Home » , » Ibadah "Satu Paket" (Lahir & Bathin)

Ibadah "Satu Paket" (Lahir & Bathin)

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 20 Oktober 2010 | 18.50

Ilustrasi
Semua manusia dalam mengamalkan ajaran Islam haruslah ’satu paket’ (lahir & bathin) seperti yang telah diajarkan Rosullullah saw., Hakikat adalah syari’at itu sendiri (tidak ada hakikat tanpa melalui syari’at), lalu…siapa sebenarnya yang mempopulerkan atau yang menyebut orang yang mengamalkan ajaran Islam ’satu paket’ adalah ’sufi’ ?
Istilah ’sufi’ itu sebenarnya ungkapan untuk menggambarkan orang yang telah mengamalkan ajaran Islam secara ’satu paket’, jadi kalau ada orang yang mengamalkan ajaran Islam "satu paket’ maka ia-lah yang pantas disebut ’sufi’, siapapun dan dari golongan manapun ia.
Nah kalau begitu, koq berani-beraninya kita menyebut diri kita ’sufi’ ? padahal seorang ’sufi’ pun tidak diperbolehkan dan tidak akan pernah menyebut dirinya ’sufi’.
Ajaran ’sufi’ sebenarnya bukanlah membuat manhaj-manhaj baru, inilah pandangan yang keliru tentang ’sufi’, yang ada ialah, seseorang belajar kepada ulama agar dapat mengamalkan ajaran Islam itu secara ’satu paket’, artinya begini, seseorang yang ingin mengamalkan ajaran Islam ’satu paket’ (syari’at & hakikat) haruslah melalui para Ulama selaku penerus Nabi. Jadi orang yang belajar kepada ulama tersebut, bukan berarti mempelajari manhaj baru, tetapi dalam rangka belajar mengamalkan ajaran Islam ’satu paket’ (seperti yang diajarkan Rosullullah saw) lewat para ulama.
Mungkin ada yang mengatakan bahwa, kan sudah ada alquran & hadist untuk mempelajari Islam ’satu paket’ ? Benar, memang sudah ada alquran & hadist, tetapi untuk mempelajari alquran dan hadist tersebut, bukankah harus melalui ulama? (dosen juga ulama lho..), tidak ada jalan lain, karena hanya para ulama lah yang mengerti ajaran Islam ’satu paket’ yang diajarkan oleh Rosullullah saw. Tinggal masalahnya kepada ulama mana kita belajar untuk dapat mengamalkan ajaran Islam ’satu paket’ tersebut? Tentu kepada Ulama sebagai penerus Nabi, karena kita tahu bahwa tingkat kemampuan dan pemahaman para ulama juga berbeda-beda.
Pernah dalam suatu pengajian ada yang mengatakan, "kenapa kita harus mengikuti ulama yach, bukankah sudah ada Rosullullah saw.?" terus ada yang menjawab, "benar, tetapi pertanyaannya, apakah bisa kita mengikuti ibadahnya Rosullullah saw.? wong kita meniru ibadah ustad kita aja belum tentu mampu". (loh koq jadi begini yach ngomongnya…)
Intinya begini deh, mengamalkan ajaran Islam itu harus ’satu paket’. Untuk mendapat ’satu paket’, kita harus belajar..., terserah mau kepada siapa, banyak jalan, banyak cara, tinggal pilih. Eh, aku gak bilang harus ke ulama tertentu loh ! Oya, soal ibadah shalat misalnya, saat shalat kita harus khusu’, tuma’ninah, sesuai syarat dan rukunnya, kenapa??? karena kita saat itu sedang menghadap Allah swt, jadi kita jaga tingkah dan perilaku kita. Tetapi kenapa kalau sehabis shalat jamaah, selesai salam misalnya, kita koq jadi bebas bergerak, berbicara, terkadang malah tertawa terbahak-bahak, atau malah kita membicarakan orang lain??? Lho….bukankah kita tetap dilihat oleh Alllah swt, walaupun kita tidak dalam shalat??? semestinya kita tetap harus menjaga sikap kita seperti saat shalat. Belum lagi gerak-gerik hati, dan pikiran kita pada saat shalat, bukankah Allah swt Maha Mengetahui apa yang tersembunyi???…… ini dalam shalat, sahadat, puasa, haji, zakat, dll bagaimana????.
Wallahualam bishawab
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger