Latest Post

Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah Wa Naqsyabandiyyah PPS ke-38

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Kamis, 28 November 2013 | 01.48




Kajian Miftahus Shudur Sang Putera Penulis Naskah (Prof. DR. Asep Usman Ismail)

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Kamis, 21 November 2013 | 19.42





Pengangkatan Sembilan Wakil Talqin Abah Gaos

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Jumat, 15 November 2013 | 02.45




Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefullah Maslul Al Qodiri ra. Manaqib di Jagat 'Arsy




DR. KH. Jujun Junaedi (Wakil Talqin)




Pengangkatan Sepuluh Wakil Talqin Abah Gaos

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Kamis, 14 November 2013 | 23.35


Hidmat Ilmiah KH. Abdul Mu'thi Mudir 'Am Jatman Pusat




KH. Dadang Mulyawan (Wakil Talqin)




Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefullah Maslul Al Qodiri ra. Manaqib di Masjid Istiqlal Jakarta




Manaqib TQN PPS di Masjid Sunan Ampel





Deklarasi Bersama Madrosah TQN PPS

Dengan ini kami, segenap ikhwan dan murid-murid, siap mengemban 5 AMANAT Pengersa Guru Agung Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefullah Maslul Al Qodiri.

Komitmen tersebut kami wujudkan dengan mendirikan nidzom ruhaniyah MADROSAH sebagai bentuk pengorganisasian kegiatan-kegiatan kethariqahan. Adapun landasan Visi, Misi, dan Tugas Madrosah merujuk pada AMANAT Syeikh Mursyid.

  1. MADROSAH THORIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYYAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA (MTQN PPS) bukan yayasan atau organisasi masyarakat (ormas) atau organisasi sosial politik (orsospol) yang berbadan hukum. MTQN PPS tidak memiliki legalitas formal.
  2. MTQN PPS adalah majelis atau zawiyah amalan ruhaniah para ikhwan dan muri-murid sekalian agar mendapat bimbingan Syeikh Mursyid dalam amal ibadah, riyadhah, mujahadah, pendalaman amaliyah, dan pengayaan ilmu ilmiyah.
  3. Kami para Pemangku MTQN PPS, berjanji tidak menggunakan bendera atau atribut MTQN PPS untuk kepentingan pribadi dan golongan; dan berjanji tidak menggunakan bendera atau atribut untuk keperluan keluar (eksternal) khususnya untuk urusan penggalangan dana kegiatan kethoriqohan, termasuk di dalamnya penghimpunan dana yang berasal dari zakat, infaq dan sadaqoh (ZIZ). Adapun untuk menunjang kegiatan kethoriqohan seperti pengembangan manaqib dan penempatan Mubaligh, pembiayaannya wajib dilakukan secara mandiri dan merupakan swadaya ikhwan dan murid-murid.
  4. Kami, para pemangku MTQN PPS, siap lahir batin mengemban tugas untuk senantiasa mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan ajaran TQN PPS.
  5. Kami, para pemangku MTQN PPS, berjanji untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan di kalangan ikhwan TQN PPS dengan menjunjung tinggi serta terus mengamalkan inti ajaran yang tersurat dan tersirat dalam TANBIH Guru Suci Syeikh Abdullah Mubaroq bin Nur Muhammad (ABAH SEPUH) dan UNTAIAN MUTIARA-nya.
Demikian DEKLARASI BERSAMA ini kami bacakan dan teguhkan dengan sebenar-benarnya, semoga Allah SWT. selalu melindungi kita dan semoga kita sekalian terbawa oleh Syeikh Mursyid sebagai murid-murid yang khidmat. Aamiin.

JAGAT'ARSY, 8 November 2013
Atas nama para Pemangku MTQN PPS.

Profil Prof. DR. H. Nazaruddin Umar (Wakil Talqin)

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar adalah salah satu tokoh Islam Indonesia kelahiran Ujung-Bone, Sulawesi Selatan yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI. Banyak karya ilmiah tentang Islam yang telah diciptakan sebagai sumbangan yang tak ternilai untuk dunia Islam Indonesia, juga banyak penghargaan yang telah diperoleh atas kerja dan karya yang beliau ciptakan. Berikut ini secara singkat disajikan Profil Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA.
Nama lengkap : Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Tempat/Tanggal Lahir: Ujung-Bone, 23 Juni 1959
Alamat :     Jl. Ampera 1 No. 10 Ragunan, Pasarminggu
Pekerjaan : Wakil Menteri Agama RI
Ayah : Andi Muhammad Umar
Ibu : Andi Bunga Tungke
Istri : Dra. Helmi Halimatul Udhma
Anak : 1. Andi Nizar Nasaruddin Umar, 2. Andi Rizal Nasaruddin Umar, 3. Cantik Najda Nasaruddin Umar
Pengalaman Pendidikan
  • SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970
  • Madrasah Ibtida'iyah 6 tahun, di Pesantren As'adiyah Sengkang, 1971.
  • PGA 4 Thn, di pesantren As'adiyah Sengkang, 1974
  • PGA 6 Thn, di Pesantren As'adiyah Sengkang 1976
  • Sarjana Muda , Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980
  • Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984
  • Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.
  • Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang" Perspektif Jender Dalam al-qur'an, 1993-1998.
  • Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994
  • Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995
  • Mengikuti Sandwich program di Paris University Perancis, 1995
  • Pernah melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.
  • Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Januari 2002.
Pengalaman Akademik
  • Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK), Jakarta, 1992- Sekarang
  • Dewan Pendiri dan pengurus Masyarakat Dialaog natar Ummat Beragama (MADIA) Jakarta, 1983-sekarang
  • Wakil Ketua wakaf yayasan Paramadina, Jakarta, 1999- Sekarang
  • Ketua Yayasan Panca Dian Kasih, Jakarta, 2001- Sekarang
  • Wakil Ketua Pengurus Pusat KMA-PBS, Jakarta, 2001-2004
  • Ketua Departemen Pemberdayaan Sosial dan Perempuan ICMI Pusat, Jakarta 2000- sekarang
  • Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, 2000- Sekarang
  • Anggota KOMNAS Perempuan, 1999-sekarang
  • Wakil Ketua (Bidang Pendidikan)Masjid Al-Tin, Jakarta, 1998-sekarang
  • Pembantu Rektor III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000-sekarang
  • Staf Pengajar bidang kajian Wanita program pasca Sarjana UI, jakarta, 1997-Sekarang
  • Ketua Program studi Agama dan Perempuan, bidang kajian wanita program pasca Sarjana UI Jakarta, 2001-sekarang.
  • Staf pengajar Pasca Sarjana Universitas Paramadina Mulia, Jakarta, 1998-2000
  • Staf pengajar Yayasan wakaf Paramadina, Jakarta, 1993-sekarang
  • Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII Jakarta, 1997-sekarang
  • Wakil sekretaris PP. Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuliuddin (HIPIUS), Jakarta, 1994-Sekarang
  • Anggota Asesor badan Akredaitasi Nasional Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta, 2001-sekarang
  • Ketua Yayasan Setara Indonesia (YASIN), Jakarta, 2001-sekarang
  • Staf ahli PSW IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001-sekarang
  • Anggota dewan Redaksi Jurnal Islam FUTURA, IAIN Ar-raniri, nanggroe Aceh Darussalam, 2001-sekarang
  • Anggota penyunting ahli Jurnal Kajian Agama Islam dan Masyarakat INTIZAR, Pusat Penelitian IAIN Raden fatah, Palembang, 2001-sekarang
  • Penanggung jawab tabloid Swara Damai Yayasan Padi Kasih, Jakarta 2002-sekarang
  • Pengasuh Rubrik Mas'il alShufiyah di majalah SUFI, Jakarta, 2002-sekarang

Karya Ilmiah
  • "Pengertian Deasa Mernurut hukum Positif dan hukum Islam" (Risalah Sarjana Muda), 1980
  • "Islam dan Nasionalisme Indonesia, Analaisa tentang Integrasi Syari'ah Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional", (Skripsi), 1984
  • "Perspektif Jender Dalam Islam", (Disertasi), 1998
  • "Fiqh Ibadah", (Diktat), Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin U&jung Pandang, Sulawasi Selatan, 1987.
  • "Tema-Tema pokok Al-Qur'an" (diktat) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta, 1994
  • "Antropolgi Jiolbab dalam perspektif feminis dan penafsiran Islam" (diktat), Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta, 1995
  • "pengantar Ulumul Qur'an" (Diktat), Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1996
  • "Pengantar Ulumul Qur'an", Baiyul Qur'an Jakarta, 1996
  • "Pandangan Ali Syariati terhadap Poligami' Dalam Bunga Rampai Pemikiran Ali Syariati, Jakarta; Pustaka Hidayah, 1999
  • Editor dan pemberi kata pengantar dalam buku " Konsep Negara dalam Islam" (Karangan Dr.H. Abd. Muin Salim) Jakarta, Rajawali Press, 1994
  • Editor dalam buku "Fiqh Siyasah" ( Karangan Dr.J. Suyuthi Pulungan, MA), Jakarta; Penerbit Rajawali Press, 1994
  • Editor dan Pemberi kata pengantar dalam buku " Konsep Magashid Syari'ah" (KaranganDr. Asafri Jayabakri), Jakarta, Rajawali Press, 1996
  • Editor dan Pemberi kata pengantar dalam buku "Ajaran dan Teladan para Sufi" (Karanan Drs. H.M. Laily Mansur, LPH.), Srigunting Jakarta, 1996
  • "Perbandingan antar aliran; Perbuatan manusia", dalam "sejarah Pemikiran Islam", (Amin Nurdin dan Afifi Fauzi Abbas, (Ed.), Jakarta; Pt. Pustaka Anatara, 1996.
  • Kata Pengantar dalam Surah Al-Fatihah bagi orang Modern" (karangan Anand Krishna), PT> Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998
  • Kata pengantar dalam "99 Nama Allah Bagi orang Modern" (karangan Anand Krishna), PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999
  • "Argumentasi Kesetaraan Jender (Perspektif Al-Qur'an), yayasan Wakagf Paramadina Jakarta 1999
  • "Kodrat Perempuan Dalam Islam", diterbitkan kerjasama lenga kajian agama dan Jender (LKAJ), Solidaritas Perempuan, dan The Asia Foundation, Desember 1999
  • "Kata Pengantar" Dalam "Surat-surat terakhir bagi orang Modern, sebuah aspirasi Spiritual" (karangan Anand Krishna), Pt. Gramedia Utama Pustaka, Jakarta, 2000
  • "Kodrat Perempuan Dalam Islam"(buku Pertama serial Perempuan), PT. Fikahati Aneska, Jakarta, Cet. I, 2000
  • "Paradigma Bari Teologi Perempuan"(Buku Kedua serial Perempuan), PT. Fikahati aneska, Jakarta, Cet.I, 2000
  • "Bias Jender dalam penafsiran Kitab Suci"(Buku Ketiga serial Perempuan), PT. Fikahati Aneska, Jakarta ,Cet.I, 2000
  • "Sifat-Sifat Allah Dalam kualitas Maskulin dan Feminim" Dalam komaruddin Hidayat, et,al" Agama di Tengah Kemelut", Media Cita, Jakarta, 2001
  • "Ibadah Mahdlah: Kiat-kiat Khusuk dalam sholat" dalam Komaruddin Hidayat, et.al, "Agama di tengah Kemelut", Media Cita, Jakarta, 2001
  • "Tafsir Untuk Kaum Tertindas" dalam Komaruddin Hidayat, et,al, "Agama di tengah Kemelut", Media Cita Jakarta, 2001.
  • "Qur'an Untuk Perempuan" Jaringan Islam Liberal dan Teater Utan Kayu, Jakarta, 2002.
  • Menulis beberapa entri di dalam Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Al-Qur'an, dan Ensiklopedi Islam Untuk Pelajar, Penerbit PT. ICHTIAR BARU VAN HOEVE, Jakarta. 
Penghargaan/Bintang
  • Piagam Penghargaan sebagai Sarjana Teladan IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984
  • Piagam Penghargaan Sebagai Doktor terbaik IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999
  • Piagam Penghargaan dari Media Executive Jakarta sebagai PROFIL EKSEKUTIF DAN PENGUSAHA INDONESIA 2000-2001, 23 Maret 2001
  • Bintang Karya Satya dari Presiden RI, 2001
  • Piagam Penghargaan dari International Human Resources Develeopment Program (IHRDP) sebagai International best Leadership Award (IBLA), 2002, 31 Maret 2002
  • Piagam Penghargaan dari International Human Resaorces Develeopment Program (IHRDP) sebagai Asean Bset Executive Award (IBLA) 2002 , 23 Juni 2002
  • Penghargaan Peniti Emas Hari Keluarga Nasional (Harganas) IX dari TP PKK Pusat, 29 Juni 2002

Profil Prof. DR. Asep Usman Ismail (Wakil Talqin)

DR. Asep Usman Ismail, M.A., adalah dosen tetap Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mata kuliah Tasawuf dan Tafsir untuk Masalah-masalah Sosial. 


Lahir di Sukabumi, 20 Juli 1960. Meraih gelar sarjana dari Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab IAIN Jakarta, 1987, dan mengikuti Program Pascasarjana IAIN Jakarta 1993, lulus 1995, dan meraih gelar doktor pada perguruan tinggi yang sama 2001 dengan disertasi berjudul “Kewalian Dalam Tasawuf Pandangan Al-Hakim al-Tirmidzi dan Ibn Taymiyyah”. Pernah menjadi Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam  Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2002-2006.


Menulis buku “Ensiklopedi Mini Sejarah Kebudayaan Islam” (Jakarta: Logos, 1996), “Menguak Yang Gaib: Khazanah Kitab Kuning” (Jakarta: Hikmah, 2001), Menulis bidang tasawuf pada Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jilid III,  (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2002). Menterjemahkan buku karya Prof. Dr. Hasan Hanafi,  “Min al-‘Aqîdah ila al-Tsawrah”, Dari Akidah ke Revolusi, (Jakarta; Paramadina, 2003), “Apakah Wali Itu Ada?, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Menyumabangkan tulisan berjudul: “Perspektif Al-Qur`an tentang Perlindungan Anak dan Fakir Miskin dalam Pengembangan Masyrakat” dalam Kusmana (ed) Bungai Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: UIN Press, 2006); Menulis Bab Pendahuluan pada buku “Pengembangan Komunitas Muslim di Kampung Badak Putih dan Kampung Satu Duit”, (Jakarta: Dakwah Press, 2007); dan menjadi editor buku “Pengamalan Al-Qur`an tentang Pemberdayaan Masyarakat”, (Jakarta: Dakwah Press, 2008); Penulis serta Wakil Pemimpin Redaksi dan Penanggung Jawab Penyusunan Ensiklopedi Tasawuf, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2009).  Menulis buku “Perspektif Al-Qur`an tentang Masalah Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Gramedia, 2011) dan Menjadi Pribadi Mulia, Peduli dan Berbagi: Perspektif Tasawuf tentang Pengembangan Diri (Jakarta: Gramedia, 2011).

Mengikuti McGill Short Course in Community Organizing di Monteral Canada Juni 2004. Menjadi Ketua Program Community Action Pilot Project (CAPP) di Desa Bojong Indah, Parung Bogor 2003-2007 dan menjadi Ketua Program Islamic Community Development Model di Kampung Badak Putih, Pelabuhan Ratu, Sukabumi Jawa Barat, menjadi Anggota Tim Penyusun Tafsir Tematik Departemen Agama RI sejak 2007 hingga kini, serta menjadi anggota Tim Penelitian “Re-edukasi Mantan Narapidana Teroris”, 2009, kerja sama Pusat Studi Al-Qur`an dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Anggota Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur`an, Jakarta.

Get this free plugin from FreeCSS3Templates.com

Kajian Kitab Sunnah-Sunnah Mursyid




Manaqib TQN PP Suryalaya di Masjid Kubah Emas

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Rabu, 13 November 2013 | 21.55




Suryalaya Bukan Panggung Sandiwara I HDST Original




Manaqib TQN PP Suryalaya



Tantangan Dakwah Sosial Media




Training Dakwah TQN




Training Da'i / Da'iyah





Dahlan Iskan Testimony About Mursyid




Kesaksianku Untuk Dia

Written By Mahmud J. Al Maghribi on Selasa, 12 November 2013 | 03.45

Cerita ini aku awali dengan pertanyaan, Mengapa Aku Mengikuti Dia?
Setelah berpulangnya pengersa Abah Anom, Syekh Shohibulwafa' Tajul Arifin, ra. Mursyid Thoriqoh Qoodiriyyah wa Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya silsilah ke 37 ke haribaan Allah SWT., pada tanggal 05 September 2011 dalam usia 96 tahun. Sejak itu saya selalu mencari dan menduga-duga siapakah yang menjadi Penerus Abah selaku Mursyid TQN PP Suryalaya silsilah yang ke 38 ? Pertanyaan ini sebenarnya juga menjadi pertanyaan dari seluruh Murid TQN PP Suryalaya, mengapa? Karena pengersa Abah Anom tidak meninggalkan wasiat (sebagai bukti majazi) tentang siapa yang menjadi penerus beliau.

Kisah ini bermula dari munculnya fenomena kemursyidan di TQN PP Suryalaya, terutama sejak Ajengan Gaos menceritakan perjalanan beliau selama 43 tahun bersama dengan pengersa Abah Anom yang disampaikan pada tanggal 11 Sya'ban 1433 H di Masjid Nurul Asror Ponpes Suryalaya. Adanya fenomena ini mengingatkan saya akan peristiwa pada hari Sabtu, 18 Juni 2011 disaat saya mengikuti Manaqib Tuan Syekh Abdul Qodir al Jaelani qs. di Masjid Agung Istiqlal Jakarta. Pada saat itu setelah selesai acara manaqib, ketika akan talqin, saya terkejut melihat pengersa Ajengan Gaos, beliau terlihat sangat tua sekali, tidak seperti biasanya. Melihat ini hatiku membatin, apakah ini sebagai pertanda bahwa beliau sudah siap menggantikan pengersa Abah Anom ?

Kemudian juga saya teringat kembali peristiwa beberapa tahun silam, tepatnya tahun 2003 saat Manaqib di Masjid An Nur Perumnas 3 Kota Tangerang. Manaqib hari itu dihadiri oleh dua orang Wakil Talqin; KH. Zezen Bazul Asyhab (Ajengan Zezen) pengasuh Ponpes Azzainiyyah dari Sukabumi dan KH. Raden Ahmad Rohim Mahmud dari Cirebon (cucu Syekh Tolhah). Ketika sesi tanya jawab, saya menanyakan tentang Tata Cara Shalat Hajat Khusus Tuan Syekh di dalam Manqobah kepada Ajengan Zezen. Namun ajengan Zezen mempersilahkan saya untuk bertanya kepada pengersa Ajengan Gaos saja (KH. Muhammad Abdul Gaos Saefullah Maslul pengasuh Pesantren Sirnarasa Panjalu, Ciamis/Wakil Talqin Abah Anom) karena beliau tidak mengamalkan shalat tersebut, sebab yang beliau amalkan shalat hajatnya Al Imam Ghazali yang 12 rakaat. Atau kepada pengersa Aang Cianjur, karena dibidang rasa beliau masih dalam bimbingan pengersa Aang Cianjur (KH. Muhaeminul Aziz), Pengasuh Ponpes Darul Falah/Wakil Talqin Abah Anom dari Cianjur.

Pada manaqib bulan berikutnya ditempat yang sama, yaitu di Masjid An-Nur Perumnas 3 dihadiri oleh pengersa Ajengan Gaos. Sehingga pada kesempatan itu saya kembali menanyakan tentang tata cara shalat hajat tersebut kepada beliau sebagaimana arahan ajengan Zezen, saya sampaikan bahwa saya diarahkan oleh ajengan Zezen agar bertanya kepada beliau saja. Setelah saya sampaikan demikian, beliau agak sedikit terkejut, "Oh begitu", oh iya, pertanyaan itu sudah tepat diajukan ke saya, karena kitabnya sudah diserahkan pengersa Abah ke saya". Kemudian beliau menjelaskan tata cara shalat tersebut. Sebenarnya yang saya ingin tahu adalah penjelasan tentang mengapa harus menghadap dan menyebut nama Tuan Syekh? Namun pertanyaan ini tidak saya lantorkan, karena rasanya kurang etis. Eh! ternyata beliau menjawab, "Ingat niatnya untuk ziaroh". Jawaban beliau itulah sebenarnya yang saya butuhkan, padahal tidak saya tanyakan.

Sebelumnya, sebelum tanggal 11 Sya'ban 1434 H, saya menghadiri Manaqib Tuan Syekh Abdul Qodir Jaelani qs. yang pertama di Ponpes Jagat 'Arsy, Manaqib ini dibuka oleh pengersa Ajengan Gaos. Pada saat itu beliau menyampaikan bahwa, "Tidak ada yang bisa mendikte saya kecuali Guru saya. Saya tidak akan bergeser semilimeterpun dari kloter 37". Saya katakan di Suryalaya, kalau dengan isyarat tidak mengerti, dengan mulut tidak mengerti, nihhh"! Sambil beliau mengacungkan kepalan tangan beliau ke atas. "Kalau mau pukul saya, pukullah angin. Kalau mau tebas saya, tebaslah air". Sekarang saya sudah memiliki ketetapan hati, tunggu tanggal 11 bulan Sya'ban".

Kemudian saya melihat ceramah beliau yang diunggah di Youtube : http://mahmudjonsen.blogspot.com/2013/04/manaqib-di-masjid-istiqlal-kh-muhammad.html Beliau mengatakan, "Pengersa Abah menetapkan penerusnya pada tahun 1957. Makanya saya katakan pengersa Abah tidak menurunkan Qirqoh Kemursyidan kepada para Wakil Talqin. Siapa saja yang mengaku Mursyid TQN Pondok Pesantren Suryalaya, Bukan, titik!".

Menanggapi fenomena ini, pihak Ponpes Suryalaya dan Yayasan Serba Bakti PPS, serta sebagian besar wakil talqin mengeluarkan Ijma I : http://www.suryalaya.org/ver2/berita.html Dengan adanya Ijma ini kemudian saya berusaha mencari lagi informasi-informasi, baik secara majazi maupun secara hakiki, tentang pengersa Ajengan Gaos. Dari pencarian tersebut saya mendapati bahwa, perkataan-perkataan pengersa Ajengan Gaos sekarang yang sering beliau ucapkan ternyata bukanlah hal baru, sebab ucapan-ucapan ini ternyata sudah diucapkan sejak dulu, sejak pengersa Abah Anom masih ada. Diantaranya dapat didengarkan di : http://www.index-of-mp3s.com/download/mp3/lagu/id/7f28ed3b/kh-abdul-gaos/

Dari hasil pencarian tersebut, akhirnya saya mengambil suatu kesimpulan bahwa, pengersa Abah Gaos, Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefullah Maslul ra. adalah penerus pengersa Abah Anom, Syekh Ahmad Shohibulwafa' Tajul Arifin ra., selaku Mursyid Thoriqoh Qoodiriyyah wa Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya silsilah ke 38. Hal ini saya tuangkan dalam tulisan : http://mahmudjonsen.blogspot.com/2013/08/cahaya-yang-tak-pernah-padam.html Sejak tulisan ini dibuatlah saya mempunyai ketetapan hati yang kuat dengan mengakui beliau dan menyambung ruhani saya kepada para ahli silsilah melalui beliau. Alhamdulillaah. Kemudian saya mengungkapkan pendapat dalam tulisan : http://mahmudjonsen.blogspot.com/2013/09/sekelumit-renungan.html tulisan ini adalah murni pendapat dan renungan saya pribadi.

Selanjutnya menyusul kemudian dikeluarkannya himbauan-himbauan dari PP Suryalaya, yakni Ijma jilid II : http://www.suryalaya.org/ver2/berita.html dan Ijma yang di SK-kan http://www.suryalaya.org/ver2/berita.html . Alhamdulillah, saya tidak bergeser semilimeterpun dari pengersa Abah Gaos. Malahan saya semakin mencari informasi agar dapat lebih dekat ke pengersa Abah Gaos, dan akhirnya saya mendapat informasi tentang adanya training Da'i di Ponpes Jagat 'Arsy, syukur alhamdulillah akhirnya saya dapat mengikuti Training Da'i/Da'iyah Brigade 38 dalam rangka mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan Thoriqoh Qoodiriyyah wa Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya, yang diselenggarakan di Madrasah TQN PP Suryalaya Pondok Pesantren Internasional Jagat 'Arsy. Mula-mula saya tidak bisa menjadi peserta, karena peserta dibatasi (sudah penuh). Namun beberapa hari kemudian, tepatnya sehari sebelum pelaksanaan training, saya mendapat SMS yang isinya : "Kalau bapak mau ikut ditungu besok check in jam 07.00 pagi". Alhamdulillah. 

Saya bersyukur kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karuniaNya ini melalui baroqah karomah pengersa Abah Gaos. Saya menyadari semua ini adalah semata-mata atas pertolongan Allah SWT. Saya tidak merasa sombong dengan anugerah ini, saya berpendapat bahwa para murid pengersa Abah Anom terbagi menjadi tiga golongan menyikapi hal ini, sebagaimana yang saya tuangkan dalam tulisan ini  : http://mahmudjonsen.blogspot.com/2013/10/perjalanan-murid-mencari-guru.html 

Fakta yang menarik :
1. Sampai saat tulisan ini dibuat saya belum pernah ke Pesantren Sirnarasa. 
2. Saya juga bukan santri di Pesantren Sirnarasa.
3. Bahkan sebelumnya, saya tidak mengidolakan pengersa ajengan Gaos.
4. Sebelum saya mengikuti training da'i di Ponpes Jagat 'Arsy saya belum pernah membaca buku Suryalaya Bukan Panggung Sandiwara (saya tahu buku ini dari setelah membaca Ijma), buku tersebut baru saya baca disela-sela training dengan meminjam dari salah satu peserta training, dan saya juga belum pernah membaca buku Saefullah Maslul Menjawab 165 Masalah Seri 2, buku tersebut baru saya baca setelah dihadiahkan oleh pengersa KH. Dadang Muliyawan di sela-sela training. 

Ini faktanya :

Written By Mahmud Jonsen on Kamis, 22 Agustus 2013 | 02.24


Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
15 Syawal/22 Agustus 2013. 15.35 WIB. (Ba'da Ashar)

Di dalam buku "Suryalaya Bukan Panggung Sandiwara" :













Senin, 02 September 2013 | 03.23


Dengan melihat, mendengar, dan merasakan bahwa banyaknya jamaah atau pengamal TQN di bawah bimbingan pengersa Abah Anom yang berjumlah puluhan juta orang yang tersebar di Manca Negara, rasanya tidak mungkin Allah SWT. tidak menurunkan penerus beliau selaku Mursyid TQN Pondok Pesantren Suryalaya. Jadi insya Allah sudah dapat dipastikan bahwa penerus beliau itu pasti Ada!

Di dalam buku "Suryalaya Bukan Panggung Sandiwara" :













Senin, 02 September 2013 | 03.23


Sudah dapat dipastikan bahwa penerus beliau tersebut adalah seorang murid beliau yang akan melanjutkan (melestarikan) ajaran TQN yang beliau ajarkan. Jadi tidak mungkin sang penerus itu berasal dari luar TQN Pondok Pesantren Suryalaya.

Di dalam buku "Saefullah Maslul Menjawab 165 Masalah Seri 2" :













4. Adanya fenomena ini mengingatkan saya pada hari Sabtu, 18 Juni 2011 saat mengikuti manaqib Tuan Syekh Abdul Qodir al Jaelani qs. di Masjid Istiqlal Jakarta, pada saat itu setelah selesai acara manaqib, ketika akan talqin, saya terkejut melihat pengersa Ajengan Gaos, beliau terlihat sangat tua sekali, tidak seperti biasanya. Melihat ini hatiku membatin, apakah ini sebagai pertanda bahwa beliau sudah siap menggantikan pengersa Abah Anom ? >>> Dan ternyata pengersa Abah Anom wafat pada hari Senin, 05 September 2011, tiga bulan kemudian dari Manaqib di Masjid Istiqlal Jakarta.

5. Ketika sesi tanya jawab saat Manaqib di Masjid An-Nur Perum 3 Tangerang, saya menanyakan tentang Tata Cara Shalat Hajat Khusus Tuan Syekh di dalam Manqobah kepada Ajengan Zezen. Namun ajengan Zezen mempersilahkan saya untuk bertanya kepada pengersa Ajengan Gaos saja (KH. Muhammad Abdul Gaos Saefullah Maslul pengasuh Pesantren Sirnarasa Panjalu, Ciamis/Wakil Talqin Abah Anom) karena beliau tidak mengamalkan shalat tersebut, sebab yang beliau amalkan shalat hajatnya Al Imam Ghazali yang 12 rakaat. >>> Pada manaqib bulan berikutnya ditempat yang sama, yaitu di Masjid An-Nur Perumnas 3 dihadiri oleh pengersa Ajengan Gaos. Saya tanyakan, beliau menjawab"Oh begitu", oh ya, pertanyaan itu sudah tepat diajukan ke saya, karena kitabnya sudah diserahkan pengersa Abah ke saya". Kemudian beliau menjelaskan tata cara shalat tersebut. Sebenarnya yang saya ingin tahu adalah penjelasan tentang mengapa harus menghadap dan menyebut nama Tuan Syekh? Namun pertanyaan ini tidak saya lantorkan, karena rasanya kurang etis. Eh! ternyata beliau menjawab, "Ingat niatnya untuk ziaroh". Jawaban beliau itulah sebenarnya yang saya butuhkan, padahal tidak saya tanyakan.

6. Didalam buku "Saefullah Maslul Menjawab 165 Pertanyaan", yang diterbitkan bulan Agustus 2006. Pasal 6, ada yang bertanya, " Siapa yang mengetahu penggantinya itu?". Beliau menjawab, "Sudah pasti yang satu itu yang mengetahuinya.... dst. >>> Ini berarti beliau konsisten dengan ucapannya, karena buku tersebut diterbitkan dimasa pengersa Abah Anom masih hidup. Seorang Mursyid cirinya ialah Konsisten dan Istiqomah.

7. Sewaktu pertama pengersa Abah Gaos menginjakkan kaki di bulan Maret tahun 1968 di Pesantren Suryalaya, bertemu dan berkhidmat dengan pengersa Abah Anom, pada saat pamit pulang, pengersa Abah Gaos bertekuk lutut di hadapan pengersa Abah Anom, tangan kanan mencium tangan kanan Abah Anom, dan tangan kiri Abah Anom menepuk tengkuk Abah Gaos dan bersabda, "Waqoolalahum nabiyyuhum, innallaaha qodba'asta lakum thooluut malikan. Qoluu annaa yakuunu lahul mulku 'alainaa wanahnu".(QS. Al Baqoroh : 247) >>> Ini menandakan bahwa pengersa Abah Gaos telah diperintah oleh pengersa Abah Anom, karena beliau sudah dipilih sebagai penerusnya selaku Mursyid Thoriqoh Qoodiryyiah wa Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya. Karena firman Allah SWT, "Laa tabdiila likalimaatillaah". (QS. Yunus : 64).

8. Dan masih banyak lagi isyarat-isyarat lainnya yang tak mungkin saya tuliskan. Kejadian-kejadian ini tentu bukan secara kebetulan, karena dalam tradisi pengamalan ilmu Tashawuf tidak ada yang kebetulan, semua itu isyarat dari Allah SWT.

Hal-hal lainnya :
1. Sebenarnya diantara para Mubaligh dan wakil talqin TQN PP Suryalaya, saya mengidolakan pengersa Ajengan Zezen Bazul Asyhab, karena beliau sangat cerdas, memiliki ilmu yang tinggi, banyak menyandang jabatan-jabat formal. Bahkan saya sempat berharap beliaulah yang akan meneruskan silsilah TQN PP Suryalaya. Namun setelah Allah SWT. memberikan petunjukknya kepada saya, ternyata saya menjadi tahu bahwa beliau bukanlah penerus silsilah TQN PP Suryalaya. 
Alasan-alasannya adalah sbb :
- Dibeberapa kesempatan pengersa ajengan Zezen banyak menyebutkan bahwa beliau sudah banyak belajar Thoriqoh selain TQN PP Suryalaya, bahkan semakin tahun jumlah Thoriqoh yang dipelajari beliau semakin bertambah jumlahnya. >>> Ini menandakan bahwa beliau bukan murid "asli" Abah Anom, dalam arti tidak mengetahui Abah Anom secara keseluruhan jika dibandingkan dengan Abah Gaos. Karena syarat Mursyid harus mengetahui Guru Mursyidnya secara luas.

- Dibeberapa kesempatan pengersa ajengan Zezen menyebut pengersa ajengan Gaos adalah Senior beliau di TQN PP Suryalaya. >>> Ini menandakan bahwa beliau Junior, karena baru beberapa tahun ikut pengersa Abah Anom, kalau tidak salah sejak tahun 1990, jauh sekali jika dibandingkan dengan Abah Gaos yang sudah ikut Abah Anom sejak tahun 1968.

- Dalam hidmat ilmiah Manaqib di Ponpes Suryalaya, ajengan Zezen menyampaikan, "Sebagai khodim Pesantren Suryalaya, apapun pangkatmu, setinggi apapun pengetahuanmu, sehebat apapun ibadahmu, sehebat apapun kemampuan manajemenmu yang namanya murid Suryalaya, semuanya adalah Khodim (Pelayan). Seluruh murid TQN Pontren Suryalaya, setinggi apapun ilmunya, sehebat apapun ibadahnya, sehebat apapun amalnya, sekaya apapun hartanya, sehebat apapun kepemimpinannya, setinggi apapun pangkatnya, posisikan diri anda semua jangan ragu kita semua adalah Khodim (Pelayan)." >>> Ini menandakan berarti beliau bukan Mursyid, tetapi sebagai Khodim, sedangkan Mursyid adalah Pemimpin.

2. Melestarikan TQN PP Suryalaya, maksudnya adalah ; bisa saja saya berpendapat bahwa saya tidak membutuhkan Mursyid baru penerus silsilah ke 38, tokh saya sudah ditalqin oleh pengersa Abah Anom. Sayapun masih bisa mengamalkan apa yang sudah beliau ajarkan. Jadi saya tidak memerlukan Mursyid baru. Akan tetapi dengan membuka hati seluas-luasnya untuk menerima hakikat kebenaran maka kita akan menjadi tahu bahwa pendapat kita tersebut adalah sebuah kesombongan. Mengapa ? karena dengan demikian berarti kita telah EGOIS tidak PEDULI dengan IKHWAN YANG BARU AKAN DATANG, mereka sangat memerlukan Mursyid. Meskipun ada wakil talqin, akan tetapi mereka bukanlah Mursyid ! Maka KITA SEMUA BUTUH SEORANG MURSYID.

3. Pengakuan tokoh, diantaranya :

KH. Muhammad Sholeh Hujatul 'Arifin (Wakil Talqin).
















Bapak Dahlan Iskan (Meneg BUMN).

Syaikh Hasyimudin (Cucu ke 18 Syekh Abdul Qodir Al Jaelani QS.)
Prof. DR. Nazaruddin Umar (Wakil Menteri Agama RI). 













Jamaah Manaqib di Masjid Istiqlal Jakarta












Wawancara Stasiun Televisi

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. UNTAIAN MUTIARA TQN SURYALAYA - SIRNARASA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger