Home » » HIKMAH MALAM KE-29

HIKMAH MALAM KE-29

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 24 Juni 2020 | 13.53

HIKMAH MALAM KE-29 ๐ŸŒน
JALAN INI TELAH DIRIDHOI ALLOH

Assalamu'alaikum wrwb
Sahabat, Islam berasal dari kata 'salaam' artinya; selamat/keselamatan. Jadi orang yang masuk ke dalam Islam itu adalah orang yang selamat. Hanya orang yang beriman yang diperintahkan oleh Alloh untuk masuk ke dalam Islam.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูŠٰุۤงَ ูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆุง ุงุฏْุฎُู„ُูˆْุง ูِู‰ ุงู„ุณِّู„ْู…ِ ฺฉَุงۤ ูَّุฉً ۖ ูˆَّู„َุง ุชَุชَّุจِุนُูˆْุง ุฎُุทُูˆٰุชِ ุงู„ุดَّูŠْุทٰู†ِ ۗ ุงِู†َّู‡ٗ ู„َู€ฺฉُู…ْ ุนَุฏُูˆٌّ ู…ُّุจِูŠْู†ٌ
yaaa ayyuhallaziina aamanudkhuluu fis-silmi kaaaffataw wa laa tattabi'uu khuthuwaatisy-syaithoon, innahuu lakum 'aduwwum mubiin

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208).

Islam sebagai agama, telah diridhoi oleh Alloh Subhanahu wa Ta'alaa :

 ุงَ ู„ْูŠَูˆْู…َ ุงَูƒْู…َู„ْุชُ ู„َู€ูƒُู…ْ ุฏِูŠْู†َูƒُู…ْ ูˆَุงَ ุชْู…َู…ْุชُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ู†ِุนْู…َุชِูŠْ ูˆَุฑَุถِูŠْุชُ ู„َู€ูƒُู…ُ ุงู„ْุงِ ุณْู„َุง ู…َ ุฏِูŠْู†ًุง ۗ ูَู…َู†ِ ุงุถْุทُุฑَّ ูِูŠْ ู…َุฎْู…َุตَุฉٍ ุบَูŠْุฑَ ู…ُุชَุฌَุง ู†ِูٍ ู„ِّุงِุซْู…ٍ ۙ ูَุงِ ู†َّ ุงู„ู„ّٰู‡َ ุบَูُูˆْุฑٌ ุฑَّุญِูŠْู…ٌ‏
al-yauma ya`isallaziina kafaruu ming diinikum fa laa takhsyauhum wakhsyauun, al-yauma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu 'alaikum ni'matii wa rodhiitu lakumul-islaama diinaa

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu".
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 3).

Sahabat,
Seyogyanya, seorang muslim itu adalah orang yang telah selamat dan dalam keridhoan Alloh Subhanahubwa Ta'alaa. Tentu itu didapat kalau pemeluknya konsisten dengan ajaran Islam, yang meliputi; iman, islam, ihsan. Seorang muslim yang sejati ialah orang yang memahami ajaran agama Islam secara keseluruhan lalu ia mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari secara istiqomah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ูˆَّุงَู†ْ ู„َّูˆِ ุงุณْุชَู‚َุง ู…ُูˆْุง ุนَู„َู‰ ุงู„ุทَّุฑِูŠْู‚َุฉِ ู„َุงَ ุณْู‚َูŠْู†ٰู‡ُู…ْ ู…َّุงุٓกً ุบَุฏَู‚ًุง
wa al lawistaqoomuu 'alath-thoriiqoti la`asqoinaahum maaa`an ghodaqoo

"Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan iti (Ath Thoriiqoh/agama Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup."
(QS. Al-Jinn 72: Ayat 16).

Sahabat,
Kalau kita istiqomah dengan ajaran Islam maka kita akan mendapatkan Ridho Alloh Subhanahu wa Ta'alaa. Itulah maknanya ketika kita menyebut nama seorang sahabat Nabi, seraya mendo'akannya dengan kalimat 'rodhiyallohu 'anhu' (semoga Alloh meridhoinya). Sebenarnya, tidak hanya sahabat yang berhak kita do'akan dengan kalimat 'rodhiyallohu 'anhu', tapi termasuk pula tabi'in, auliya, dan masyaayikh.

Sebagaimana keterangan Syaikh Nawawi al Bantani, r.a. :

ูˆููŠ ุญู‚ ุงู„ุตุญุงุจุฉ ูˆุงู„ุชุงุจุนูŠู† ูˆุงู„ุฃูˆู„ูŠุงุก ูˆุงู„ู…ุดุงูŠุฌ ุจุงู„ุชุฑุถูŠ ูˆููŠ ุญู‚ ุบูŠุฑู‡ู… ูŠูƒููŠ ุฃูŠ ุฏุนุงุก ูƒุงู† ุงู†ุชู‡ูŠ

" (Tetapi lafal yang sesuai dan layak) untuk para sahabat, tabi'in, wali, dan masyayikh adalah lafal tarodhdhi, dan untuk selain mereka sudah cukup,yaitu do'a sebagai adanya".

Sahabat,
Siapa orang-orang yang telah menggenggam Ridho Alloh?
Ialah orang-orang yang telah berjanji setia (bay'at) dengan menjual dirinya kepada Alloh dan Rosul-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ู„َู€ู‚َุฏْ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ุงِุฐْ ูŠُุจَุงูŠِุนُูˆْู†َูƒَ ุชَุญْุชَ ุงู„ุดَّุฌَุฑَุฉِ ูَุนَู„ِู…َ ู…َุง ูِูŠْ ู‚ُู„ُูˆْุจِู‡ِู…ْ ูَุงَ ู†ْุฒَู„َ ุงู„ุณَّูƒِูŠْู†َุฉَ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูˆَุงَ ุซَุง ุจَู‡ُู…ْ ูَุชْุญًุง ู‚َุฑِูŠْุจًุง ۙ
laqod rodhiyallohu 'anil-mu`miniina iz yubaayi'uunaka tahtasy-syajaroti fa 'alima maa fii quluubihim fa angzalas-sakiinata 'alaihim wa asaabahum fat-hang qoriibaa

"Sungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat,"
(QS. Al-Fath 48: Ayat 18).

Huruf ูƒ pada kalimah ูŠุจุงูŠุนูˆู†ูƒ dalam ayat tersebut adalah bentuk kalimah fi'il mudhori' yang berarti telah, sekarang dan akan datang. Maka makna ูƒ tersebut, dahulu bay'at sahabat kepada Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi wa Sallam, namun kalau dalam kontek sekarang, makna ูƒ itu, bay'at kepada 'Ulama yang mendapat petunjuk sebagai penerus Nabi, yaitu 'Ulama yang Mursyid.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

 ู…َู†ْ ูŠَّู‡ْุฏِ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ูَู‡ُูˆَ ุงู„ْู…ُู‡ْุชَุฏِ ۚ ูˆَู…َู†ْ ูŠُّุถْู„ِู„ْ ูَู„َู†ْ ุชَุฌِุฏَ ู„َู‡ٗ ูˆَู„ِูŠًّุง ู…ُّุฑْุดِุฏًุง
may yahdillaahu fa huwal-muhtadi wa may yudhlil fa lang tajida lahuu waliyyam mursyidaa

"Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya (Mursyid)."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 17).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ุงِู†َّ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ูŠُุจَุงูŠِุนُูˆْู†َูƒَ ุงِู†َّู…َุง ูŠُุจَุงูŠِุนُูˆْู†َ ุงู„ู„ّٰู‡َ ۗ ูŠَุฏُ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ูَูˆْู‚َ ุงَูŠْุฏِูŠْู‡ِู…ْ ۚ ูَู…َู†ْ ู†َّูƒَุซَ ูَุงِ ู†َّู…َุง ูŠَู†ْูƒُุซُ ุนَู„ٰู‰ ู†َูْุณِู‡ٖ ۚ ูˆَู…َู†ْ ุงَูˆْูٰู‰ ุจِู…َุง ุนٰู‡َุฏَ ุนَู„َูŠْู‡ُ ุงู„ู„ّٰู‡َ ูَุณَูŠُุคْุชِูŠْู‡ِ ุงَุฌْุฑًุง ุนَุธِูŠْู…ًุง
innallaziina yubaayi'uunaka innamaa yubaayi'uunalloh, yadullohi fauqo aidiihim, fa man nakasa fa innamaa yangkusu 'alaa nafsih, wa man aufaa bimaa 'aahada 'alaihulloha fa sayu`tiihi ajron 'azhiimaa

"Bahwa orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka, maka barang siapa melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas (janji) sendiri; dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah, maka Dia akan memberinya pahala yang besar."
(QS. Al-Fath 48: Ayat 10).

Sahabat,
Pada bulan Dzulkaedah tahun keenam Hijriyyah Nabi Muhammad SAW beserta pengikut-pengikutnya hendak mengunjungi Mekkah untuk melakukan umrah dan melihat keluarga-keluarga mereka yang telah lama ditinggalkan. Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti dan mengutus Utsman bin Affan lebih dahulu ke Mekah untuk menyampaikan maksud kedatangan beliau dan kamu muslimin.

Mereka menanti-nanti kembalinya Utsman, tetapi tidak juga datang karena Utsman ditahan oleh kaum musyrikin, kemudian tersiar lagi kabar bahwa Utsman telah dibunuh. Karena itu Nabi menganjurkan agar kamu muslimin melakukan bay'ah (janji setia) kepada beliau.

Mereka pun mengadakan janji setia kepada Nabi dan mereka akan memerangi kaum Quraisy bersama Nabi sampai kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini telah diridhai Allah sebagaimana tersebut dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut Baiatur Ridwan. Baiatur Ridwan ini menggetarkan kaum musyrikin, sehingga mereka melepaskan Utsman dan mengirim utusan untuk mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin. Perjanjian ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.

Sahabat,
Orang yang berjanji setia biasanya berjabatan tangan. Caranya berjanji setia dengan Rasul ialah meletakkan tangan Rasul di atas tangan orang yang berjanji itu. Jadi maksud tangan Allah di atas mereka ialah untuk menyatakan bahwa berjanji dengan Rasulullah sama dengan berjanji dengan Allah. Jadi seakan-akan Allah di atas tangan orang-orang yang berjanji itu. Hendaklah diperhatikan bahwa Allah Maha Suci dari segala sifat-sifat yang menyerupai makhluknya.

Dengan bay'at itu maka Alloh telah ridho kepada mereka, dan itu adalah sebuah keberuntungan yang besar.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

 ูَุง ุณْุชَู€ุจْุดِุฑُูˆْุง ุจِุจَูŠْุนِูƒُู…ُ ุงู„َّุฐِูŠْ ุจَุงูŠَุนْุชُู…ْ ุจِู‡ٖ ۗ ูˆَุฐٰู„ِูƒَ ู‡ُูˆَ ุงู„ْูَูˆْุฒُ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ُ
fastabsyiruu bibai'ikumullazii baaya'tum bih, wa zaalika huwal-fauzul-'azhiim

"Maka bergembiralah dengan jual-beli (bay'at) yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 111).

Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa asulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :

ู…َู†ْ ุฎَู„َุนَ ูŠَุฏًุง ู…ِู†ْ ุทَุงุนَุฉٍ ู„َู‚ِูŠَ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ู„َุง ุญُุฌَّุฉَ ู„َู‡ُ ูˆَู…َู†ْ ู…َุงุชَ ูˆَู„َูŠْุณَ ูِูŠ ุนُู†ُู‚ِู‡ِ ุจَูŠْุนَุฉٌ ู…َุงุชَ ู…ِูŠุชَุฉً ุฌَุงู‡ِู„ِูŠَّุฉً
“Barangsiapa melepas tangannya (baiatnya) dalam mentaati pemimpin, ia akan bertemu dengan Allah di hari kiamat dengan tanpa memiliki hujjah, dan barangsiapa meninggal dalam keadaan tiada baiat di pundaknya maka matinya seperti mati jahiliyah.” (HR. Muslim).

Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa๐ŸŒน
25-Juni-2020
Mahmud J. Al Maghribaen
Petani Pohon Anti Gempa 108
TQN Ma'had Suryalaya
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger