السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin Washolaatu wassalaamu 'alaa syamsil mursaliin wa qomaarin nabiyyin wa sidrotil muntahal 'arifin sayyidina Muhammadin wa 'alaa aalihii washohbihi ajma'iin.
Ikhwan wal akhwat yang berbahagia,
Alhamdulillah, kita semuanya dibisakan, diundang meskipun tidak pakai undangan untuk bisa hadir di sini, di kejembaran rahmaniah, kampung yang senantiasa dirahmati oleh Alloh.
Alloh subhana huwa ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Yaa ayyuhalladziina aamanudz kurulloha dzikron katsiiron wasahbihuu hubukratan wa ashiilan. Huwalladzii yushollii 'alaikum wa malaaikatuhu liyukh rijakum minazh zhulumaati ilannuur. Wa kaana bilmu'miniina rohiima.
Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman". (QS. Al Ahzab : 41-43).
Dalam firman Alloh di atas sudah sangat jelas bahwa dzikir itu akan mendapatkan rahmat Alloh. Maka tempat dimana ada aktivitas dzikir kepada Alloh, itulah tempat yang diliputi rahmat Alloh Swt. (kejembaran rahmaniah).
Apa itu rahmat Alloh itu?
Rahmat Alloh adalah kasih sayang Alloh kepada makhluk-Nya.
Menurut ulama, setidaknya ada 12 makna dari rahmat Alloh :
- Rahmat bermakna agama Islam.
- Rahmat Alloh bermakna Surga.
- Rahmat Alloh bermakna Hujan
- Rahmat Alloh bermakna Kenabian.
- Rahmat bermakna Nikmat.
- Rahmat berarti al-Quran.
- Rahmat bermakna rezeki.
- Rahmat berarti pertolongan dan kemenangan.
- Rahmat bermakna sehat & afiyat.
- Rahmat berarti cinta.
- Rahmat bermakna keimanan.
- Rahmat berarti taufik (pertolongan untuk amal kebaikan).
Tidak ada nikmat yang lebih agung selain nikmat mendapatkan Ridho Alloh Swt. Kesemuanya itu sudah terangkum dalam munajat yang selalu kita baca yaitu :
اِلَهِى اَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ اَعْطِنِی مَحَبَّتَكَ وَمَعْرِفَتَكَ
"Wahai Tuhanku, Engkaulah yang kumaksud dan ridho-Mu yang aku cari, berilah aku kemampuan untuk bisa mencintai-Mu dan ma'rifat kepada-Mu".
Alhamdulillah, kita semuanya sudah mendapatkan kedua belas rahmat itu, yaitu 12 huruf yang telah mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya, Dia-lah Alloh, Tuhan Semesta Alam, Asma-Nya sudah terpatri di dalam Qolbu, larut di dalam jiwa kita.
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Apa saja yang Alloh anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Alloh maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir : 2).
Alhamdulillah....
Ikhwan wal akhwat ra.
Setiap tahun disini, di kejembaran rahmaniah selalu diadakan berbagai kegiatan untuk memeriahkan Maulid pengersa Abah, kesemuanya itu kita lakukan sebagai wujud rasa syukur kita atas nikmat dan karunia Alloh kepada kita sebagai murid-murid beliau. Bersama dengan beliau berarti bersama Alloh dan Rasululloh Saw. Alloh Swt. berfirman dalam hadits Qudsi :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِى ، فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى ، وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا ، وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً »
An Abi Hurairoh ra. Qoola, qolannabiyyu Saw. "Ya qulullohu ta'alaa; Anaa inda zhonni 'abdii, wa anaa ma'ahu idzaa dzakaronii, fainna dzakaronii fii nafsihii dzakartuhu fii nafsii, wain dzakaronii fii mala-in dzakartuhu fii mala-in khoirin minhum, wain taqorroba ilayya bisyiirin taqorrobu ilaihi dziroo'an, wa in taqorroba ilayya dziroo'an taqorrobu ilaihi baa'an, wain ataanii yamsyii ataituhu harwalatan
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Nabi Saw. bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rosululloh Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُاْلأَنْبِيَاءِ
Al Ulamaa'u warotsatul anbiya-i
Al Ulamaa'u warotsatul anbiya-i
“Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda).
Selain bersyukur, kita hadir di sini tentunya juga sebagai ungkapan rasa terima kasih kita kepada beliau, sebagai wujud syukur kita kepada Alloh Swt. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
Laa yasykurulloha man laa yasykurunnaas
Laa yasykurulloha man laa yasykurunnaas
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Ikhwan wal akhwat yang berbahagia,
Di dalam Islam terdapat banyak peristiwa-peristiwa atau peninggalan bersejarah yang monumental yang mengandung nilai yang tinggi. Peristiwa atau peninggalan itu wajib dipelihara dan diperingati agar manusia dapat mengambil pelajaran.
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
Wadzakkir fainnadz dzikroo tanfa'ul mu'miniina
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman". (QS. Ad dzaariyat [51]: 55).
Kegiatan memperingati peristiwa atau peninggalan yang bersejarah itu, di dalam Al Quran disebut Syi'ar, syi'ar dapat berarti tempat, seperti; Ka'bah, Shafa, Marwah, Arafah, dan al-Masy'ar al-Haram; bisa menunjuk pada waktu, seperti; bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, juga dapat pula menunjuk pada amalan-amalan agama.
ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Dzaalika waman yu'adzdzim sya'aa irulohi min taqwal quluubi
"Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati". (QS. Al Hajj : 32).
Kegiatan mengagungkan syi'ar Alloh pada ayat ini dipahami oleh para ulama dalam beberapa makna, antara lain :
Pertama, ihtifal.
Bahwa aktivitas keagamaan yang bernilai syiar, perlu dilakukan secara terbuka, meriah, dan penuh antusiasme, tetapi tetap khidmat dan penuh makna.
Pertama, ihtifal.
Bahwa aktivitas keagamaan yang bernilai syiar, perlu dilakukan secara terbuka, meriah, dan penuh antusiasme, tetapi tetap khidmat dan penuh makna.
Kedua, iltizam.
Bahwa mengagungkan syiar itu merupakan kewajiban agama yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim sebagai bagian dari proses tadzkir, yaitu usaha untuk mengingatkan manusia pada keagungan Allah.
Bahwa mengagungkan syiar itu merupakan kewajiban agama yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim sebagai bagian dari proses tadzkir, yaitu usaha untuk mengingatkan manusia pada keagungan Allah.
Ketiga, itmam.
Bahwa syiar harus dilakukan sebaik dan sesempurna mungkin. Sekadar contoh, dalam konteks syiar haji, Rosululloh memberikan 100 ekor unta sebagai kurban.
Dalam hal ini, kegiatan Maulid Abah Aos yang ke-76 telah dilaksanakan secara terbuka, tercatat ada 4 (empat) event besar yang digelar dengan total 18 sub event. Terdiri dari keagamaan, sosial, seni dan budaya, hingga sport tourism. "Pekan Pesona Pesantren dan Maulid Abah Aos ke-76 ini luar biasa. Bukan hanya penuh dengan inspirasi, tapi sangat potensial sebagai pendukung pariwisata Ciamis. Eventnya sangat meriah. Lalu, jumlah pengunjungnya banyak", ungkap Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara, Sabtu (1/9). - Liputan1.com.
Rangkai Acara Maulid Abah Aos ke-76, sbb :
- Pertandingan Kejuaraan Tenis Meja se-Indonesia.
- Pentas Seni (Pencak Silat, Gembyung, Wayang Ajen, dll.).
- Keagamaan (Haflah Tilawatil Qur'an & Dzikir 76 Jam Non Stop, dll.)
- Pentas Tradisi dan Budaya (Gubyak, Pawai Natura, Parade Janur Kuning, Parade Nasi Liwet, dll.).
Rangkaian acara ini diikuti tidak hanya masyarakat dari Ciamis, Jawa Barat saja, akan tetapi dihadiri oleh peserta dari bebagai Provinsi di Indonesia, tercatat hadir dari DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dll.
Alhamdulillaah, kami beserta rombongan dari Tangerang - Banten pun dibisakan hadir. "Semua uneg-uneg terjawab sudah, kami pun bercucuran air mata", kata jamaah ikhwan dari Madrosah Panongan. Sepanjang perjalanan (pulang maupun pergi), tak ada habis-habisnya cerita tentang Abah Aos. Memang demikianlah, setiap orang yang pernah berkunjung ke Pesantren Sirnarasa, selalu menyisakan kebahagiaan karena kemuliaan akhlaq pengersa Abah. Beliau sangat memuliakan setiap tamu yang datang dengan menyuguhkan santapan Jasmani dan Rohani yang sangat lezat.
Nabi bersabda,
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
Idzaa marortum biriyaadhil jannahi farta'uu, qooluu wamaa riyaadhul jannati, Qoolu hilaqudz dzikri
“Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majelis Ilmu).” (Riwayat At-Tirmidzi).
Di Sinilah Surga itu, di Kaki Gunung Sawal, Puncak Sirnarasa.
Haturnuhuun, haturnuhun, Abah.... Al Faatihah... Ammin.
Al Fakir,
Mahmud J. Al Maghribaen
Taman Surga, 01-09-2018
Posting Komentar