Home » » HIKMAH MALAM KE-19 15-06-2020

HIKMAH MALAM KE-19 15-06-2020

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Senin, 22 Juni 2020 | 02.51

HIKMAH MALAM KE-19
QODHO DAN QODAR
Assalamu'alaikum wr wb,
Para sahabat yang budiman,
Sesuai dengan request dari salah satu sahabat saya di facebook, bahwa beliau minta dibahas seputar Qodho dan Qodar.
Qodho dan Qodar termasuk ke dalam salah satu Rukun Iman yang Enam. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi wa sallam, ketika dialog dengan Malaikat Jibril as. :
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk” ia berkata, “Engkau benar".
Pembahasan Qodho dan Qodar termasuk ke dalam ranah Ilmu Tauhid, atau Ushuluddiin, atau juga di sebut Ilmu Kalam.
Terdapat beberapa pendapat di kalangan para ulama Tauhid (mutakallimin) tentang Qodho dan Qodar.
Sebagaimana dalam bidang ilmu Fiqih dan ilmu Tashawwuf, ilmu Kalam juga terdapat beberapa 'madzhab'.
Di bawah ini saya akan menjelaskan pengertian Qodho dan Qodar menurut 'Ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Syekh Muhammad Nawawi al-Banteni memberikan contoh konkret tentang Qodho dan Qadar menurut kelompok Asy'ariyyah. Qodho adalah putusan Allah pada azali bahwa kelak kita akan menjadi apa. Sementara Qodar adalah realisasi Allah atas qadha terhadap diri kita sesuai kehendak-Nya.
فإرادة الله المتعلقة أزلا بأنك تصير عالما قضاء وإيجاد العلم فيك بعد وجودك على وفق الإرادة قدر
“Kehendak Allah yang berkaitan pada azali, misalnya kau kelak menjadi orang alim atau berpengetahuan, itu adalah Qodha. Sementara penciptaan ilmu di dalam dirimu setelah ujudmu hadir di dunia sesuai dengan kehendak-Nya pada azali, itulah yang disebut dengan Qadar,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 12).
Sahabat yang bahagia,
Pengertian Qodho menurut bahasa dan istilah adalah: Ketentuan atau Ketetapan Hukum yang sudah ditetapkan kepada makhluk-Nya sejak zaman Azali sesuai dengan kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'alaa.
Sedang Qodar ialah, Kepastian atau Perwujudan atas ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Jadi, segala sesuatu itu telah ditetapkan dalam Qodho dan Qodar sesuai dengan kehendak-Nya.
Rosululloh Shalallohu 'alaihi wa sallam bersabda :
قالرسول الله عليه وسلم: السعيد سعيد في بطن أميه، والسقي واسقي في بطن أميه
Qoola Rosuulullooh sholallohu 'alaihi wa sallam: "Assa'iidu sa'iidun fii bathni ummiihi, wassaqiyyu saqqiiyun fii bathni ummiihi".
Bersabda Rosululloh sholallohu 'alaihi wa sallam, "Orang yang bahagia ditakdirkan bahagia sejak dalam perut ibunya. Orang yang menderita sudah ditakdirkan me derita sejak dalam perut ibunya".
Sahabat,
Siapa pun tidak akan bisa mencari tahu tentang takdir ini. Sebab, hal itu termasuk bagian dari rahasia takdir. Dan siapa pun tidak boleh menjadikan rahasia takdir sebagai alasan untuk meninggalkan amal sholeh. Seperti alasan, "Jika zaman azali aku sudah ditakdirkan menderita, tidak ada gunanya bagiku beramal sholeh. Dan, jika aku ditakdirkan bahagia maka tidaklah masalah bagiku untuk melakukan amal buruk".
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk tidak memikirkan rahasia takdir, agar ia tidak terjerumus ke dalam ambiguitas dan khawatir akan jatuh ke dalam kezindikan. Seorang muslim wajib meyakini bahwa Alloh Yang Maha Mulia Asma-Nya adalah Dzat Yang Maha Bijaksana.
Kita harus meyakini, bahwa kemampuan kita untuk beramal baik, itu semata-mata merupakan pertolongan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, sebaliknya amal buruk yang kita perbuat, itu adalah akibat dari kesalahan kita sendiri.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَا نَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَا نٍ فَكَفَرَتْ بِاَ نْعُمِ اللّٰهِ فَاَ ذَا قَهَا اللّٰهُ لِبَا سَ الْجُـوْعِ وَا لْخَـوْفِ بِمَا كَا نُوْا يَصْنَعُوْنَ
wa dhoroballohu masalang qoryatang kaanat aaminatam muthma`innatay ya`tiihaa rizquhaa roghodam ming kulli makaaning fa kafarot bi`an'umillaahi fa azaaqohallohu libaasal-juu'i wal-khoufi bimaa kaanuu yashna'uun
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 112).
Jika kita menyandarkan dosa dan maksiat yang kita lakukan atas kesalahan diri sendiri, maka kita termasuk orang yang beruntung dan selamat, ketimbang menganggap dosa berasal dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala, meskipun pada hakikatnya Alloh yang menciptakan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا لَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَا حِشَةً اَوْ ظَلَمُوْۤا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَا سْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ ۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
wallaziina izaa fa'aluu faahisyatan au zholamuuu angfusahum zakarulloha fastaghfaruu lizunuubihim, wa may yaghfiruz-zunuuba illalloh, wa lam yushirruu 'alaa maa fa'aluu wa hum ya'lamuun
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui"
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 135).
Sahabat,
Kemudian ada sahabat yang bertanya, "Apakah Takdir bisa dirubah?".
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita perhatikan ayat Al Quran berikut ini :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَ نْفُسِهِمْ ۗ وَاِ ذَاۤ اَرَا دَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّا لٍ
lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min kholfihii yahfazhuunahuu min amrillaah, innalloha laa yughoyyiru maa biqoumin hattaa yughoyyiruu maa bi`angfusihim, wa izaaa aroodallohu biqouming suuu`ang fa laa marodda lah, wa maa lahum ming duunihii miw waal
"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 11).
Sahabat yang budiman,
Tuan Syekh Abdul Qodir al Jailani Qs. menjelaskannya sebagai berikut :
"Ketahuilah, sesungguhnya derita berubah menjadi bahagia, atau sebaliknya bahagia berubah menjadi derita, itu akibat dari didikan. Sebagaimana Sabda Nabi Sholallohu 'alaihi wa sallam, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hadits ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki potensi menjadi bahagia maupun menderita (di akhirat). Maka tidak boleh mengatakan, "Orang ini pasti bahagia atau pasti menderita". Tetapi hendaknya mengatakan, "Orang ini bahagia jika amal baiknya mengalahkan amal buruknya dan sebaliknya".
Lebih jauh Tuan Syeikh mengatakan :
ومن غير هذه فقد ضل لأنه اعتقد أن من الناس من يضخل الجنة بلا عمل وتوبة،، أو يضخل النار بلا معضية
Wa man ghoiro haadzihii faqod dholla li annahu i'taqoda anna minannaasi man yadhkhulul jannah bilaa 'amalin wa taubatin. Au yadhkhulunnaaro bilaa ma'dhiyatin
"Siapa yang menentang prinsip ini berarti ia sesat. Karena ia meyakini bahwa orang masuk surga tanpa amal dan tobat atau masuk neraka tanpa maksiat (tapi dengan takdir).
Pendapat seperti ini bertentangan dengan nas, karena Alloh Subhanahu wa Ta'alaa menjanjikan surga bagi orang-orang yang beramal sholeh, dan neraka bagi orang-orang yang ahli maksiat, musyrik dan kafir.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا فَلِنَفْسِهٖ وَمَنْ اَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّا مٍ لِّلْعَبِيْدِ
man 'amila shoolihang falinafsihii wa man asaaa`a fa 'alaihaa, wa maa robbuka bizhollaamil lil-'abiid
"Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-(Nya)."
