HIKMAH MALAM KE-27
KUSIMPAN NAMAMU DI LUBUK HATIKU🌹
Assalamu'alaikum wrwb,
Sahabat yang budiman,
Alhamdulillaah, kita jumpa lagi malam ini, semoga malam-malam kita selalu penuh dengan cinta.
Para Pujangga membuat ungkapan kata yang, "Kan Kusimpan Nama-Mu di Relung Hati Terdalam". Sebuah ungkapan rasa cinta yang mendalam tentunya.
Sahabat,
Terkadang memang kita harus belajar dari para pujangga, karena mereka merefleksikan rasanya kedalam ungkapan-ungkapan yang indah untuk memgambarkan suasana hatinya yang sedang jatuh cinta.
Namun mesti begitu, cinta kepada makhluk itu terkadang banyak membuat kita kecewa dengan segala kekurangan yang ada padanya.
Sahabat,
Dengan kenyataan tersebut, kemudian kita bertanya, apakah ada cinta yang abadi itu? Apakah benar cinta suci itu kita peruntukkan kepada makhluk-Nya?
Mari kita simak sebuah hadits Qudsi yang berbunyi :
بنيت في جوف إبن أدم قصرا وفي القصر صدرا
وفي الصدر قلبا وفي القلب فؤادا وفي الفؤاد شغافا وفي الشغا فيلبا وفي اللب سرا وفي السر أنا
"(Firman Alloh), Aku jadikan pada anak Adam (manusia) itu ada istana, di situ ada dada, di dalam dada itu ada Qolbu (tempat bolak-balik ingatan), di dalamnya lagi fu’ad (jujur ingatannya), di dalamnya lagi ada syagaf (kerinduan), juga di dalamnya ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalamnya ada sirrun (mesra), di dalamnya itulah Aku".
Uraian di atas telah memberi gambaran jelas kepada kita bahwa ternyata lubuk hati yang terdalam itu adalah Sirri, di lapisan terdalam dari hati inilah tempat atau alat untuk melihat Alloh, yaitu tempat untuk mengenal Alloh (ma'rifat).
Pendapat di atas pada dasarnya sama dengan pendapat Al Qusyairi. Menurutnya, ada tiga alat dalam tubuh manusia yang dipergunakan Sufi dalam hubungannya dengan Alloh. Ketiga alat itu . ialah; qolb (kalbu) yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Alloh; ruh berfungsi untuk mencintai Alloh; dan sirr berfungsi untuk melihat Alloh.
Sirr bertempat di Ruh, dan ruh itu bertempat di Qolb. Sirr itu timbul dan dapat menerima Iluminasi dari Alloh. Kalau Qolb dan Ruh telah suci sesuci-sucinya dan kosong sekosong-kosongnya, dan tidak berisi apapun, ketika itulah Alloh menurunkan cahaya-Nya kepada Sufi kemudian yang dilihat oleh Sufi itu pun hanyalah Alloh, tidak ada yang lain, jika ia di hatinya hanya ada Alloh maka sampailah ia ke tingkat Ma’rifatulloh (memgenal Alloh).
Sahabat yang budiman,
Ternyata Lubuk hati yang terdalam itu sejatinya hanyalah pantas dimiliki oleh Alloh Subhanahubwa Ta'alaa. Hanya Nama Alloh yang pantas diukir di dalamnya bukan nama makhluk-Nya.
Wahai sahabat,
Janganlah engkau mencintai makhluk, sebab cinta kepada makhluk akan banyak kekecewaan yang kita dapat. Tidak ada makhluk yang sempurna sesuai dengan harapan kita. Jadikanlah cinta kita kepada makhluk itu sebagai sarana kita untuk mencintai Alloh, maka Alloh akan menyinari hati kita dengan Cahaya-Nya Yang Maha Suci, sehingga hati kita akan diliputi dengan kerinduan yang hakiki. Sebagaimana sebuah hadits :
لقد طالشوق الأبرار إلي لقا ئي وأنا إلي لقائهم أشدشوقا
"Sungguh kerinduan orang-orang yang berkalbu baik telah lama tumbuh untuk berjumpa dengan-Ku. Dan, Aku pun sangat rindu untuk bersua dengan mereka". (Ihya 'Ulumuddin).
Sahabat,
Itulah sesungguhnya cinta yang sejati, hanya Nama-Nya, tak ada yang lain, sebagaimana ungkapan Al Junaid, "Cangkir Teh tak akan mampu menampung semua air di laut". Untuk itu maka luaskanlah dan hiasilah hatimu dengan Kejembaran Rahmaniyah.
Untaian Mutiara 🌹
Jangan benci kepada Ulama yang sezaman
Jangan menyalahkan ajaran orang lain
Jangan memeriksa murid orang lain
Jangan merubah sikap meskipun disakiti oleh orang lain
Harus menyayangi orang yang membencimu
Sahabat,
Ukirlah Nama-Nya di Hatimu :
اَلْمُحِيْطُ اَلرَّبُّ اَلشَّهِيْدُ اَلْحَسِيْبُ اَلْفَعَّالُ اَلْـخَلَّاقُ اَلْـخَالِقُ اَلْبَارِئُ اَلْمُصَوِّرُ
Al Muhiithu Ar Robbu Asy Syahiidu Al HasibuAl Fa'aalu Al Khollaaqu Al Khooliqu Al Baari'u Al Mushowwiru
Pecinta Kesucian Jiwa🌹
Mahmud J. Al Maghribaen
Petani Pohon Anti Gempa
TQN Ma'had Suryalaya
KUSIMPAN NAMAMU DI LUBUK HATIKU🌹
Assalamu'alaikum wrwb,
Sahabat yang budiman,
Alhamdulillaah, kita jumpa lagi malam ini, semoga malam-malam kita selalu penuh dengan cinta.
Para Pujangga membuat ungkapan kata yang, "Kan Kusimpan Nama-Mu di Relung Hati Terdalam". Sebuah ungkapan rasa cinta yang mendalam tentunya.
Sahabat,
Terkadang memang kita harus belajar dari para pujangga, karena mereka merefleksikan rasanya kedalam ungkapan-ungkapan yang indah untuk memgambarkan suasana hatinya yang sedang jatuh cinta.
Namun mesti begitu, cinta kepada makhluk itu terkadang banyak membuat kita kecewa dengan segala kekurangan yang ada padanya.
Sahabat,
Dengan kenyataan tersebut, kemudian kita bertanya, apakah ada cinta yang abadi itu? Apakah benar cinta suci itu kita peruntukkan kepada makhluk-Nya?
Mari kita simak sebuah hadits Qudsi yang berbunyi :
بنيت في جوف إبن أدم قصرا وفي القصر صدرا
وفي الصدر قلبا وفي القلب فؤادا وفي الفؤاد شغافا وفي الشغا فيلبا وفي اللب سرا وفي السر أنا
"(Firman Alloh), Aku jadikan pada anak Adam (manusia) itu ada istana, di situ ada dada, di dalam dada itu ada Qolbu (tempat bolak-balik ingatan), di dalamnya lagi fu’ad (jujur ingatannya), di dalamnya lagi ada syagaf (kerinduan), juga di dalamnya ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalamnya ada sirrun (mesra), di dalamnya itulah Aku".
Uraian di atas telah memberi gambaran jelas kepada kita bahwa ternyata lubuk hati yang terdalam itu adalah Sirri, di lapisan terdalam dari hati inilah tempat atau alat untuk melihat Alloh, yaitu tempat untuk mengenal Alloh (ma'rifat).
Pendapat di atas pada dasarnya sama dengan pendapat Al Qusyairi. Menurutnya, ada tiga alat dalam tubuh manusia yang dipergunakan Sufi dalam hubungannya dengan Alloh. Ketiga alat itu . ialah; qolb (kalbu) yang berfungsi untuk mengetahui sifat-sifat Alloh; ruh berfungsi untuk mencintai Alloh; dan sirr berfungsi untuk melihat Alloh.
Sirr bertempat di Ruh, dan ruh itu bertempat di Qolb. Sirr itu timbul dan dapat menerima Iluminasi dari Alloh. Kalau Qolb dan Ruh telah suci sesuci-sucinya dan kosong sekosong-kosongnya, dan tidak berisi apapun, ketika itulah Alloh menurunkan cahaya-Nya kepada Sufi kemudian yang dilihat oleh Sufi itu pun hanyalah Alloh, tidak ada yang lain, jika ia di hatinya hanya ada Alloh maka sampailah ia ke tingkat Ma’rifatulloh (memgenal Alloh).
Sahabat yang budiman,
Ternyata Lubuk hati yang terdalam itu sejatinya hanyalah pantas dimiliki oleh Alloh Subhanahubwa Ta'alaa. Hanya Nama Alloh yang pantas diukir di dalamnya bukan nama makhluk-Nya.
Wahai sahabat,
Janganlah engkau mencintai makhluk, sebab cinta kepada makhluk akan banyak kekecewaan yang kita dapat. Tidak ada makhluk yang sempurna sesuai dengan harapan kita. Jadikanlah cinta kita kepada makhluk itu sebagai sarana kita untuk mencintai Alloh, maka Alloh akan menyinari hati kita dengan Cahaya-Nya Yang Maha Suci, sehingga hati kita akan diliputi dengan kerinduan yang hakiki. Sebagaimana sebuah hadits :
لقد طالشوق الأبرار إلي لقا ئي وأنا إلي لقائهم أشدشوقا
"Sungguh kerinduan orang-orang yang berkalbu baik telah lama tumbuh untuk berjumpa dengan-Ku. Dan, Aku pun sangat rindu untuk bersua dengan mereka". (Ihya 'Ulumuddin).
Sahabat,
Itulah sesungguhnya cinta yang sejati, hanya Nama-Nya, tak ada yang lain, sebagaimana ungkapan Al Junaid, "Cangkir Teh tak akan mampu menampung semua air di laut". Untuk itu maka luaskanlah dan hiasilah hatimu dengan Kejembaran Rahmaniyah.
Untaian Mutiara 🌹
Jangan benci kepada Ulama yang sezaman
Jangan menyalahkan ajaran orang lain
Jangan memeriksa murid orang lain
Jangan merubah sikap meskipun disakiti oleh orang lain
Harus menyayangi orang yang membencimu
Sahabat,
Ukirlah Nama-Nya di Hatimu :
اَلْمُحِيْطُ اَلرَّبُّ اَلشَّهِيْدُ اَلْحَسِيْبُ اَلْفَعَّالُ اَلْـخَلَّاقُ اَلْـخَالِقُ اَلْبَارِئُ اَلْمُصَوِّرُ
Al Muhiithu Ar Robbu Asy Syahiidu Al HasibuAl Fa'aalu Al Khollaaqu Al Khooliqu Al Baari'u Al Mushowwiru
Pecinta Kesucian Jiwa🌹
Mahmud J. Al Maghribaen
Petani Pohon Anti Gempa
TQN Ma'had Suryalaya
Posting Komentar