakan tindak lanjut dalam perkembangan Tasawuf yang kian hari kian banyak jumlah pengikutnya, hingga kepada para Ulama masa kini, bahkan hingga sampai masa yang akan datang.
Thoriqot bukanlah alairan kepercayaan atau aliran kebatinan, tetapi Thoriqot adalah bagian dari ajaran agama Islam yang terpenting. Disimpulkan atas tiga ajaran pokok sesuai petunjuk Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim, “Islam, Iman, Ihsan”.
- * Untuk mengetahui Islam pelajarilah ilmu
Fiqih.
- * Untuk mengetahui Iman pelajarilah ilmu
Ushuluddin.
- * Untuk mengetahui Ihsan pelajarilah ilmu
Tasawuf/Thoriqot.
Tasawuf/Thoriqot yaitu jalan yang harus ditempuh oleh setiap Muslimin untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya, dengan Mahabbah, serta melakukan ibadah kepada Allah swt., seakan-akan melihat kepada-Nya. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Malaikat Jibril dalam menyampaikan wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad saw. dengan bentuk pertanyaan, “Ajari aku tentang ihsan.” Kemudian dijawab oleh Nabi :
“Bahwa engkau menyembah Allah solah-olah engkau melihat-Nya, walupun engkau tidak dapat melihat-Nya, namun sesungguhnya Allah melihat engkau.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan perkataan lain,
diri kita setiap saat selalu terkontrol, karena sesungguhnya Allah swt. berada
disisi kita, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak baik. Bila Islam
sebagai pembinaan; dan Iman sebagai dasar pemikiran maka Ihsan merupakan dasar
tujuan, tujuan akhir hayat manusia. Karena itu bertasawuf/berthoriqotlah agar
tercapai tiga dasar Dienul Islam yang kokoh tak terpisahkan.
Dari sekian banyaknya Thoriqot Islam, terdapat dua Thoriqot yang digabung, yaitu “Thoriqot Qodiriyyah dan Naqsabandiyyah”. Adapun metode pengamalan Thoriqot Qodiriyyah ialah mengamalkan dzikir kepada Allah secara jahar (dibaca keras). Sedangkan Thoriqot Naqsabandiyyah melaksanakan dzikir khafi (yang diingatkan di dalam hati). Keduanya harus diamalkan secara terpadu, kontinyu dan teratur. Maksudnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, mempertebal iman, memperkokoh benteng pertahanan batiniah dari segala godaan syetan dan nafsu angkara murka serta pengaruh-pengaruh lingkungan yang negatif. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. yang artinya, “Orang yang kuat imannya ia mempunyai kemampuan untuk menguasai dirinya, karena hati diisi dengan dzikrullah, ingat selalu hanya kepada Allah swt.” (Al Hadist).
Demikian syariat dan
hakikat keduanya tidak bisa dipisahkan.
Arti
Tashawwuf
Tashawwuf atau yang
biasa disebut tasawuf, berasal dari kata shafa (bersih), karena kriterianya
ialah kebersihan (kesucian hati). Dengan mengikhlaskan pengabdian hanya kepada
Allah swt.
Tasawuf adalah bagaikan
lautan dasar dzikir Laa Ilaaha Illallah. Ibadah yang tidak dengan dzikir
(ingat) kepada Allah adalah gerak-gerik kosong atau hampa. Oleh karena itu
Allah memperingatkan dalam Al Quran :
fawaylun lilmushalliina
| ||||
Artinya : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(QS. Al-maa’un : 4).
| ||||
Maksudnya, dia
melakukan shalat hanya dengan fisiknya namun tidak ada pengaruhnya shalat itu
pada hatinya. Fisik menghadap Kiblat tetapi hati tidak khusu’, atau yang selalu
melalaikan, acuh akan waktu awal shalat (selalu shalatnya akhir bahkan
kelewat). Sedangkan unsur-unsur tasawuf antara lain, ialah tawakkal, sabar,
tekun, khusu’ beribadah memusatkan hatinya hanya kepada Allah swt.
- * Bertasawuf selalu menjaga keadaan ingat
kepada Allah;
- * Bertasawuf ialah membersihkan hati dan
bermujahadah kepada Allah;
* Bertasawuf yaitu menghias diri dengan
akhlaq terpuji, melepas diri dari akhlaq yang tercela dan mendekatkan diri
kepada Allah seru sekalian alam;
- * Bertaswauf orang ingin hatinya
dibersihkan Allah dan yang masuk ke dalam hakikat orang yang dapat merasakan
lezatnya berdzikir kepada Allah swt.;
- * Bertasawuf permulaannya ma’rifatullah
dan akhirnya mentauhidkan Allah.
Jadi dengan melaksanakan ajaran tasawuf Islam berarti telah mengikuti jalan lurus yang telah ditempuh oleh keempat golongan, yaitu :
Para Nabiyullah
Para
Nabi Allah merupakan utusan yang pertama dan utama, karena mereka telah
menempati ranking tertingi dalam pengabdian kepada Allah swt. dengan tugas
memimpin umat ke jalan yang lurus yang ditunjuki-Nya dengan beraneka ragam
derita/cobaan yang dialaminya.
Para Sahabat
Para
Sahabat karib Nabi Muhammad saw., yaitu Abu Bakar Siddiq, Umar, Ustman, dan Ali
bin Abi Thalib. Cintanya kepada Nabi saw. melebihi cintanya kepada anak dan
istrinya. Imannya tak tergoyahkan dalam keadaan bagaimanapun. Mereka
benar-benar menjadi tangan kanan Nabi saw. dalam menyiarkan serta mengembangkan
ajaran Islam, sehingga agama tersebut dapat berkembang menjadi agama dunia.
Para Waliyullah
Para
Wali Allah yakni mereka yang pada masa hidupnya lebih banyak mengikuti jejak
Sahabat Nabi saw. Selalu berkonsentrasi segala ingatan, perasaan, dan tujuannya
yang ditujukan semata-mata kepada Allah/dzikirullah selalu, rasa cintanya
kepada Allah sangat mendalam.
Orang-orang yang shaleh.
Berikutnya
adalah golongan yang keempat terdiri dari orang-orang shaleh, yaitu orang-orang
yang beriman yang mengikuti jejak tiga golongan di atas dam memiliki keahlian
tertentu. Keahliannya bukan hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarhanya,
melainkan juga untuk kemanusiaan dan agama (mengutamakan mendekatkan diri
kepada Allah). Selanjutnya adalah umat Islam yang mengikuti jejak pendahulu
mereka yang empat golongan di atas, mereka tidak merasa kebertan sedikitpun
dalam enerima syari’at Islam walau harus mengalami ujian yang tidak
henti-hentinya. Sejalan dengan Firman Allah ;
faman yuridi allaahu an yahdiyahu yasyrah shadrahu lil-islaami waman yurid an yudhillahu yaj'alshadrahu dhayyiqan harajan ka-annamaa yashsha''adu fii alssamaa-i kadzaalika yaj'alu allaahu alrrijsa 'alaa alladziina laa yu/minuuna
|
Artinya : Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya503, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.(QS. Al-An”am: 125).
|
Segi manfaatnya tasawuf merupakan dasar pokok kekuatan batin, pembersih jiwa, pemupuk iman, penyubur amal shaleh semata-mata mencari keridhoan Allah, memperkuat daya juang dengan sifat-sifat; sabar, syukur, ridho, ikhlas, sikap ramah tamah, muka jernih dan bermoral luhur yang kesemuanya itu adalah sifat-sifat yang berniali tinggi. Orang yang lapang dadanya menerima tasawuf Islam pertanda memperoeh hidayah Allah, sebaliknya yang masih merasa berat menerima sebagai pandangan hidupnya, dituntut untuk terus berusaha meraih petunjuk tasawuf/thoriqot itu.
Pandangan yang Keliru terhadap Tarekat
Dari fakta sejarah yang diuraikan, penulisan sejarah Indonesia yang memberikan evaluasi negative terhadap Tarekat, yang dinilai sebagai penyebab utama timbulnya kemunduran Indonesia, adalah keliru. Hasil interpretasi penulis sejarah yang belum memahami hakekat Gerakan Tarekat. Kelompok penulis ini sebenarnya juga tidak mengerti makna eksistensi Tarekat dan aktivitasnya. Dinilai sesederhana yang dilihat hanya pada kegiatan ritualnya semata. Padahal ruang garapan Tarekat seluas kepentingan kehidupan kebersamaan dan kenegaraan. Walau aktivitas utamanya lebih ditamp[akkan merupakan latihan peningkatan pendekatan diri terhadap Allah Robbul Izzati.
Oleh karena itu, akan terlihat Tarekat dengan gerakannya pada setiap zaman mengalami perubahan aktivitasnya. Kurangnya pemahaman hal yang demikian ini akan mengecilkan Gerakan Tarekat hanya sebagai gerakan olah jiwa tenpa terkait dalam kegiatan kebangsaan dan kenegaraan.
Tulisan ini diangkat dengan tujuan untuk membuka kembali realitas sejarah gerakan Tarekat yang tidak hanya sebatas Indonesia, melainkan gambaran tiap gerakannya berkaitan dengan kondisi Internasional.
Posting Komentar