HIKMAH MALAM KE-28
DUNIA TERLAKNAT KECUALI DZIKIR ๐น
Assalamu'alaikum wrwb
Sahabat yang budiman,
Manusia, sebagai makhluk sosial ia tak lepas dari keterkaitan dengan makhluk lainnya. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia berinteraksi dengan alam; matanya, pendengarannya, hatinya, semunya terlibat dengan segala sesuatu (kullu syai-in) ciptaan-Nya.
Sahabat,
Segala sesuatu itu meliputi seluruh makhluk dan amal perbuatan. Segala sesuatu itu, ada yang baik, ada yang wilayah abu-abu, ada juga yang sudah jelas keburukannya.
Nah bagaimana sikap kita saat berinteraksi dengan segala sesuatu tersebut agar kita tidak menjadi manusia yang sia-sia atau bahkan manusia yang celaka? Tentu kita harus memiliki pengetahuan tentang hal yang buruk dan hal yang baik untuk kita lakukan, agar kita yang dapat mengendalikan segala sesuatu itu, bukan sebaliknya.
Bagaimana cara mengendalikannya?, ialah dengan cara kita selalu ingat kepada pencipta-Nya, Al Kholiq.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
ุงูุฏَُّْููุง ู َْูุนَُููุฉٌ، ู َْูุนٌُูู ู َุง َِูููุง، ุฅَِّูุง ุฐِْูุฑَ ุงَِّููู، َูู َุง َูุงَูุงُู، ุฃَْู ุนَุงِูู ًุง، ุฃَْู ู ُุชَุนَِّูู ًุง
“Dunia terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, atau orang alim, atau pelajar.” (HR. Ibnu Majah).
Sahabat,
Ternyata, dunia dan seisinya itu semuanya dilaknat, kecuali; dzikrulloh, orang yang berilmu, dan orang yang menuntut ilmu.
Jadi segala aktivitas kita; apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, yang masuk dan dikeluar dari mulut, perbuatan tangan, badan, faraj, dan kaki semuanya itu terlaknat. Kecuali semua aktivitas jasad itu ada ingatannya kepada Alloh Subhanahu wa Ta'alaa.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َََููููุฏْ ุฐَุฑَุฃَْูุง ِูุฌَََّูููู َ َูุซِْูุฑًุง ู َِّู ุงْูุฌِِّู َูุง ْูุงِ ْูุณِ ۖ َُููู ْ ُُْูููุจٌ َّูุง َََُْْูููููู ุจَِูุง ۖ ََُูููู ْ ุงَุนٌُْูู َّูุง ُูุจْุตِุฑَُْูู ุจَِูุง ۖ ََُูููู ْ ุงٰุฐَุง ٌู َّูุง َูุณْู َุนَُْูู ุจَِูุง ۗ ุงُٰููุٓฆَِู َูุง ْูุงَ ْูุนَุง ู ِ ุจَْู ُูู ْ ุงَุถَُّู ۗ ุงُٰููุٓฆَِู ُูู ُ ุงْูุบَُِْٰูููู
wa laqod zaro`naa lijahannama kasiirom minal-jinni wal-ingsi lahum quluubul laa yafqohuuna bihaa wa lahum a'yunul laa yubshiruuna bihaa wa lahum aazaanul laa yasma'uuna bihaa, ulaaa`ika kal-an'aami bal hum adholl, ulaaa`ika humul-ghoofiluun
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 179).
Sahabat yang budiman,
Lalu, bagaimana cara agar kita selalu ingat kepada Alloh dalam segala aktivitas kita?
Caranya adalah dengan Talqin Dzikir, yaitu belajar dzikir kepada Ahlinya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َูู َุงۤ ุงَุฑْุณََْููุง َูุจََْูู ุงَِّูุง ุฑِุฌَุง ًูุง ُّْููุญِْูۤ ุงَِِْูููู ْ َูุณْููุฆَُْููุۤง ุงََْูู ุงูุฐِّْูุฑِ ุงِْู ُْููุชُู ْ َูุง ุชَุนَْูู َُْูู
wa maaa arsalnaa qoblaka illaa rijaalan nuuhiii ilaihim fas`aluuu ahlaz-zikri ing kungtum laa ta'lamuun
"Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada Ahli Dzikir (orang yang berilmu), jika kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 7).
Dalam ayat di atas, disebutkan secara sharih (terang, jelas) mengenai siapakah ahli dzikir itu, ialah orang-orang yang berilmu. Pertanyaan selanjutnya, lalu siapakah orang-orang berilmu itu?
Orang berilmu itu adalah para wali dan para ulama yang dalam hatinya terdapat rasa takut (khasyyah) kepada Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َูู َِู ุงَّููุง ุณِ َูุง ูุฏََّูุงٓ ุจِّ َูุง ْูุงَ ْูุนَุง ู ِ ู ُุฎْุชٌَِูู ุงَ َْููุง ُููٗ َูุฐَِٰูู ۗ ุงَِّูู َุง َูุฎْุดَู ุงَّٰููู ู ِْู ุนِุจَุง ุฏِِู ุงْูุนَُูู ٰٓ ุคُุง ۗ ุงَِّู ุงَّٰููู ุนَุฒِْูุฒٌ ุบَُْููุฑٌ
wa minan-naasi wad-dawaaabbi wal-an'aami mukhtalifun alwaanuhuu kazaalik, innamaa yakhsyalloha min 'ibaadihil-'ulamaaa`, innalloha 'aziizun ghofuur
"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."
(QS. Fatir 35: Ayat 28).
Sahabat,
Untuk bisa selalu ingat kepada Alloh yang Maha Menciptakan di setiap keadaan itu, caranya dengan Dzikir Khofi atau dzikir yang samar, dzikir yang tidak terdengar namun bisa dirasakan. Hanya ingat hati kepada Alloh, karena hanya ingat maka dimana pun kapan pun kita bisa berdzikir kepada Alloh. Ingatan itu tidak terhalang oleh segala sesuatu, dimana hati ingat maka hati langsung sampai kepada yang diingat.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َูุง ุฐُْูุฑْ ุฑَّุจََّู ِْูู َْููุณَِู ุชَุถَุฑُّุนًุง َّูุฎَِْููุฉً َّูุฏَُْูู ุงْูุฌَْููุฑِ ู َِู ุงَِْْูููู ุจِุง ْูุบُุฏُِّู َูุง ْูุงٰ ุตَุง ِู ََููุง ุชَُْูู ู َِّู ุงْูุบَِِْٰูููู
wazkur robbaka fii nafsika tadhorru'aw wa khiifataw wa duunal-jahri minal-qouli bil-ghuduwwi wal-aashooli wa laa takum minal-ghoofiliin
"Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 205).
Sahabat,
Kalau hati sudah diliputi dengan rasa ingat kepada Alloh, maka apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga menjadi halal, tangan berbuat baik, kaki melangkah ke arah kebaikan.
Dalam hadits Qudsi Alloh Subhanahu wa Ta'alaa berfirman :
َูุจِู َูุณْู َุนُ َูุจِู ُูุจْุตِุฑُ َูุจِู َูุจْุทِุดُ َูุจِู َูู ْุดِู
"Dengan-Ku dia mendengar, dengan-Ku dia melihat, dengan-Ku dia memukul, dan dengan-Ku dia berjalan".
Demikianlah bila hati sudah menjadi raja bagi seluruh anggota tubuh maka tubuh akan mematuhi apa yang ada di hatinya.
Rosululloh Sholallohu 'alaihi wa sallam :
ุฃูุง ูุฅู ูู ุงูุฌุณุฏ ู ุถุบุฉ ุฅุฐุง ุตูุญุช ุตูุญ ุงูุฌุณุฏ ููู، ูุฅุฐุง ูุณุฏุช ูุณุฏ ุงูุฌุณุฏ ููู، ุฃูุง ููู ุงูููุจ
[ ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑู ูู ุณูู ]
Alaa wa inna fil jasaadi mudhghoh. Idzaa sholuhat, sholuha jasadu kulluhu, wa idza fasadat, fasada jasadu kulluhu. Alaa wahiyal qolbu
"Dan ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, baiklah seluruh jasad dan jika ia rusak, rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah qolbu". [HR. Bukhari dan Muslim].
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa ๐น
23-06-2020
Mahmud J. Al Maghribaen
Petani Pohon Anti Gempa 108
TQN Ma'had Suryalaya
DUNIA TERLAKNAT KECUALI DZIKIR ๐น
Assalamu'alaikum wrwb
Sahabat yang budiman,
Manusia, sebagai makhluk sosial ia tak lepas dari keterkaitan dengan makhluk lainnya. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia berinteraksi dengan alam; matanya, pendengarannya, hatinya, semunya terlibat dengan segala sesuatu (kullu syai-in) ciptaan-Nya.
Sahabat,
Segala sesuatu itu meliputi seluruh makhluk dan amal perbuatan. Segala sesuatu itu, ada yang baik, ada yang wilayah abu-abu, ada juga yang sudah jelas keburukannya.
Nah bagaimana sikap kita saat berinteraksi dengan segala sesuatu tersebut agar kita tidak menjadi manusia yang sia-sia atau bahkan manusia yang celaka? Tentu kita harus memiliki pengetahuan tentang hal yang buruk dan hal yang baik untuk kita lakukan, agar kita yang dapat mengendalikan segala sesuatu itu, bukan sebaliknya.
Bagaimana cara mengendalikannya?, ialah dengan cara kita selalu ingat kepada pencipta-Nya, Al Kholiq.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
ุงูุฏَُّْููุง ู َْูุนَُููุฉٌ، ู َْูุนٌُูู ู َุง َِูููุง، ุฅَِّูุง ุฐِْูุฑَ ุงَِّููู، َูู َุง َูุงَูุงُู، ุฃَْู ุนَุงِูู ًุง، ุฃَْู ู ُุชَุนَِّูู ًุง
“Dunia terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, atau orang alim, atau pelajar.” (HR. Ibnu Majah).
Sahabat,
Ternyata, dunia dan seisinya itu semuanya dilaknat, kecuali; dzikrulloh, orang yang berilmu, dan orang yang menuntut ilmu.
Jadi segala aktivitas kita; apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, yang masuk dan dikeluar dari mulut, perbuatan tangan, badan, faraj, dan kaki semuanya itu terlaknat. Kecuali semua aktivitas jasad itu ada ingatannya kepada Alloh Subhanahu wa Ta'alaa.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َََููููุฏْ ุฐَุฑَุฃَْูุง ِูุฌَََّูููู َ َูุซِْูุฑًุง ู َِّู ุงْูุฌِِّู َูุง ْูุงِ ْูุณِ ۖ َُููู ْ ُُْูููุจٌ َّูุง َََُْْูููููู ุจَِูุง ۖ ََُูููู ْ ุงَุนٌُْูู َّูุง ُูุจْุตِุฑَُْูู ุจَِูุง ۖ ََُูููู ْ ุงٰุฐَุง ٌู َّูุง َูุณْู َุนَُْูู ุจَِูุง ۗ ุงُٰููุٓฆَِู َูุง ْูุงَ ْูุนَุง ู ِ ุจَْู ُูู ْ ุงَุถَُّู ۗ ุงُٰููุٓฆَِู ُูู ُ ุงْูุบَُِْٰูููู
wa laqod zaro`naa lijahannama kasiirom minal-jinni wal-ingsi lahum quluubul laa yafqohuuna bihaa wa lahum a'yunul laa yubshiruuna bihaa wa lahum aazaanul laa yasma'uuna bihaa, ulaaa`ika kal-an'aami bal hum adholl, ulaaa`ika humul-ghoofiluun
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 179).
Sahabat yang budiman,
Lalu, bagaimana cara agar kita selalu ingat kepada Alloh dalam segala aktivitas kita?
Caranya adalah dengan Talqin Dzikir, yaitu belajar dzikir kepada Ahlinya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َูู َุงۤ ุงَุฑْุณََْููุง َูุจََْูู ุงَِّูุง ุฑِุฌَุง ًูุง ُّْููุญِْูۤ ุงَِِْูููู ْ َูุณْููุฆَُْููุۤง ุงََْูู ุงูุฐِّْูุฑِ ุงِْู ُْููุชُู ْ َูุง ุชَุนَْูู َُْูู
wa maaa arsalnaa qoblaka illaa rijaalan nuuhiii ilaihim fas`aluuu ahlaz-zikri ing kungtum laa ta'lamuun
"Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada Ahli Dzikir (orang yang berilmu), jika kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 7).
Dalam ayat di atas, disebutkan secara sharih (terang, jelas) mengenai siapakah ahli dzikir itu, ialah orang-orang yang berilmu. Pertanyaan selanjutnya, lalu siapakah orang-orang berilmu itu?
Orang berilmu itu adalah para wali dan para ulama yang dalam hatinya terdapat rasa takut (khasyyah) kepada Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َูู َِู ุงَّููุง ุณِ َูุง ูุฏََّูุงٓ ุจِّ َูุง ْูุงَ ْูุนَุง ู ِ ู ُุฎْุชٌَِูู ุงَ َْููุง ُููٗ َูุฐَِٰูู ۗ ุงَِّูู َุง َูุฎْุดَู ุงَّٰููู ู ِْู ุนِุจَุง ุฏِِู ุงْูุนَُูู ٰٓ ุคُุง ۗ ุงَِّู ุงَّٰููู ุนَุฒِْูุฒٌ ุบَُْููุฑٌ
wa minan-naasi wad-dawaaabbi wal-an'aami mukhtalifun alwaanuhuu kazaalik, innamaa yakhsyalloha min 'ibaadihil-'ulamaaa`, innalloha 'aziizun ghofuur
"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."
(QS. Fatir 35: Ayat 28).
Sahabat,
Untuk bisa selalu ingat kepada Alloh yang Maha Menciptakan di setiap keadaan itu, caranya dengan Dzikir Khofi atau dzikir yang samar, dzikir yang tidak terdengar namun bisa dirasakan. Hanya ingat hati kepada Alloh, karena hanya ingat maka dimana pun kapan pun kita bisa berdzikir kepada Alloh. Ingatan itu tidak terhalang oleh segala sesuatu, dimana hati ingat maka hati langsung sampai kepada yang diingat.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َูุง ุฐُْูุฑْ ุฑَّุจََّู ِْูู َْููุณَِู ุชَุถَุฑُّุนًุง َّูุฎَِْููุฉً َّูุฏَُْูู ุงْูุฌَْููุฑِ ู َِู ุงَِْْูููู ุจِุง ْูุบُุฏُِّู َูุง ْูุงٰ ุตَุง ِู ََููุง ุชَُْูู ู َِّู ุงْูุบَِِْٰูููู
wazkur robbaka fii nafsika tadhorru'aw wa khiifataw wa duunal-jahri minal-qouli bil-ghuduwwi wal-aashooli wa laa takum minal-ghoofiliin
"Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 205).
Sahabat,
Kalau hati sudah diliputi dengan rasa ingat kepada Alloh, maka apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga menjadi halal, tangan berbuat baik, kaki melangkah ke arah kebaikan.
Dalam hadits Qudsi Alloh Subhanahu wa Ta'alaa berfirman :
َูุจِู َูุณْู َุนُ َูุจِู ُูุจْุตِุฑُ َูุจِู َูุจْุทِุดُ َูุจِู َูู ْุดِู
"Dengan-Ku dia mendengar, dengan-Ku dia melihat, dengan-Ku dia memukul, dan dengan-Ku dia berjalan".
Demikianlah bila hati sudah menjadi raja bagi seluruh anggota tubuh maka tubuh akan mematuhi apa yang ada di hatinya.
Rosululloh Sholallohu 'alaihi wa sallam :
ุฃูุง ูุฅู ูู ุงูุฌุณุฏ ู ุถุบุฉ ุฅุฐุง ุตูุญุช ุตูุญ ุงูุฌุณุฏ ููู، ูุฅุฐุง ูุณุฏุช ูุณุฏ ุงูุฌุณุฏ ููู، ุฃูุง ููู ุงูููุจ
[ ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑู ูู ุณูู ]
Alaa wa inna fil jasaadi mudhghoh. Idzaa sholuhat, sholuha jasadu kulluhu, wa idza fasadat, fasada jasadu kulluhu. Alaa wahiyal qolbu
"Dan ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, baiklah seluruh jasad dan jika ia rusak, rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah qolbu". [HR. Bukhari dan Muslim].
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa ๐น
23-06-2020
Mahmud J. Al Maghribaen
Petani Pohon Anti Gempa 108
TQN Ma'had Suryalaya
Posting Komentar