Home » » HIKMAH MALAM KE-16 12-06-2020

HIKMAH MALAM KE-16 12-06-2020

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Senin, 22 Juni 2020 | 02.48

HIKMAH MALAM KE-16
APA ITU DZIKIR DAN WIRID
Banyak orang yang masih belum paham dengan istilah Dzikir dan Wirid. Bahkan terkadang saking tidak pahamnya, mereka memahaminya dengan kemuan nafsunya, seperti ungkapan, "Orang yang suka berdzikir atau wiridan itu tidak sholeh sosial". Nah, apakah benar seperti itu? Maka tulisan ini akan menjelaskannya secara singkat dan mudah dipahami, tentu dengan ilmu bukan dengan nafsu.
Dzikir berasal dari akar kata dzakara-yadzkuru-dzikran yang berarti menyebut, mengucapkan, mengagungkan, menyucikan, dan mengingat. Dzikrullah biasa diartikan berarti menyebut-nyebut (nama) Allah SWT seraya mengingat-Nya.
Wirid berasal dari akar kata warada-yaridu-wuruda. Wirdun berarti datang, sampai, mendatangi, menyebutkan. Sehingga kata Dzikir dan Wirid dari segi bahasa memiliki makna yang sama, yaitu menyebut atau menyucikan. Keduanya sama-sama bertujuan mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Pengertian dzikir masih bersifat umum, yaitu apa pun perkataan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengingat atau mendekatkan diri kepada Alloh, itu bisa disebut dzikir, misal; sholat, membaca al Quran, bertasbih, bertahmid, bertahlil, masuk masjid mendahulukan kaki kanan, keluar masjid mendahlukan kaki kiri, sebaliknya masuk kamar kecil mendahulukan kaki kiri, keluar dengan kaki kanan. Demikian juga memakai pakaian mendahulukan sebelah kanan, makan dengan tangan kanan, dll. Nah itu semua termasuk ke dalam Dzikir.
Sedang pengertian Wirid, itu sudah bermakna khusus. Dalam wirid jenis bacaan, jumlah dan waktunya sudah ditentukan, tidak bisa ditawar soal panjang pendeknya. Wirid inilah yang lebih tersusun, memerlukan alat bantu seperti tasbih, buku-buku, dan amalan-amalan tertentu yang dibaca atau dikerjakan berulang-ulang.
Kebiasaan yang selalu diulang-ulang yang diamalkan oleh seseorang, itulah yang disebut dengan Wiridan. Sehingga orang yang sudah biasa atau istiqomah terhadap amaliyah tertentu, maka orang tersebut disebut 'suka wiridan'.
Dengan demikian secara pengamalan, Wirid lebih baik dari pada Dzikir, sebab dzikir hanya bersifat temporer sedangkan Wirid bersifat permanen.
Sahabat yang budiman,
Mari kita lihat Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala :
ูŠٰูۤ€ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆุง ุงุฐْูƒُุฑُูˆْุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ุฐِูƒْุฑًุง ูƒَุซِูŠْุฑًุง ۙ
"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya,"
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 41).
Ayat ini menegaskan kita untuk senantiasa berdzikir dengan banyak, bahkan sebanyak-banyaknya, berapa? Sampai sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Bagaiamana caranya? Bertanyalah kepada Ahli Dzikir jika kamu tidak mengetahuinya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ูˆَู…َุงۤ ุงَุฑْุณَู„ْู†َุง ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِูƒَ ุงِู„َّุง ุฑِุฌَุง ู„ًุง ู†ُّูˆْุญِูŠْۤ ุงِู„َูŠْู‡ِู…ْ ูَุณْู€ู€ุฆَู„ُูˆْุۤง ุงَู‡ْู„َ ุงู„ุฐِّูƒْุฑِ ุงِู†ْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ู„َุง ุชَุนْู„َู…ُูˆْู†َ ۙ
"Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ahladz-dzikri) jika kamu tidak mengetahui,"
(QS. An-Nahl 16: Ayat 43).
Sahabat yang budiman,
Kemudian, mari kita perhatikan Firman Alloh Subhanahu wa Ta'alaa berikut ini :
ูˆَّ ุณَุจِّุญُูˆْู‡ُ ุจُูƒْุฑَุฉً ูˆَّุงَุตِูŠْู„ًุง
"dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 42).
Ayat ini, yang merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya, mengandung perintah kepada kita untuk bertasbih pada waktu-waktu-waktu tertentu. Inilah dalil tentang wiridan, yaitu mewiridkan kalimat Tasbih pada waktu pagi dan petang.
Sahabat,
Aktivitas ibadah wiridan ini sudah menjadi kebiasaan atau amaliyah dari orang-orang tashawwuf. Orang-orang tashawwuf atau thoriqoh memiliki amaliyah yang banyak dan bervariasi, mulai dari malam hari sampai malam hari, mulai bangun tidur sampai tidur kembali, bahkan ada yang tidak tidur lagi.
Karena banyaknya aktivitas ibadah para ahli tashawwuf ini maka orang awwam melihatnya seakan akan hanya mementingkan kesholehan individu dan tidak peduli dengan keadaan sekelilingnya (kesholehan sosial).
Benarkan demikian?
Mari kita lihat kiprah para ulama tashawwuf yang terdekat, berikut ini :
ABAH SEPUH
Selain membina jutaan muridnya, beliau membangun Pondok Pesantren Suryalaya, juga bersama pemerintah yang sah mempertahankan NKRI.
ABAH ANOM
Selain membina jutaan murid, beliau juga membangun Irigasi yang dapat mengairi ribuan hektar sawah petani. Menanggulangi dan mengobati korban Narkoba. Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan mulai TK, SD, SLTP, SLTA, dan PT.
ABAH AOS
Selain membina jutaan muridnya, juga membina pesantren, lembaga pendidikan sampai perguruan tinggi, wisata religi, dan penanggulangan korban narkoba.
MBAH HASYIM
Selain membina jutaan murid-muridnya, mendirikan Pondok Pesantren, dan mendirikan Organisasi Nahdhotul Ulama yang kiprahnya besar bagi agama dan negara.
HABIB LUTHFI
Aktif dalam menjaga NKRI, serta membina jutaan muridnya, aktif dalam organisasi ulama dunia, dan Jatman.
Demikian paparan singkat Ulama Tashawwuf dalam berkontribusi bagi masyarakat luas. Masih banyak lagi ulama terdahulu, seperti; syekh abdul karim, syekh kholil, syekh tolhah, syekh nawawi, dll.
Bahkan di sekeliling kita banyak para salik pengamal tashawwuf, yang suka wiridan, tapi juga sekaligus aktif dalam kegiatan sosial, rata-rata mereka sangat produktif dalam bekerja sesuai dengan profesinya masing-masing; dari mulai ulama, pendidik, TNI, ASN, Pengusaha, artis, karyawan, petani, pedagang, politikus, buruh, seniman, pilot, pelayar, dll. Para pengamal tashawwuf berasal dari berbagai kalangan, dan mereka sangat produktif dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, baik di darat, laut dan udara.
Jadi tuduhan bahwa orang yang suka wiridan hanya sholeh individu tidak sholeh sosial, itu tidaklah benar, itu tuduhan tendensius jauh dari fakta ilmiah.
Berbuatlah untuk untuk duniamu seakan-akan engkau tidak mati selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok. Dzikir banyak (wiridan) sekaligus produktif dalam urusan dunia, itulah sebaik-baiknya manusia.
Mahmud J. Al Maghribaen
Petani Pohon Anti Gempa 108
TQN Ma'had Suryalaya
Al Fakir,
MJ๐Ÿ’
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger