Hidmat Ilmiyah Manaqib di Panongan
30 Septemebr 2018 / 20 Muharom 1440 H.
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Alhamdulillaahi robbil'aalamiina, wa sholatu wa salaamu 'alaa syamsil mursalain wa qomarin nabiyyin wa shidrotil muntahal 'arifin sayyidina wa maulana Muhammadin wa'alaa aalihii wa shohbihii ajma'iina. Amma ba'du.
Fa qoolallaahu ta'alaa fil quraanil azhiim :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Wa qoola aidhon :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Innalladziina aamanuu walladziina haajaruu wajaahaduu fii sabiilillaahi, ulaaa-ika yarjuuna rohmatallaahi wallaahu ghofuururrohiimu.
Qolannabiyyu Saw. :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Ightanim khamsan qobla khamsin: Syabaabaka qobla haromika, wa shihhataka qobla saqomika, wa ghinaaka qobla faqrika, wa faroo ghoka qobla syaghlika, wa hayaataka qobla mautika
Shadaqallaahul 'azhim wa shadaqa Rosulillahi Saw.
Ilaahi anta maqsuudi...
Ikhwan wal akhwat ra,
Hari ini tanggal 20 Muharom 1440 H, 49 tahun yang lalu, tepatnya Hari Rabu dini hari 20 Muharom 1391 H. di Dusun Campang, Desa Kuripan Aji, Kec. Tiga Dihaji, OKU Selatan, Sum-Sel, saya dilahir oleh Ibu saya yang bernama Kholijah, untuk itu mohon doanya dari ikhwan semua, semoga kedua orang tua saya dan orang tua ikhwan semua senantiasa mendapatkan pertolongan Alloh dengan wasilah syafa'at Kanjeng Nabi Muhammad Saw. serta khalifahnya yang Mursyid, al faatihah...
Selanjutnya, bagi para ikhwan yang saat ini belum memperoleh pekerjaan alias nganggur, semoga segera mendapatkan pekerjaan yang baik, dan bagi yang sedang berusaha (berdagang), seoga usahanya sukses, bagi yang sedang sakit semoga disembuhkan penyakitnya, dan bagi ikhwan yang punya hajat, apapun hajatnya semoga segera dikabulkan oleh Alloh hajatnya, al faatihah....
Selanjutnya, bagi para ikhwan yang saat ini belum memperoleh pekerjaan alias nganggur, semoga segera mendapatkan pekerjaan yang baik, dan bagi yang sedang berusaha (berdagang), seoga usahanya sukses, bagi yang sedang sakit semoga disembuhkan penyakitnya, dan bagi ikhwan yang punya hajat, apapun hajatnya semoga segera dikabulkan oleh Alloh hajatnya, al faatihah....
Ikhwan wal akhwat ra,
Kalau bicara tentang Tahun Baru Islam maka kita akan teringat masa hijrahnya Rosululloh Saw. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 1 Muharam, bertepatan dengan 16 Juli 622 M, hari Jumat.
Di dalam Quran Surat Al Baqarah yang saya bacakan tadi di Muqodimah tadi :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Innalladziina aamanuu walladziina haajaruu wajaahaduu fii sabiilillaahi, ulaaa-ika yarjuuna rohmatallaahi wallaahu ghofuururrohiimun
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al Baqoroh : 218).
Ciri-ciri dari orang beriman itu ada 3, yaitu ia senantiasa Berhijrah dan Berjihad serta Mengharapkan Rahmat Alloh.
Hijrah berarti berpindah atau meninggalkan. Dalam makna ini, hijrah memiliki dua bentuk. Hijrah Makaniyah (fisik) dan Hijrah Ma’nawiyah. Hijrah makaniyah (hakiki) adalah berpindah secara fisik, dari satu tempat ke tempat lain. Adapun hijrah secara ma’nawiyah adalah tentang berpindahnya diri kita dari larangan Alloh. Memindahkan, menyingkirnya diri kita, jauh-jauh, dari apa yang telah Alloh cegah. Hijrah ke mana? Hijrah ke Hadhrot Alloh melalui thoriqoh, sebagaimana Nabi Ibrohim 'alaihissalam, yang ditegaskan dalam firman Allah swt. :
وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَىٰ رَبِّي ۖ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Wa qoola : Innii muhaa jirun ilaa robbii. Innahu huwal 'aziizul hakiim
Dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Az Zukhruf : 26).
Alhamdulillaah kita sudah diberikan oleh Guru kita, sehingga kita bisa hijrah dari LUPA menjadi INGAT, tidak akan ada ingat kalau tidak ditalqin Dzikir. Sehingga dengan selalu ingat kepada Alloh maka pelan tapi pasti kita bisa hijrah dari ingkar menjadi taat, dari maksiat menjadi tobat, dari malas menjadi tekun, dari kebodohan menjadi berilmu, dari pemarah menjadi sabar, dari kikir menjadi pemurah, dari kasar menjadi lembut, dari pendendam menjadi pemaaf, dan dari pembenci menjadi penyayang. Sebagaimana Sabda Rosululloh Saw. :
من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح، ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
Man kaana yaumuhu khoiron min amsihi fahuwa roobihun, waman kaana yaumuhu mitsla amsihi fahuwa maghbuunun, waman kaana yaumuhu syarran min amsihi fahuwa mal'uunun
“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya, maka ia telah beruntung, barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia telah merugi, dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat”. (Al Hadits).
Alhamdulillaah, kita juga sudah ada TANBIH dari Guru Agung kita ABAH SEPUH, amalkan sebaik-baiknya.
Ciri yang kedua adalah Berjihad, artinya berjuang tiada henti dengan mencurahkan segala yang dimilikinya hingga tercapai apa yang diperjuangkan, perjuangan dengan nyawa, harta atau apa pun yang dimiliki, dengan niat melakukankannya di jalan Alloh yang menghantarkan kepada Ridho-Nya.
Ilaahi anta maqshuudi wa ridhooka mathluubi a'thinii mahabbataka wa ma'rifataka (Wahai Tuhanku, Engkaulah yang kumaksud, dan Ridho-Mu yang kucari, berilah aku rasa cinta dan mengenal-Mu).
Ciri yang ketiga adalah Mengharap Rahmat Alloh, yakni meyakini bahwa rahmat Alloh adalah hak prerogatif Alloh, bukan semata-mata merupakan balasan dari dari amal sholeh, sebab jika demikian tentu orang kafir tidak memperoleh rahmat, sebaliknya orang beriman pasti masuk surga (Tafsir al Misbah), padahal Rosululloh Saw. telah bersabda :
لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
Laa yudkhilu ahadam minkum 'amaluhul jannah, walaa yujiiruhu minannaar, walaa anaa illaa birahmatim minallaah
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim).
Para ikhwan wal akhwat ra
Maka tepat sekali kalau momentum tahun baru ini kita jadikan momen untuk mengintrospeksi diri, sebagai mana ayat yang saya bacakan juga di atas :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Al Hasyr : 18).
Umar bin Khatab berkata,
وَيُرْوَى عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا
Wayurwaa an umaaro ibnil khotbtbob ra, qoola : "Haasabu anfusakum qobla antu haasabuu, wa tazayyanuu lil ardhil akbari, wa innamaa ya khifful hisaabu yaumal qiyaamati, 'alaa man haa saba nafsahu fiddunya".
Dan telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khottob dia berkata: "Hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia". (Al Hadits).
Dalam Quran Surat Al 'Asr, Alloh Swt. berfirman "Wal 'asyri/Demi Masa".....
Surat ini didahului dengan sumpah Alloh kepada Masa. Artinya WAKTU harus menjadi perhatian yang sungguh-sungguh dari kita. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun waktu terus berlalu. Tidak ada seorang pun yang dapat memutar ulang atau menghentikan lajunya waktu.
الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ
al waqtu kassaifi idzaa lam taq tha'hu qatha 'aka
“Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu”.
Maka Rosululloh Saw. bersabda :
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Ightanim khomsan qobla khomsin: Syabaabaka qobla haromika, wa shihhataka qobla saqomika, wa ghinaaka qobla faqrika, wa faraaghaka qobla syaghlika, wa hayaataka qobla mautika
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang matimu”. (Al Hadits).
Tadi dalam manqobah, "Tiada terbit matahari melainkan mengucapkan salam kepadaku, pada setiap datang tahun selalu memberi salam kepadaku, dan memberitahukan yang akan terjadi pada tahun itu. Pada setiap datang bulan, memberi salam kepadaku dan Menceritakan apa yang terjadi pada bulan itu. Demikian Pula setiap datang minggu dan hari, minggu dan hari itu memberi salam kepadaku dan memberitahukan yang akan terjadi pada minggu dan hari itu. Demi Dzat Alloh Yang Maha Mulia, orang-orang yang suka dan duka semuanya itu diberitahukan kepadaku" - maksudnya apa? Itu berarti Tuan Syekh Abdul Qodir yang menguasai waktu, bukan dikuasai oleh waktu. Pengersa Abah Aos menjelaskan, "Itu artinya, ketika matahari terbit, Tuan Syekh sudah bangun". Jadi sudah duluan bangunnya, bukan banyak tidur sehingga kesiangan. Maka pantaslah Waktu yang laporan kepada Tuan Syekh.
Itulah waktu, jangan sampai kita menjadi orang yang rugi. Sekarang inilah saatnya kita untuk memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya, berkarya sebanyak-banyaknya, berprestasi setinggi-tingginya, beribadah sekhusyu-khusyu’nya, beramal seikhlas-ikhlasnya, bekerja sekeras-kerasnya, berdoa tiada putusnya. Kalau itu tidak kita lakukan, maka waktu akan “memotong” kita karena kita telah menyia-nyiakannya.
Rosululloh Saw. pernah bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Idzaa maata insaanu inqotho'a 'amaluhu illa min tsalaatsin, shodaqotin jaariyah, wa 'ilmi yuntafa'u bihi, wa waladin shoolihin yad'uwlahu
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim).
Maka dari itu kita jadikan momentum tahun baru ini untuk mengisi detik demi detik waktu kita agar di isi dengan Dzikir kepada Alloh. Kalau kita bisa menguasai detik per detik waktu kita untuk berdzikir kepada Alloh, maka tidak ada lagi waktu yang terbuang sia-sia, semua waktu kita menjadi berharga "al waqtu atsmanu minadz-dzahab/Waktu itu lebih berharga dari Emas". Dengan demikian semua waktu kita bernilai ibadah kepada Alloh Swt. "Hatta ta' tiyakal yaqiin".
Ibadah apa yang sampai maut menjemput itu?
Bukan sholat, bukan zakat, bukan puasa, bukan haji, tapi ini : Wala Dzikrullohi Akbar (Dzikir Khofi). Orang yang sudah memiliki ini, maka ia terlah tergolong orang yang Bertaqwa. Beriman memiliki iman, berilmu memiliki ilmu, berharta berarti memiliki harta, Bertaqwa berarti telah memiliki Taqwa. At Taqwa Haahuna, At Taqwa Haahuna, At Taqwa Haahuna, seraya Rosululloh memberikan isyarat dengan menunjuk ke arah dua jari di bawah susu kiri, itulah Qolbu/Jantung/Hati/Jiwa.
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Artinya, "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai". (QS. Al A'raf : 205).
Tidak akan masuk Taqwa itu kalau tidak ada yang memasukkan, sebagaimana sabda-Nya :
وَكَانَ الذِّرٌ لَايفِيدٌ فَاإَدَةً تَامَّةً إلَّابِِا لتَّلْقِيْن
"Wakaanadz-dzikru laa yufiidu faaidatan tam-matan illaa bit-talqin"
(Dan dzikir itu tidak dapat memberikan faidah yang sempurna, kecuali dengan talqin).
Alhamdulillaah, yang sudah mendapatkannnya, amalkan sebaik-baiknya, dan belum bersegeralah untuk mendapatkannya, karena dzikir ini sangatlah berharga, bahkan lebuh berharga dari 7 lapis langit dan bumi serta yang ada di dalamnya.
Dengan hikmah tahun baru ini, mari kita bergegas menuju Alloh, singsingkan lengan baju lebih tinggi, teguhkan tekad, niatkan dengan ikhlas, bahwa hari ini kita akan menjadi Pribadi Baru, dengan sikap dan kebiasaan baru yang lebih positif, dengan target-target hidup yang lebih terukur, agar hidup menjadi lebih bermanfaat dan bermakna, bahagia sejak di dunia hingga ke akhirat, alhamdulillaah.
Wassalamu'alaikum salam Wr. Wb.
Wallahu a'lam bishshowab.
Mahmud J. Al Maghribaen
Manaqib Panongan di Musholla Al Muttaqin, 30 September 2018/20 Muharrom 1440 H.
Posting Komentar