(QS. Fussilat 41: Ayat 46)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَ لْيَوْمَ تُجْزٰى كُلُّ نَـفْسٍ بِۢمَا كَسَبَتْ ۗ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ
al-yauma tujzaa kullu nafsim bimaa kasabat, laa zhulmal-yauum, innalloha sarii'ul-hisaab
"Pada hari ini, setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."
(QS. Ghafir 40: Ayat 17).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاَ نْ لَّيْسَ لِلْاِ نْسَا نِ اِلَّا مَا سَعٰى ۙ
wa al laisa lil-ingsaani illaa maa sa'aa
"dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,"
وَاَ نَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰى ۖ
wa anna sa'yahuu saufa yuroo
"dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),"
(QS. An-Najm 53: Ayat 39-40).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ثُمَّ يُجْزٰٮهُ الْجَزَآءَ الْاَ وْفٰى ۙ
summa yujzaahul-jazaaa`al-aufaa
"kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,"
(QS. An-Najm 53: Ayat 41).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاَ قِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰ تُوا الزَّکٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَ نْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
wa aqiimush-sholaata wa aatuz-zakaah, wa maa tuqoddimuu li`angfusikum min khoiring tajiduuhu 'ingdalloh, innalloha bimaa ta'maluuna bashiir
"Dan laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 110)
Sahabat yang budiman,
Demikianlah pembahasan singkat mengenai Qodho dan Qodar. Untuk lebih detilnya, saya menyarankan agar sahabat bisa membaca pada Kitab-kitab karya 'Ulama agar sahabat dapat mendapatkan gambaran secara menyeluruh terkait tentang Qodho dan Qodar.
Kesimpulan dari saya :
Setiap kejadian dari segala sesuatu telah ditetapkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'alaa dengan Qodho dan Qodar-Nya sesuai Irodat-Nya. Manusia bisa ikhtiar dalam Qodar-Nya. Dan ikhtiar manusia itu sudah ada dalam Qodho-Nya.
Manusia pada umumnya tidak ada yang tahu tentang takdirnya, apakah ia bahagia atau sangsara, maka jika ingin bahagia kerjakanlah amal sholeh, namun jika terlanjur tergincir berbuat maksiat, maka segera mengingat Alloh dan bertobat atas segala kesalahan yang telah kita perbuat. Niscaya engkau akan dapati bahwa Alloh Maha Pengampun.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِـيُـطَا عَ بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْۤا اَنْفُسَهُمْ جَآءُوْكَ فَا سْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَا سْتَغْفَرَ لَـهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّا بًا رَّحِيْمًا
wa maaa arsalnaa mir rosuulin illaa liyuthoo'a bi`iznillaah, walau annahum iz zholamuuu angfusahum jaaa`uuka fastaghfarulloha wastaghfaro lahumur-rosuulu lawajadulloha tawwaabar rohiimaa
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 64).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَا عْلَمْ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَا سْتَغْفِرْ لِذَنْبِۢكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنٰتِ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰٮكُمْ
fa'lam annahuu laaa ilaaha illallohu wastaghfir lizambika wa lil-mu`miniina wal-mu`minaat, wallohu ya'lamu mutaqollabakum wa maswaakum
"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu."
(QS. Muhammad 47: Ayat 19).
Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi wa sallam, bersabda :
فَقَالَ « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ قَالَ « اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى )
"Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan telah dituliskan tempatnya dari neraka dan tempatnya dari surga”. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar atas takdir kita saja dan meninggalkan amal?”, beliau menajwab: “Beramallah kalian, karena setiap sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang ditakdirkan termasuk dari dari orang yang dikadirkan sengsara, maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”. (Al Hadits).
Wallohu'alam bishshowab.
Semoga diberkahi semuanya, segalanya, selamanya, bibarokati wal karomati pangersa Abah Aos Ra.Qs. Al Faatihah...aamiin.
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wa barokatuh.
Disarikan dari berbagai sumber oleh,
Mahmud Jonsen Al Maghribaen, S.H., M.Si.
Dosen Agama Islam UNPRI
Ahad, 15 Juni 2020, Jam 01.38.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger