Latest Post
05.13
Tugas utama dari Para Nabi dan Rosullulloh adalah menyeru kepada semua manusia agar menyembah hanya kepada Alloh dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Alloh, "Laa Ilaaha Illalloh". Sabda Rosullulloh Saw., "Afdholu maaqulta ana wanabiyana, min qauli Laa Ilaaha Illalloh"- Yang paling utama kuucapkan dan yang diucapkan nabi-nabi terdahulu, ialah Tidak ada Tuhan selain Alloh.
Demikian Agungnya kalimat tersebut, kalimat yang hanya kepada manusia di amanahkan, sebagaimana Firman Alloh Swt. dalam Al Qur'an Surat Al Ahzab ayat 72-73, "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS al-Ahzab [33]: 72-73).
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah, bahwa beliau berkata: “Aku mendengar junjungan manusia Muhammad bersabda: Junjungan Malaikat, Jibril berkata: Aku tidak turun dengan membawa satu kalimat yang lebih agung dari kalimat Laa ilaaha IllaLlah. Dengan kalimat tersebut langit, bumi, gunung, pohon-pohon, daratan dan lautan muncul ke permukaan. Ingatlah kalimat tersebut adalah kalimat keselamatan ia adalah kalimat yang tinggi." (Miftahus Shudur, KH. A. Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin)
Bahwa Syaiyidina "Ali k.w. bertanya kepada nabi : "Ya Rosulullah tunjukilah aku jalan yang sependek-pendeknya kepada Allah dan yang semudah-mudahnya dan yang paling utama dapat ditempuh oleh hambaNya pada sisi Allah?. Maka bersabdalah Rosulullah : "Hendaknya kamu lakukan dzikrullah yang kekal (dzikir dawam) dan ucapan yang paling utama pernah kulakukan dan dilakukan oleh Nabi-nabi sebelum aku, yaitu Laa Ilaaha Illallaah. Jika ditmbang tujuh petaka langit dan bumi dalam satu daun timbangan, dan kalimat Laa Ilaaha Illallaah dalam satu timbangan yang lainnya, maka akan lebih berat kalimat Laa Ilaaha Illallah dalam daun timbangan yang lain".
Maka sesungguhnya menjadi tugas para Wali Alloh untuk mensyiarkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh, karena para Ulama adalah penerus para Nabi, sebagaimana Sabda Rosullulloh Saw., "Al 'ulama-u warosatul anbiya". Tentu saja dalam menegakkan kalimat tersebut pasti ada tantangan dan rintangan dari golongan manusia yang tidak ingin tegaknya kalimat yang Agung, yang biasanya datang dari kaum yang kafir atau dari golongan orang-orang munafik. Namun ingatlah, jikalau istiqomah dalam perjuangan dakwah insya Alloh akan selalu mendapatkan pertolongan oleh Alloh Swt. Bersabda Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul, "Meskipun orang-orang sampai jungkir balik, tidak akan mampu.menghalang-halangi tegaknya kalimat yang Agung."
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku maka sungguh Aku telah mengumumkan peperangan kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu (amal shaleh) yang lebih Aku cintai dari pada amal-amal yang Aku wajibkan kepadanya (dalam Islam), dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal tambahan (yang dianjurkan dalam Islam) sehingga Aku-pun mencintainya. Lalu jika Aku telah mencintai seorang hamba-Ku, maka Aku akan selalu membimbingnya dalam pendengarannya, membimbingnya dalam penglihatannya, menuntunnya dalam perbuatan tangannya dan meluruskannya dalam langkah kakinya. Jika dia memohon kepada-Ku maka Aku akan penuhi permohonannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku maka Aku akan berikan perlindungan kepadanya. Tidaklah Aku ragu melakukan sesuatu yang mesti aku lakukan seperti keraguan untuk (mencabut) nyawa seorang yang beriman (kepada-Ku), dia tidak menyukai kematian dan Aku tidak ingin menyakitinya”. HSR al-Bukhari (5/2384, no. 6137).
AKIBAT MEMUSUHI WALI ALLOH
Written By Mahmud J. Al Maghribi on Kamis, 21 Mei 2015 | 05.13
Tugas utama dari Para Nabi dan Rosullulloh adalah menyeru kepada semua manusia agar menyembah hanya kepada Alloh dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Alloh, "Laa Ilaaha Illalloh". Sabda Rosullulloh Saw., "Afdholu maaqulta ana wanabiyana, min qauli Laa Ilaaha Illalloh"- Yang paling utama kuucapkan dan yang diucapkan nabi-nabi terdahulu, ialah Tidak ada Tuhan selain Alloh.
Demikian Agungnya kalimat tersebut, kalimat yang hanya kepada manusia di amanahkan, sebagaimana Firman Alloh Swt. dalam Al Qur'an Surat Al Ahzab ayat 72-73, "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS al-Ahzab [33]: 72-73).
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah, bahwa beliau berkata: “Aku mendengar junjungan manusia Muhammad bersabda: Junjungan Malaikat, Jibril berkata: Aku tidak turun dengan membawa satu kalimat yang lebih agung dari kalimat Laa ilaaha IllaLlah. Dengan kalimat tersebut langit, bumi, gunung, pohon-pohon, daratan dan lautan muncul ke permukaan. Ingatlah kalimat tersebut adalah kalimat keselamatan ia adalah kalimat yang tinggi." (Miftahus Shudur, KH. A. Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin)
Bahwa Syaiyidina "Ali k.w. bertanya kepada nabi : "Ya Rosulullah tunjukilah aku jalan yang sependek-pendeknya kepada Allah dan yang semudah-mudahnya dan yang paling utama dapat ditempuh oleh hambaNya pada sisi Allah?. Maka bersabdalah Rosulullah : "Hendaknya kamu lakukan dzikrullah yang kekal (dzikir dawam) dan ucapan yang paling utama pernah kulakukan dan dilakukan oleh Nabi-nabi sebelum aku, yaitu Laa Ilaaha Illallaah. Jika ditmbang tujuh petaka langit dan bumi dalam satu daun timbangan, dan kalimat Laa Ilaaha Illallaah dalam satu timbangan yang lainnya, maka akan lebih berat kalimat Laa Ilaaha Illallah dalam daun timbangan yang lain".
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa tugas para Nabi yang kemudian diteruskan oleh Para Wali Alloh adalah menegakkan kalimat Tauhid, kalimat yang akarnya menghujam ke bumi daunnya menjulang ke langit yang senantiasa memberikan buahnya pada setiap musim, sebagaimana Firman Alloh, "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrohim:24-25).
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: “Barangsiapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku maka sungguh Aku telah mengumumkan peperangan kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu (amal shaleh) yang lebih Aku cintai dari pada amal-amal yang Aku wajibkan kepadanya (dalam Islam), dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal tambahan (yang dianjurkan dalam Islam) sehingga Aku-pun mencintainya. Lalu jika Aku telah mencintai seorang hamba-Ku, maka Aku akan selalu membimbingnya dalam pendengarannya, membimbingnya dalam penglihatannya, menuntunnya dalam perbuatan tangannya dan meluruskannya dalam langkah kakinya. Jika dia memohon kepada-Ku maka Aku akan penuhi permohonannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku maka Aku akan berikan perlindungan kepadanya. Tidaklah Aku ragu melakukan sesuatu yang mesti aku lakukan seperti keraguan untuk (mencabut) nyawa seorang yang beriman (kepada-Ku), dia tidak menyukai kematian dan Aku tidak ingin menyakitinya”. HSR al-Bukhari (5/2384, no. 6137).
Hati-hati, jangan coba-coba memusuhi Wali-Nya. Maka akan menyebabkan anda mendapatkan bermacam-macam kesusahan, dari yang terkecil hingga yang terbesar. Seandainya hati pengersa Abah Aos tidak penuh dengan rasa kasih sayang, niscaya akan banyak orang yang akan menderita dan mendapatkan berbagai kesusahan akibat dari memusuhi beliau. Yang kaya menjadi miskin, yang sehat menjadi sakit, yang lapang menjadi sempit, yang alim menjadi bodoh, yang arif menjadi pendengki, yang mulia menjadi hina, yang tinggi derajatnya menjadi rendah, yang bijak menjadi zholim. Itulah akibat dari memusuhi Wali-Nya, adaikan tidak dihapus oleh kemuliaan Akhlaq dan Lautan Mahabbah (Cinta) para Wali dan para Nabi kepada umatnya, hati yang diliputi rasa cinta niscaya Alloh Swt. akan menurunkan azab-Nya. Cinta dan kasih sayang yang dalam itulah yang menjadi penyebab Alloh Swt. manahan Azab-Nya.
Firman Allâh Azza wa Jalla (dalam hadits di atas), yang artinya, "Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada dengan hal-hal yang Aku wajibkan. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya."
Allâh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya, "Ingatlah wali-wali Allâh itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa.” [Yûnus/10:62-63]
Dan Firman Alloh Swt., “(Orang-orang yang bertakwa adalah) orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan kesalahan (orang lain). Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali ‘Imran: 134).
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).'” (HR. Muslim, no. 2588 dan imam-imam lainnya).
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
03.35
IKUT SAJA BERSAMA GURU AGUNG
Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 20 Mei 2015 | 03.35
Sunan Ampel |
Pasca Kemursyidan Abah Anom (Silsilah ke 37),
satu-satunya Murid beliau yang diakui sebagai Mursyid (Silsilah ke 38) oleh
Ikhwan TQN Suryalaya adalah, Pengersa Abah Aos, Syekh Muhammad Abdul Gaos
Saefulloh Maslul al Qodiri an Naqsyabandi al Kamil, Qs.
Berkata pengersa Abah di
hadapan ribuan Ikhwan di Masjid Istiqlal Jakarta, Muhammad adalah nama yang
diberikan oleh kedua orang tua beliau, Gaos adalah nama pemberian dari Syekh
Muhammad Kahfi (Mursyid Thoriqoh Syathoriyah) yang tidak lain adalah Kakek beliau
sendiri, nama tersebut diberikan kepada Ibunda beliau (Siti Muslihah) dua tahun
sebelum beliau dilahirkan. Saefulloh Maslul adalah nama yang diberikan oleh
Guru Agung Syekh Ahmad Shohibulwafa' Tajul Arifin, Qs. (Abah Anom), Al Qodiri,
adalah nama yang diberikan oleh Syekh Hashimuddin (Cucu Syekh Abdul Qodir
Jailani) di Baghdad Iraq, An Naqsyabandi, adalah nama yang diberikan oleh Syekh
Afeefuddin (Cucu Syekh Abdul Qodir Jailani) di Malaysia, dan Al Kamil, adalah
nama yang diberikan oleh Syekh Muhammad Fadhil Jailani (Cucu Syekh Abdul Qodir
Jailani) di Turky.
Menyikapi Kemursyidan pengersa Abah Aos, Pondok Pesantren Suryalaya,
berserta jajaran Pengurus Yayasan Serba Bakti (YSB), dan sebagian besar Wakil
Talkin Abah Anom, tidak menerima Kemursyidan pengersa Abah Aos, bagi mereka
kemursyidan TQN Suryalaya hingga saat ini masih ada pada Abah Anom, sampai
Alloh SWT. menentukan Wali/Guru Mursyid lain di kemudian hari.
Masalah kemursyidan adalah menyangkut tentang keyakinan, tentu saja kita
harus memaklumi bagi orang yang tidak sepaham dengan keyakinan kita. Sebagai
ikhwan TQN Suryalaya, kita harus senantiasa berpegang teguh pada isi Tanbih
dari Syekh Abdulloh Mubarok Bin Nur Muhammad Qs. (Abah Sepuh). Jaga persatuan dan kesatuan, hormat kepada
yang lebih tinggi, jangan bersengketa, rendah hati, gotong royong, jangan
berselisih, jangan menghina, jangan angkuh, harus kasih sayang, manis budi,
ramah tamah, murah tangan. Jangan membenci kepada ulama yang sezaman, jangan
memeriksa murid orang lain, jangan menyalahkan pengajaran orang lain, jangan
berubah sikap meskipun disakiti orang lain, harus menyayangi orang yang membenci
kepadamu. Sabda Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh
Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi Al Kamil, Qs., Mursyid TQN PPS silsilah ke 38
yang kini telah memiliki 89 Wakil Talkin tersebar di Indonesia, Malaysia,
hingga Jeddah Arab Saudi: "Tak Terkejar Tetapi Tidak Ada Yang
Tertinggal". Tentu saja sabda beliau itu ditujukan kepada siapa
saja Yang Mau Ikut.
Sebagai Mursyid TQN Suryalaya, pengersa Abah Aos beberapa kali mengeluarkan
Maklumat sebagai penyempurnaan ajaran TQN Suryalaya guna meningkatkan amaliyah
sekalian ikhwan. maklumat tersebut antara lain:
- Di Sirnarasa,
beliau menghimbau seluruh ikhwan agar melaksanakan amaliyah sholat sunnah
isti'anah sebanyak 4 rakaat, 2 kali salam berikut dengan doa, setelah isro', istiadah, istiharoh.
- Di
Spanyol, beliau menetapkan keseragaman Lagam dalam Khotaman.
- Bandara
Abu Dhabi, 21 Oktober 2014, Pukul 06.34 waktu setempat / 09.34 WIB.
(Sholat Sunah "Syukur Ni'mat). pengersa Abah menyatakan: "Sholat
Syukur Ni'mat lakukan dengan 2 roka'at, sebanyak-banyaknya (tak
terhingga), dimana saja dan kapan saja. Bacaan ayat setelah Surat
Alfatihah adalah ayat.ke 34 surat Ibrohim, pada rokaat pertama: "Wa
aataakum min kulli maa sa-altumuuhu, wa inta'udduu ni'matallohi laa tuh
shuuhaa". Pada roka'at kedua: "Innal insaana
lazholuumun kaffar". Setelah salam lalu sujud dengan
membaca: "Allohuma laka sajadtu, wabika aamantu walaka aslamtu
sajada wajhiya lilladzi kholaqohu wa showarohu wa syaqqo sam'ahu wa
bashorohu bi haulihi waquwwatihi tabaarokallohu ahsanul khooliqiin".
- Di
Turky, Jumat, 24 Oktober 2014 di dalam bis, Kusadasi, Pukul 10.34 waktu
setempat. Maklumat Abah Aos: "Pra Manaqib, bacakan Al Fatihah, Al
Ikhlash, Al Falaq dan An Nas Untuk Peradaban Dunia. Setelah "Untuk
Kejayaan Agama dan Negara" (baca: Untuk Kejayaan Agama dan Negara
untuk Peradaban Dunia, Al Fatihah...).
- Istambul,
Turky. Selasa, 28 Oktober 2014. Maklumat Abah Aos; "Al Fatihah ke-4
Khotaman atau Tawassul, kalimat; "Wa Muslimin wa
Muslimatin", dicukupkan (tidak digunakan). Sehingga menjadi: " ... wa ila arwahi kulli
waliyyin wa waliyatin, min masyariqil ardhi...).
- Pada
Manaqib di Masjid Istiqlal tanggal 21 Februari 2015 pengersa Abah Aos
mengeluarkan maklumat, bahwa disetiap manaqib yang dilaksanakan adalah
dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw, dimanapun dan kapanpun
juga.
- Di
Jakarta, beliau menghimbau seluruh ikhwan TQN PPS di mana saja berada,
sendiri atau berjamaah, mulai Jumat tanggal 6-14 Maret 2015, setiap ba'da
sholat ashar melaksanakan Khotaman dengan membaca Yaa
Lathif sebanyak 129 kali.
- Madinah,
07 Maret 2015. Jam 22.00 WAS. Beliau mengucapkan sholawat dan salam
kepada Baginda. Dan beliau maklumatkan agar hal ini didawamkan setiap
malam sesudah sholat dan zikir malam.
- Di
Madinah-Mekah, tanggal 9 Maret 2015, pengersa Abah menyampaikan mulai hari
ini:
- Setiap
masuk kamar kecil atau kamar mandi langsung berwudhu.
- Waktu
pelaksanaan sholat Duha dikembalikan lagi seperti pada zaman Syeikh
Abdulloh Mubarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh), yakni jam 07.00 pagi.
- Di
Sirnarasa, mulai hari Selasa, 7 April 2015, beliau menghimbau seluruh
ikhwan agar sebelum tidur membaca, "Bismillaahirrohmaanirrohiim,.
Naruddu bikal a'daau minkulli wijhatin wabil ismi tarmihim minal
bu'di bissatat. Allohuma Haafizhun Hayyun Laa Yanam", sampai tertidur.
- Di
Prapanca, Selasa 21 April 2015. Pengersa Abah mengijazahkan uluk salam
Rijalul Ghoib. Catatan dari KH. Muhammad Sholeh Hujatul Arifin: Sebelum
membaca Rijalul Ghoib, agar beruluk salam terlebih dahulu kepada pengersa
Abah Aos.
- Di
Jagat 'Arsy, Rabu, 22 April 2015 jam 08.00 pagi. Semua ikhwan diminta
untuk puasa Rojab, pada hari Kamis, kemudian malamnya sholat malam Jumat
pertama di bulan Rojab.
- Di
Bandung, beliau menghimbau dan mengingatkan agar para Ikhwan dan Akhwat
sekalian terhitung Selasa , 12 Mei 2015, untuk mengucapkan/menjawab, "Aamiin" secara nyaring, kompak, dan
berjamaah seluruh bait doa Hadrotu Syeikh Abdulloh Mubarok Bin Nur
Muhammad (Abah Sepuh) di setiap pembacaan Tanbih.
- Kepada
seluruh Ikhwan-Akhwat TQN PP Suryalaya. Abah menghimbau terhitung Rabu, 13
Mei 2015 agar menyeragamkan amaliyah pembacaan tawasul terhadap seluruh
Ahli Silsilah TQN PPs yang tertera dalam untaian Dzikir Harian, Khotaman, dan Tawasul dengan merujuk pada bimbingan
redaksi dari Pengersa Abah Sepuh berikut ini: "Tsumma ila arwaahi ahli
silsilatil Qodiriyyah Naqsyabandiyah Ma'had Suryalaya wa jami'i ahlit
thuruqi..dst".
Satu demi satu bimbingan pengersa Abah untuk semua murid-murinya, agar
senantiasa meningkat amaliyahnya yang akan menghantarkan si murid sampai kepada
Alloh SWT. Tidak mungkin seseorang akan sampai kepada Alloh hanya sekedar
bermodalkan amal yang sedikit juga jauh dari keikhlasan (penuh dengan rasa
cinta). Apalagi diiringi dengan sifat-sifat yang buruk mendominasi hati
seseorang, seperti; rasa kebencian, lisan yang tak terjaga, kesombongan, dll.
Kesemuanya itu akan menutupi hati kita, oleh karenanya menjadi gelap, sehingga
tidak mampu melihat cahaya yang terang benderang dari Tuhan-nya. Sebagaimana
Firman Alloh SWT. dalam Surat An Nur ayat 35: "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya
Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu".
Terima kasih wahai Guruku Yang Agung, meskipun tertatih-tatih diri ini
mengikuti jejak-jejak langkahmu... terkadang merayap, terkadang merangkak,
terkadang duduk, terkadang berdiri, terkadang berjalan cepat, berlari kencang,
kemudian jatuh kembali (terseok-seok). Ternyata jangankan untuk mengejar,
berada di belakangmu saja diri ini tak mampu. Namun aku tetap berharap agar di
akui sebagai murid walau sesungguhnya hanya menjadi beban bagimu...
Sampai akhirnya engkau bersabda, "Tak Terkejar
Tetapi Tidak Ada Yang Tertinggal, Ikut Saja Bersama Guru Agung". Isro' dan Mi'roj Nabi Muhammad SAW. terjadi disaat orang lain masih tidur.
Maka kalau ingin meningkat, "Disaat orang lain sudah tidur, kita masih
bangun. Saat orang lain belum bangun kita sudah bangun. Hati ini hanya
mencintai Abah Anom, Mata ini hanya melihat Abah Anom, Telinga ini hanya
mendengarkan Abah Anom”. Demikianlah ungkapan beliau yang sudah fana fi syeikh, dirinya telah lebur
bersama Gurunya Yang Agung. Firman Alloh dalam Al Qur’an Surat Al A’raf ayat
179: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
(isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati,
tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Beruraian
air mata ini menyesali kebodohan dan kemalasan. Semoga terbonceng di atas
kendaraanmu yang Agung agar sampai ke Hadirot Alloh Azza Wa Jalla, aamiin.
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
Rojab 1436 H / Mei 2015