Home » » Safari Manaqib & Ziarah Wali Songo

Safari Manaqib & Ziarah Wali Songo

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Jumat, 03 Oktober 2014 | 04.40

Firman Alloh swt, Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-An'kabuut: 20).

Salah satu tradisi atau sunnah Mursyid TQN PPS adalah Ziarah Kubur. Abah Anom selaku mursyid ke 37, setiap tahun mengadakan safari dengan ziarah ke makam para waliyulloh, termasuk Walisongo di tanah Jawa.

Demikian halnya dengan pengersa Abah Aos, selaku penerus Abah Anom yaitu Mursyid TQN PPS ke 38, beliau juga mengikuti ejak pendahulunya yakni melaksanakan ziarah ke makam para Auliya Alloh setiap tahun. "Dulu orang Ciceuri tidak pernah melakukan ziarah walisongo, ziarahnya cukup menghadap kepada Abah Anom", demikian cerita beliau yang mengatakan bahwa, dengan berziarah melalui Abah Anom (tawasul) maka sama hal dengan berziarah ke hadapan para waliyulloh. Adapun ziarah walisongo sekarang ini adalah untuk menduniakan TQN PPS sehingga terdengar suara Dzikirnya di tempat-tempat makam para Wali tersebut.

Lebih lanjut beliau menyampaikan, "Jangan sampai ziarah ini justru membuat dosa besar", seperti mempunyai maksud-maksud tertentu yang lebih mendekatkan diri kepada kemusyrikan. Beliau melarang keras para ikhwan untuk duduk di atas makam, karena sebagaimana sabda Rosullulloh saw., "Lebih baik duduk di atas bara apai daripada duduk di atas kuburan".

Oleh karenanya, dalam melestarikan ajaran TQN PPS, khususnya Ziarah Kubur ini, beliau mengemasnya dengan Safari Manaqib. Dimana selain melaksanakan ziarah kubur, juga melaksanakan Manaqib (pengajian tasawuf) di Masjid-masjid besar (jami'), dimulai dari; Masjid Biru Pondok Idah (Jakarta), Masjid Agung Sang Cipta Rasa (Cirebon), Masjid Agung Demak, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Sunan Bonang, Masjid Syekh Kholil (Madura), dan Masjid Sunan Ampel (Surabaya).

Hikmah Dalam Safar
Safar sangat dianjurkan dalam Islam, sebab di dalamnya banyak terkait fadhilah dan hukum dalam Rukun Islam, seperti kebolehan shalat Qoshor dan Jama', gugurnya kewajiban shalat Jum'at, kebolehan shalat di atas kendaraan, dan tata cara sholat sambil duduk, pemberian zakat bagi musafir yang kehabisan bekal, kebolehan tidak berpuasa pada bulan Ramadlan, dan berbagai hukum perjalanan yang terkait dengan ibadah haji, kebolehan mengusap sepatu (al-khuf) saat wudlu' sebagai ganti dari membasuhnya, . Dan diantara fadhilahnya lagi adalah, pada safar Allah swt. menjadikan do'a para musafir sebagai salah satu jenis do'a yang mustajab. Sebagai pelaksanaan dari hukum-hukum dalam rukun Islam tersebut, sangatlah dibutuhkan tata caranya (praktek) sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosullulloh saw. sehingga tidak hanya sekedar teori. Itulah pentingnya ada figur ulama (Mursyid) sebagai contoh nyata untuk melaksanakan hukum-hukum tersebut.

Safar juga akan dapat membuka atau akan nampak akhlaq, perilaku, atau sifat yang sebenarnya dari seseorang, karena safar akan mendatangkan ujian dalam berbagai bentuknya. Ada masa senang, ada masa bosan, ada masa susah, serta adapula masa lapang dan sempit. Sehingga dengan safar maka akan dapat mengungkap sifat-sifat asli seseorang yang kelak harus ia perbaiki yaitu, hijrah dari sifat yang buruk menjadi sifat yang terpuji.

Berkaitan dengan hal ini, bahwa terkisah dalam sebuah riwayat, bahwa sahabat Umar bin Khattab pernah berkata kepada penyeleksi para saksi-saksi (muzakki) : “Apakah kamu sudah pernah menjadi teman perjalanan mereka, yang perjalanan tersebut dapat kamu jadikan pijakan untuk mengetahui sejauh mana budi-pekerti mulianya? si muzakki menjawab : Tidak. Lalu Umar berkata : Aku menilai, bahwa engkau belum mengenal mereka”.

Juga berkata Imam al-Ghazali : “Safar adalah termasuk dari penyebab kegelisahan, barang siapa berprilaku baik dalam kondisi seperti ini, maka berarti dirinya adalah orang yang berbudi pekerti baik”.

Hikmah Ziarah Kubur
"Dulu aku melarang kalian ziarah kubur. Sekarang, kunjungilah karena mengingatkan kalian kepada akhirat".(HR. Muslim, an-Nasa'i, dan Ahmad).

Sebagaimana Hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha :“Nabi pernah keluar ke Baqi’, lalu beliau mendo’akan mereka maka ‘Aisyah menanyakan hal tersebut kepada Beliau, Lalu beliau menjawab; “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk mendo’akan mereka.” (HR. Ahmad).

Bahwasanya Rasulullah SAW. mengajarkan (kepada para sahabat) apabila keluar pergi ke kuburan maka ucapkanlah : “Salam ke atas ahli kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin. Dan sesungguhnya kami insyaAllah akan bertemu kalian. Aku memohon kepada Allah untuk kami dan kalian al-‘afiyah (keselamatan).” (HR. Muslim).







Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger