Home » » TASHAWUF MENJAGA KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT

TASHAWUF MENJAGA KESEIMBANGAN DUNIA DAN AKHIRAT

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Kamis, 13 September 2018 | 02.26

MAKNA ZUHUD

Ketika ada seorang ikhwan bertanya kepada Abah Anom tentang makna dari "zuhud", jawab beliau seraya berdo'a, "Allohummaj’al addunyaa fii aydinaa walaa taj’alhaa fii quluubina" (Ya Alloh jadikanlah dunia ini dalam genggamanku, tapi jangan masuk ia ke dalam hatiku).

Belajar thoriqoh bukan berarti harus meninggalkan dunia. Sebab banyak tudingan jika seseorang telah belajar thoriqoh maka dirinya akan disibukkan dengan wiridan, bahkan saking asiknya beribadah sampai-sampai ia melupakan urusan dunia.  Dalam salah satu Manqobah Tuan Syekh Abdul Qodir. "Diriwayatkan, pada waktu Syekh menginjak usia muda belia, berusia 18 tahun. Pada suatu hari yaitu hari Arafah bagi kaum muslimin yang naik haji atau sehari sebelum 'Iedul Adha, beliau pergi ke padang rumput menggembalakan seekor unta. Ditengah perjalanan unta tersebut menoleh ke belakang dan berkata kepada beliau : "Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan sebagai penggembala unta." --- manqobah ke 8.

Sekelumit dari manqobah tersebut di atas dapat kita petik pelajaran, bahwa Tuan Syekh juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu mengembalakan seekor unta di padang rumput. Jadi semua tudingan itu tidaklah benar, sebab dengan belajar thoriqoh justru kita ingin menyeimbangkan antara kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Sabda Abah Anom, "Ingin dunia? Dzikir. Ingin akhirat? Dzikir".

Pengersa Abah Aos menyampaikan, Nabi Saw. bersabda, "Laa khoiro liman taroka dunyahu li aakhirotihi, walaa akhirotahu lidunyati walakin khairukum man akhadza min hadzihi wa hadzihi(Tidak baik orang yang meninggalkan dunianya untuk akhirat saja, juga tidak baik orang yang meninggalkan akhirat untuk dunia saja, melainkan harus kedua-duanya secara seimbang).

Maka dari itu, bagi ikhwan Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya haruslah menjaga keseimbangan antara kehidupan untuk dunianya dan kehidupan untuk akhiratnya. Diceritakan pengersa Abah Aos, ketika ada ikhwan, seorang Petani datang ke pengersa Abah Anom minta ditalqin, kata pengersa Abah Anom, "Kita belajar thoriqot bukan berhenti nyangkul, malah harus semakin dalam nyangkulnya". Artinya harus semakin giat dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sabda pengersa Abah Aos, "Kita ini bukan makhluk dunia karena akan ke akhirat, kita juga bukan makhluk akhirat karena masih di dunia. Oleh karenanya jangan sampai mengejar dunia melupakan akhirat, sebaliknya jangan mengejar akhirat melupakan dunia. Harus jaga keseimbangan, sebab bila satu orang hilang keseimbangan menghalangi empat puluh orang (ingin) belajar thoriqoh".

Firman Alloh Subhana huwa ta'ala :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي
الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Wabtaghi fiimaa aataakallohud daarol aakhiroh.  Walaa tansa nashiibaka minaddunyaa, wa ahsin kamaa ahsanallohu ilaika, walaa tabghil fasaada fiil ardhi, innalloha laa yuhibbul mufsidiina
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (QS. Al Qoshos : 77).

Hidup zuhud bukan berarti harus menjauhi dunia, atau berpakaian compang-camping dan hidup miskin. Melainkan hiduplah sewajarnya, engkau boleh mempunyai rumah yang mewah, mobil yang bagus, pakaian yang indah dan makanlah makanan yang gurih dan lezat. Tapi ingatlah jangan engkau lupa kepada Alloh yang telah memberi kenikmatan itu.

Firman Alloh Swt. :

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Yaa banii aadama qod anzalnaa 'alaikum libaasan yuwaariisau aatikum wariisyan, wa libaasut taqwaa dzaalika khoirun, dzaalika min aayaatillaahi la'allahum yadz-dzakkuruuna
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat". (QS. AL A'raf : 26).

Bersabda Syekh Abu al Hasan as Syadzili ra. :

وقد كان أبو الحسن الشاذلي رحمه الله تعالى يقول لأصحابه "كلوا من أطيب الطعام واشربوا من ألذ الشراب وناموا على أوطأ الفراش والبسوا ألين الثياب فإن أحدكم إذا فعل ذلك وقال الحمد لله يستجيب كل عضو فيه للشكر"
Artinya, “Syekh Abul Hasan As-Syadzili pernah berkata kepada muridnya, ‘Makanlah hidangan paling enak, reguklah minuman paling nikmat, berbaringlah di atas kasur terbaik, kenakanlah pakaian dengan bahan paling lembut. Bila satu dari kamu melakukannya lalu berucap syukur, ‘alhamdulillah’, maka setiap anggota tubuhnya ikut menyatakan syukur," (Lihat Syekh Abdul Wahhab Sya’rani, Al-Minahus Saniyyah).

Demikianlah, semua kenikmatan itu hendaklah tidak melalaikan kita dari mengingat Alloh Swt. Orang yang sibuk dengan dzikir sehingga ia lupa berdoa kepada Alloh itu lebih baik dari pada orang yang berdoa tapi hatinya lupa kepada Alloh.

Sabda Rosululloh Saw. :

يقولُ الرَّبُ عزَّوجلَّ من شَخَلَهُ القرْاٰنُ وَذِكْرِی عَنْ مَسْاَلَتِی اَعْطَیْتُهُ اَفْضَلَ مااُعْطِی السَّا ءِلِين افْضَلُ كلا مِ اللهِ علی سا ءِدِ الكلامِ كَفَضْلِ اللهِ علی خَلْقِهِ
Ya quulurrobu 'azza wajalla min syakholatul qur'aanu wa dzikrii 'an mas-alatii a'thoituhu afdholu kalaamillaahi 'alaa saa-idil kalaami kafadh lillaahi 'alaa kholqihi
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Barang siapa yang sibuk membaca Al Qur'an dan dzikir kepada Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang minta". Kelebihan firman Allah atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh makhlukNya". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dengan Dzikir kalimat Laa Ilaaha Illalloh Alloh akan meneguhkan iman kita baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana Firman-Nya :

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
Yu tsabbitullohul ladziina aamanuu bilqowlits tsaabiti fiil hayaatid dunyaa wa fiil aakhiroh, wa yudhillullohuzh zhoolimiina, wa yaf 'alullohu maa yasyaa-u
"Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki". (QS. Ibrohim : 27).

Alhamdulillah, semoga kita lulus, mulus, selamat Dunia dan Akhirat, aamiin.

Al Fakir,
Mahmud J. Al Maghribi
13-09-2018

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger