Menjelang waktu Dhuhur, sembari menuju Masjid berpapasan dengan
seorang Ihkwan, kemudian dia berkata, "Saya ingin berbincang-bincang
sebenarnya. Jadi ada seorang yang "Pintar" di lingkungan saya,
kepadanya akhirnya saya bertanya tentang "Abah Aos", kemudian orang
pintar tersebut mengatakan kepada saya bahwa, "Beliau ini memang seorang
Ulama Besar, namun belum dilantik. Ibarat kuliah, semua mata kuliah sudah
lulus, namun belum diwisuda". Nah, mendengar pernyataan ini, semakin
membuat saya ragu-ragu dengan kemursyidan "Abah Aos".
Kemudian secara singkat saya bertanya kepada ikhwan tersebut,
"Siapa yang harusnya melantik atau wisuda? Jawabnya, "Nah itu yang
saya belum tahu, nanti akan saya tanyakan kepada orang pintar tersebut”.
Pembicaraan kami terputus, dan kamipun menunaikan Sholat Dhuhur berjamaah.
Selesai sholat, kami melanjutkan obrolan. Saya memulainya
dengan menanyakan no pin bb, karena saya ingin berbagi jikalau ada info atau
maklumat pengersa Abah Aos. Sejurus kemudian kami sudah terlibat obrolan yang
serius menyangkut tentang silsilah Mursyid TQN Suryalaya ke 38.
Secara singkat saya mengatakan, bahwa yang melantik/wisuda
seorang Mursyid adalah :
- Dilantik oleh Guru Mursyid sebelumnya (Perintah).
- Dilantik oleh Muridnya (Pengakuan).
Selanjutnya saya menjelaskan, di dalam Kitab al Anwaarul
Qudsiyyah diterangkan bahwa, "Jika seorang syeikh mursyid yang membimbing
seorang murid meninggal dunia, maka ia wajib mencari penggantinya yang dapat
MENERUSKAN BIMBINGANNYA atau yang dapat
MENAMBAH NILAI BIMBINGAN dari mursyid yang pertama.
Dan ada beberapa penjelasan Ulama tentang pengangkatan
seorang mursyid, salah satunya menurut Syaikh Sulaiman Zuhdi, dalam kitab
Majmu`atur Rosail, pengangkatan seorang mursyid dinyatakan sebagai berikut :
- Dengan perintah (Amar) dari Syeikh sebelumnya.
- Dengan Wasiat Syeikh sebelumnya.
- Di tunjuk oleh Mursyid untuk memimpin thoriqoh di satu daerah yang belum ada mursyidnya.
- Diangkat oleh para Kholifah dan murid-muridnya dengan suara bulat (apabila Mursyid sudah meninggal dunia).
Para ikhwan TQN Suryalaya menurut saya terbagi beberapa
golongan dalam memahami kemursyidan setelah meninggalnya pengersa Anah Anom,
yaitu sbb :
- Mereka yang sudah meyakini sudah ada silsilah ke 38. Mereka inilah golongan yang mendapatkan petunjuk, sebagaimana Firman Alloh swt. dalam Al Quran Surat Al Kahfi : 17.
- Mereka yang meyakini kemursyidan masih pada Abah Anom. Golongan ini seakan bertindak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, mereka seolah-olah tidak memikirkan bagi umat yang akan datang kemudian, padahal mereka sangat membutuhkan seorang Mursyid. Karena ke'egoan'nya, mereka tidak sadar secara tidak langsung telah memutuskan rantai silsilah TQN Suryalaya.
- Mereka yang masin mencari-cari siapa mursyid pelanjut Abah Anom? Golongan ini adalah mereka yang selalu "galau", ketika ketemu 'matahari', mereka mengatakan, "Inilah mursyidku, namun ketika 'matahari' tenggelam, mereka mengatakan, "Oh ternyata bukan." Suatu ketika mereka melihat 'bulan', kembali mereka mengatakan, "Inilah mursyidku", namun ketika bulan menghilang di siang hari, mereka mengatakan, "Oh ternyata bukan." Demikianlah, mereka selalu menunggu. Saya tidak paham yang ditunggu mereka apa? Apakah pengumumun?, atau Surat Keputusan?, ataukah Instruksi?, atau apa..?
- Dan ada juga yang memanfaatkan kesempatan untuk "kabur", meninggalkan ajaran thoriqoh. Inilah golongan yang mengaku murid akan tetapi bukanlah murid, sepeninggal Abah Anom menjadi kesempatan bagi mereka untuk berhenti untuk mengamalkan ajaran TQN Suryalaya; berhenti berdzikir, berhenti khotaman, berhenti sholat-sholat sunnah. Dan ada juga yang berminat pindah ajaran thoriqoh; mereka lebih percaya kepada orang lain daripada internal TQN Suryalaya. Padahal Abah Sepuh telah menyatakan dalam TANBIH, "Pun kami tempat orang bertanya tentang Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah.
Fakta Kemursyidan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul
ra. (Abah Aos) :
- Ketika pamitan kepada Abah Anom, pundak beliau ditepuk, dengan penggalan Firman Alloh Surat Al Baqarah : 247 : "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu."
- Beliau diperintah oleh Abah Anom : "Amalkan, Amankan, Lestarikan!"
- Beliau juga diperintah oleh Abah Anom : "Kembangkan Manaqiban!"
- Dan, masih banyak lagi isyarat-isyarat lainnya, yang tidak mungkin untuk dituliskan, karena seandainya pohonan dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, niscaya tak akan sanggup untuk menuliskan ilmu-Nya Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Saran saya kepada siapa saja yang ingin belajar mengamalkan
TQN Suryalaya, karena kita masih membutuhkan bimbingan mursyid yang masih bisa kita lihat, kita dengar, dan kita sentauh, maka, "Bukalah dada-dadamu dengan seluas-luasnya, dan biarkanlah kebenaran itu memasuki relung-relung hatimu yang terdalam."
MURID PASTI KENAL GURUNYA
"Terima kasih, semoga saya dibukakan", ucap ikhwan tersebut, dan kamipun mengakhiri obrolan.
Pecinta Kesucian Jiwa
Pecinta Kesucian Jiwa
+ komentar + 3 komentar
Alhamdulillaah ikhwan teraebut kinibsudah berada di gerbong 38
Punya gak kitab majmuatur rosailnya min?
Itu kitab Naqsabandiyah Kholid iah.. Syech Sulaiman Zuhri adalah Mursyid Naqsabandiyah
Posting Komentar