Hiruk pikuk masa kampanye pemilihan Presiden Republik Indonesia (RI) tahun 2014 ini telah banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat terkait siapa yang akan dipilih menjadi Presiden untuk memimpin Indonesia periode lima tahun ke depan.
Dasar Ajaran Cinta Negara
Bagi Ikhwan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, sebagai warga negara yang baik, diwajibkan untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Umum untuk menyalurkan aspirasinya demi kejayaan Agama dan Negara, sesuai dengan sabda pangersa Guru Agung Abah Sepuh, "Pun pula semoga Pimpinan Negara bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dhohir maupun bathin".
Memilih pemimpin negara adalah merupakan wujud ketaataan terhadap agama dan negara, beliau, juga bersabda, "Ta’atilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Hadhirat Illahi Robbi yang membuktikan perintah dalam agama dan negara". (Tanbih: Abah Sepuh).
Memilih pemimpin negara adalah merupakan wujud ketaataan terhadap agama dan negara, beliau, juga bersabda, "Ta’atilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Hadhirat Illahi Robbi yang membuktikan perintah dalam agama dan negara". (Tanbih: Abah Sepuh).
Partisipasi dan kepedulian terhadap aktifitas kenegaraan adalah perwujudan cinta terhadap Negara, sebagaimana Firman Alloh SWT,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (QS. Al Baqoroh : 126).
Dasar Untuk Menentukan Pilihan
Pro dan kontra dalam proses pemilihan ini tidak hanya terjadi di seluruh lapisan masyarakat, melainkan juga terjadi di kalangan para ikhwan TQN PPS sendiri. Mereka berpendapat dengan pemahaman dan sudut pandangnya masing-masing terkait dua pasang Capres-Cawapres, yaitu Prabowo-Hatta, nomor urut 1 dan Jokowi-Jusuf Kalla, nomor urut 2. Maka untuk itulah pula mengapa pangersa Guru Agung Abah Aos, Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul al Qodiri An Naqsyabandi, ra. menentukan pilihannya pada pasangan Paslon nomor urut 1 Prabowo-Hatta.
Terhadap pilihan pengersa Guru tersebut, beragam ikhwan menyikapinya, bagi yang kebetulan pilihannya sama tentu semakin memantapkan pilihannya, bagi yang belum menentukan pilihan menjadi tahu kemana harus memilih, dan bagi yang kebetulan tidak sama pilihannya, ada yang menjadi bimbang alias "galau", namun ada juga yang tanpa ragu ikut pilihan Guru, atau ada juga yang tetap dalam pilihannya. Oleh karenanya dalam jejaring sosial (facebook), ada seorang ikhwan yang menyampaikan kekecewaannya dalam menerima kenyataan bahwa, "Ada seorang ikhwan yang selama menjelang Pilpres ini selalu bersama pengersa Guru, eh ternyata sekarang pilihannya berbeda dengan pengersa Guru". Orang yang dimaksud ikhwan tersebut tak lain adalah Bapak Dahlan Iskan, Menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Bersatu, yang memang sebelumnya salah satu peserta Konvensi Partai Demokrat untuk calon Presiden RI, dan menjadi pemenangnya, namun beliau gagal menjadi calon presiden dikarenakan partai yang menaunginya tidak jadi mencalonkan wakilnya untuk maju dalam Pilpres.
Menanggapi kekecewaan ikhwan tersebut, alfaqir memberikan tanggapan, "Bagi ikhwan yang memang Ahli di bidangnya, tentu mereka berhak untuk menentukan pilihan berdasarkan ijtihad politiknya. Namun bagi kita ikhwan yang bukan ahli di bidang politik, tentunya mengikuti pangersa Guru itu lebih baik, karena disinilah letak rahasianya.
Rahasia Lautan Tanpa Tepi
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa partisipasi dalam pemilihan umum, selain hak konstitusi sebagai warga nergara, juga merupakan perwujudan ketaatan ke Hadhirat Ilahi Rabbi yang membuktikan perintah dalam Agama dan Negara. Artinya, partisipasi kita dalam pemilu tersebut merupakan bentuk ibadah kita kepada Allloh Swt.. Nah, dalam melasanakan ibadah kepada Alloh tentunya harus sesuai dengan petunjuknya, yaitu fiqih-nya harus benar. Bukankah syarat diterimanya ibadah kepada Alloh adalah karena Ikhlas hanya kepada Alloh dan ada contohnya pada diri Rosullulloh Saw.? Artinya, yang penting adalah PROSESNYA yang harus benar, bukan hasilnya, sebab HASILNYA itu mutlak menjadi HAK PREROGATIF ALLOH AZZA WAJALLA.
Banyak orang menganggap bahwa seorang waliyulloh itu harus selalu Sakti Mandraguna. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa, seorang waliyulloh itu salah satu buktinya ialah memiliki Karomah atau sesuatu keluarbiasaan yang terjadi pada dirinya, namun kita jangan lupa bahwa para waliyulloh juga mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa dalam berinteraksi dengan manusia pada umumnya. Untuk hal ini saya teringat dengan kata-kata seorang kyai, "Kita ini sering mengidentikkan seorang Wali itu manusia yang sakti, mungkin ini akibat dari menonton film tentang Wali Songo, yang banyak adegan-adegan yang luarbiasa. Padahal yang membuat film belum tentu ia tahu dengan Wali. Coba sekali-sekali diangkat cerita tentang Wali yang sedang sakit perut, misalnya, atau Wali yang sedang menggiring ternaknya masuk ke kandang", demikian ucap kyai tersebut.
Pernah juga beberapa tahun yang lalu tepatnya Pilpres tahun 2004, dimana waktu itu salah satu calon presiden yaitu Bapak Wiranto, beliau bolak-balik ke Suryalaya bertemu dengan pangersa Abah Anom untuk memohon doa restu. Dan memang betul, secara resmi Abah mendukung Bapak Wiranto sebagai calon Presiden RI pada Pemilu tahun 2004. Sebenarnya pada saat itu ada salah satu calon yang sangat kuat yaitu Bapak SBY yang secara diam-diam silaturahmi juga ke pengersa Abah, namun tidak banyak diliput oleh media. Dalam sebuah obrolan singkat saat selesai melaksanakan sholat Jum'at, ada seorang kyai yang berujar, "Kalau Wiranto benar-benar jadi Presiden, saya akan angkat Topi pada Abah Anom", ujarnya berharap.
Setelah Pemilu Presiden selesai, ternyata yang menjadi Presiden adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Maka timbulah pertanyaan, "Apakah doa Abah tidak manjur? "Kalau benar Wali kenapa koq doanya gak diijabah? Oleh karenanya terhadap ini kami memberikan jawaban yaitu, "Terpilih atau tidak calon yang beliau pilih, tidak akan sedikitpun mengurangi keagungan beliau di sisi Alloh Swt.! Bukankah itu semua masih urusan dunia? Urusan pilih memilih jabatan di dunia itu urusan kecil. Sedangkan Wali lebih dari itu, tidak hanya lingkup urusan umat Islam di Indonesia, akan tetapi menyangkup urusan seluruh umat di Indonesia, bahkan meliputi seluruh urusan umat dunia, sampai kepada urusan semesta alam, yaitu alam mulki, alammalakut, alam jabarut, bahkan tembus ke alam lahut".
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa partisipasi dalam pemilihan umum, selain hak konstitusi sebagai warga nergara, juga merupakan perwujudan ketaatan ke Hadhirat Ilahi Rabbi yang membuktikan perintah dalam Agama dan Negara. Artinya, partisipasi kita dalam pemilu tersebut merupakan bentuk ibadah kita kepada Allloh Swt.. Nah, dalam melasanakan ibadah kepada Alloh tentunya harus sesuai dengan petunjuknya, yaitu fiqih-nya harus benar. Bukankah syarat diterimanya ibadah kepada Alloh adalah karena Ikhlas hanya kepada Alloh dan ada contohnya pada diri Rosullulloh Saw.? Artinya, yang penting adalah PROSESNYA yang harus benar, bukan hasilnya, sebab HASILNYA itu mutlak menjadi HAK PREROGATIF ALLOH AZZA WAJALLA.
Banyak orang menganggap bahwa seorang waliyulloh itu harus selalu Sakti Mandraguna. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa, seorang waliyulloh itu salah satu buktinya ialah memiliki Karomah atau sesuatu keluarbiasaan yang terjadi pada dirinya, namun kita jangan lupa bahwa para waliyulloh juga mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa dalam berinteraksi dengan manusia pada umumnya. Untuk hal ini saya teringat dengan kata-kata seorang kyai, "Kita ini sering mengidentikkan seorang Wali itu manusia yang sakti, mungkin ini akibat dari menonton film tentang Wali Songo, yang banyak adegan-adegan yang luarbiasa. Padahal yang membuat film belum tentu ia tahu dengan Wali. Coba sekali-sekali diangkat cerita tentang Wali yang sedang sakit perut, misalnya, atau Wali yang sedang menggiring ternaknya masuk ke kandang", demikian ucap kyai tersebut.
Pernah juga beberapa tahun yang lalu tepatnya Pilpres tahun 2004, dimana waktu itu salah satu calon presiden yaitu Bapak Wiranto, beliau bolak-balik ke Suryalaya bertemu dengan pangersa Abah Anom untuk memohon doa restu. Dan memang betul, secara resmi Abah mendukung Bapak Wiranto sebagai calon Presiden RI pada Pemilu tahun 2004. Sebenarnya pada saat itu ada salah satu calon yang sangat kuat yaitu Bapak SBY yang secara diam-diam silaturahmi juga ke pengersa Abah, namun tidak banyak diliput oleh media. Dalam sebuah obrolan singkat saat selesai melaksanakan sholat Jum'at, ada seorang kyai yang berujar, "Kalau Wiranto benar-benar jadi Presiden, saya akan angkat Topi pada Abah Anom", ujarnya berharap.
Setelah Pemilu Presiden selesai, ternyata yang menjadi Presiden adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Maka timbulah pertanyaan, "Apakah doa Abah tidak manjur? "Kalau benar Wali kenapa koq doanya gak diijabah? Oleh karenanya terhadap ini kami memberikan jawaban yaitu, "Terpilih atau tidak calon yang beliau pilih, tidak akan sedikitpun mengurangi keagungan beliau di sisi Alloh Swt.! Bukankah itu semua masih urusan dunia? Urusan pilih memilih jabatan di dunia itu urusan kecil. Sedangkan Wali lebih dari itu, tidak hanya lingkup urusan umat Islam di Indonesia, akan tetapi menyangkup urusan seluruh umat di Indonesia, bahkan meliputi seluruh urusan umat dunia, sampai kepada urusan semesta alam, yaitu alam mulki, alammalakut, alam jabarut, bahkan tembus ke alam lahut".
Ikhwan wa Akhwat, sekali lagi yang PENTING PROSESNYA bukan HASILNYA.
Bagi kita yang ikut pangersa Guru, justru disinilah letak rahasianya, karena dengan kita ikut pewarisnya sama halnya kita ikut Junjunan kita sayyidina wa safi'ina, wa maulana Muhammad Saw. Sebagaimana sabda beliau, "Ulama itu pewaris Nabi". (HR. Turmudzi).
Orang-orang yang berada dibarisannya, itulah orang-orang yang benar, meskipun belum tentu perjuangannya membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Sebagai contoh, pada perang Uhud umat Islam menderita kekalahan perang. Akan tetapi, meskipun mereka mendapat kakalahan, nama mereka tetap harum sebagai syuhada sampai dengan sekarang, mereka selalu dikenang sebagai pahlawan perang yang mulia karena berada dalam barisan Rosululloh Saw.
Ikhwan wa Akhwat, ketahuilah bahwa bagi kita sebagai murid, kalau kita IKUT GURU kita langsung MENANG, sebagaimana sabda beliau, "USAI ABAH NYOBLOS, ABAH LANGSUNG MENANG GAK PERLU MENUNGGU QUICK COUNT, SILAHKAN DICATAT".
Demikianlah sedikit pemikiran ini kupersembahkan khususnya kepada para Ikhwan TQN PPS agar kita tidak terjebak dalam hiruk pikuknya dunia ini. Namun semua ini sebagai perwujudan kerelaan terhadap Hadhirat Illahi Robbi yang membuktikan perintah dalam Agama dan Negara. Demi tegaknya POHON ANTI GEMPA sesuai Firman-Nya:
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
17 Juni 2014 / 19 Rojab 1435 H
Bagi kita yang ikut pangersa Guru, justru disinilah letak rahasianya, karena dengan kita ikut pewarisnya sama halnya kita ikut Junjunan kita sayyidina wa safi'ina, wa maulana Muhammad Saw. Sebagaimana sabda beliau, "Ulama itu pewaris Nabi". (HR. Turmudzi).
Orang-orang yang berada dibarisannya, itulah orang-orang yang benar, meskipun belum tentu perjuangannya membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Sebagai contoh, pada perang Uhud umat Islam menderita kekalahan perang. Akan tetapi, meskipun mereka mendapat kakalahan, nama mereka tetap harum sebagai syuhada sampai dengan sekarang, mereka selalu dikenang sebagai pahlawan perang yang mulia karena berada dalam barisan Rosululloh Saw.
Ikhwan wa Akhwat, ketahuilah bahwa bagi kita sebagai murid, kalau kita IKUT GURU kita langsung MENANG, sebagaimana sabda beliau, "USAI ABAH NYOBLOS, ABAH LANGSUNG MENANG GAK PERLU MENUNGGU QUICK COUNT, SILAHKAN DICATAT".
Demikianlah sedikit pemikiran ini kupersembahkan khususnya kepada para Ikhwan TQN PPS agar kita tidak terjebak dalam hiruk pikuknya dunia ini. Namun semua ini sebagai perwujudan kerelaan terhadap Hadhirat Illahi Robbi yang membuktikan perintah dalam Agama dan Negara. Demi tegaknya POHON ANTI GEMPA sesuai Firman-Nya:
أَفَمَنْ كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَىٰ إِمَامًا وَرَحْمَةً ۚ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ ۚ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ ۚ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya, "Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman". (QS. Hud : 17).
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
17 Juni 2014 / 19 Rojab 1435 H
Posting Komentar